
“Jadi, jatuhnya begitu pelanggan isu ulang di Fast Charger menjadi Rp3.400, dan untuk Ultra Fast Charger Rp 3.600. Perbandingan dengan pengisian kendaraan berbasis BBM untuk jenis Pertamax 1 liter Rp 12.000, jika 2 liter Rp 24.000. Sedangkan kendaraan listrik, jika mengisi 1 kWh hanya Rp 3.400, 2 kWh Rp 6.800,” urainya.
Jika pengguna EV isi ulang melebihi angka maksimal, jelas Edi, sesuai ketentuan Kepmen ESDM Nomor 182.K Tahun 2023, tidak dikenakan biaya layanan tambahan. Biayanya akan stay di angka Rp 25.000 untuk Fast Charger atau Rp 57.000 untuk Ultra Fast Charger.
“Kita bisa sampaikan kepada pengguna EV bahwa dengan biaya Rp 3.400, dibandingkan kendaraan Internal Combustion Engine (ICE) lebih esisien antara 57 persen hingga 65 persen,” pungkasnya.
Menambah Jumlah SPKLU
Edi menyebutkan, berdasarkan data dari Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), saat Natal dan Tahun Baru 2023-2024, ada 28.000 kendaraan EV yang digunakan untuk mudik. Pihaknya mengetahui data tersebut dari kendaraan EV yang isi ulang di SPKLU PLN sepanjang jalur mudik.
“Jadi, sepanjang jalur tol dan jalur mudik kita hitung ada 1.290 kendaraan yang melintas. Artinya, jika dihitung berdasarkan persentase EV dengan kendaraan ICE, sekitar 4,5 persen,” terangnya.
Pada Lebaran 2024, EV yang dipergunakan untuk mudik sebanyak 39.896 atau naik sekitar 4.300 kendaraan (10,8 persen). Sementara saat Nataru 2024, dari 68.000 yang digunakan untuk mudik, tercatat 13.000 merupakan EV. Terjadi kenaikan hampir 20 persen.