
“Sejak November 2019, YKPN melalui pakarnya juga menjadi tim penyusunan program Transformasi Ekonomi Kampung Terpadu (TEKAD). TEKAD adalah program kemitraan International for Agriculture Development (IFAD) dengan Kementrian Desa untuk enam tahun ke depan (2020-2026). Tujuan program ini untuk mempercepat kemandirian kampung- kampung tertinggal di lima provinsi Indonesia bagian timur,” paparnya.
Padi Trisakti dan Pupuk Super Organik
Berkat implementasi teknologi yang dimiliki YKPN, Soud Aminah mengklaim rata-rata produksi padi yang ditanam di lahan pertanian yang telah didukung pengairan irigasi yang baik bisa mencapai antara 12 hingga 14 ton per hektare. Sementara di lahan-lahan rawa atau gambut, jika diberikan perlakukan tanaman yang baik bisa mencapai 7 ton per hektar.
Soud Aminah menuturkan, tahun 2020, YKPN melakukan terobosan menanam padi Trisakti di areal super ekstrim, yaitu areal apung di atas air danau dengan kedalaman 4 hingga 7 meter di Kalimantan Tengah. Tepatnya di Desa Buntok, Kecamatan Dusun Selatan, Kabupaten Barito Selatan.
“Terobosan ini dilakukan karena masyarakat tani yang menetap di atas lahan gambut sering gagal panen karena lahan pertaniannya tenggelam akibat air pasang sungai dan danau yang meluap sampai setinggi dua meter. Masyarakat tani di desa ini menanam padi lokal Siam Unus yang panennya enam bulan,” kenangnya.
Sebelumnya, di tahun 2019, kelompok tani binaan YKPN telah dua kali panen padi Trisaksi, dengan produksi rata-rata 5 hingga 7 ton GKP per hektare di atas areal gambut, yang menghasilkan beras premium.
“Padahal, sebelumnya kemampuan panennya hanya mencapai 1 hingga 3 ton GKP per hektare,” ujarnya.
Torehan peningkatan produktivitas padi Trisakti tersebut, diungkapkan Soud Aminah, berkat dukungan pemberian pupuk super organik Bioteknologi Mikroba yang diproduksi YKPN.
Pupuk super organik ini selain bisa menyerap logam berat, juga mampu menangkap unsur kimia alami untuk kesuburan tanah seperti N, P, dan K. Kemampuan produksinya 10.000 liter per hari. Kapasitas ini setara dengan 2.000 ton pupuk Urea; 400 ton SP-36; dan 250 ton KCI. Kapasitas 10.000 liter per hari tersebut juga setara untuk 1.700 hektare per hari. (Syarif)