Jombang,corebusiness.co.id-Sebagai salah satu lumbung padi nasional, Provinsi Jawa Timur terus berupaya menjaga stabilitas produksinya. Selain mengintensifkan penambahan luas tanam, Kementerian Pertanian (Kementan) juga memberikan dukungan melalui peningkatan upaya produktivitas tanaman padi. Salah satu dukungan Kementan adalah melalui kegiatan Penerapan Pengelolaan Hama Terpadu (PPHT) yang dilaksanakan di Kabupaten Jombang.
Puncak acara PPHT, Farmer Field Day (FFD) atau hari temu lapangan petani yang digelar beberapa waktu yang lalu (21/11) di Desa Barongsawahan, Kecamatan Bandarkedungmulyo, Kabupaten Jombang menjadi bukti nyata keberhasilan petani Jombang dalam menerapkan PHT. Kehadiran perwakilan dari luar daerah, seperti Jawa Tengah, Bali, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan Sulawesi Selatan pun menunjukkan bahwa PHT di Jombang patut dicontoh.
Kolaborasi berbagai pihak dalam memeriahkan acara FFD ini pun mendapatkan apresiasi dari Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Yudi Sastro. “Saya sangat mengapresiasi semangat dan dedikasi petani Jombang dalam menerapkan PHT. Keberhasilan ini membuktikan bahwa dengan kolaborasi yang baik antara pemerintah, petani, dan pemangku kepentingan terkait akan memudahkan pencapaian pembangunan pertanian yang berkelanjutan”, ujar Yudi.
Selain meningkatkan produksi padi, PHT juga memberikan manfaat bagi lingkungan dan kesejahteraan petani. Hal ini sejalan dengan arahan Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman yang menyampaikan bahwa upaya pencapaian swasembada pangan tetap harus mengedepankan pembangunan pertanian yang berkelanjutan. Andi Amran juga sering menekankan pentingnya inovasi dan teknologi dalam mendukung pengembangan pertanian, termasuk dalam penerapan PHT.
Direktur Perlindungan Tanaman Pangan, Rachmat menuturkan bahwa keberhasilan penerapan PHT di Jombang juga tidak terlepas dari partisipasi aktif petani dan peranan petugas pemandu, yaitu Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT). “Petani Jombang telah menunjukkan pemahaman yang sangat baik tentang konsep PHT dan mampu menerapkannya dengan sangat baik. Keberhasilan ini harus terus dipertahankan dan ditingkatkan. Ini adalah awal, pembuktiannya nanti di musim tanam berikutnya. Apakah yang diperoleh selama kegiatan ini dimanfaatkan atau tidak,” ujar Rachmat.
Ketua Kelompok Tani Sawahan, Ali Hupron mengungkapkan rasa syukurnya atas keberhasilan ini. “Dengan menerapkan PHT, panen kami meningkat menjadi 8 ton per hektar dan biaya produksi kami berkurang. Kami sangat berterimakasih atas dukungan pemerintah dan berharap ilmu yang kami dapatkan terus berkembang dan bermanfaat nantinya,” ungkap Ali.
Sebagai tindak lanjut dari kegiatan PPHT, Kelompok Tani Sawahan berkomitmen untuk terus meningkatkan kulitas pertanian melalui pembentukan Regu Perlindungan Tanaman (RPT) sebagai tim pengendali OPT dan Pos Pelayanan Agens Hayati (PPAH) sebagai penyuplai logistik bahan pengendalinya.
Senada dengan Ali, Kepala Dinas Pertanian Kab. Jombang, Muh. Ronny juga menekankan pentingnya peran desa dalam mendukung program PHT. “Kami menargetkan 200 dari 306 desa di Jombang memiliki RPH/RPT tahun depan. Dengan demikian, kita dapat memastikan bahwa kemandirian petani dalam pengelolaan OPT dan penerapan PHT semakin masif di sini,” tegas Ronny.
Di Jawa Timur, semangat kemandirian petani juga terlihat dari kegiatan penguatan jaringan PPAH. Sebelumnya (19/11), telah digelar pertemuan penguatan PPAH Guyub Rukun di Tulungagung yang meliputi wilayah Kab. Tulungagung, Kediri, Trenggalek, Nganjuk, dan Blitar. Pada pertemuan ini, petani saling berbagi pengetahuan dan pengalaman dalam mengembangkan APH untuk mendukung penerapan PHT, bertani secara mandiri dan ramah lingkungan untuk hasilkan produksi tinggi yang aman konsumsi.
Keberhasilan PHT di Jawa Timur membuktikan bahwa dengan partisipasi serta kolaborasi yang kuat, inovasi, dan komitmen yang tinggi, pertanian berkelanjutan dapat menjadi kenyataan. Semoga keberhasilan ini dapat menginspirasi daerah lain untuk mengikuti jejak Jawa Timur dalam mewujudkan ketahanan pangan nasional. (ADV)