160 x 600 PASANG IKLAN
160 x 600 PASANG IKLAN
160 x 600 PASANG IKLAN
160 x 600 PASANG IKLAN

Lukito Gazali: Produk Harita Nickel Terbuka untuk Semua Pasar

Fasilitas pengolahan nikel milik Harita Nickel di Pulau Obi, Halmahera Selatan, Maluku Utara.
750 x 100 PASANG IKLAN

Program hilirisasi industri mineral logam yang diluncurkan semasa pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan dilanjutkan oleh Presiden Prabowo Subianto. Baik Jokowi maupun Prabowo menilai tumbuh berkembangnya industri pengolahan dan pemurnian (smelter) mineral logam bisa memberikan nilai tambah komoditas tersebut. Dibandingkan dijual dalam bentuk raw material.

Raw material mineral logam jenis nikel kadar rendah (limonit), misalnya, sebelumnya tak berharga. Perusahaan pertambangan nikel di sektor hulu hanya mengambil nikel kadar tinggi (saprolit) yang laku di pasaran untuk bahan baku baja tahan karat (stainless steel).

Pemerintahan Presiden Jokowi, ketika itu, mengundang beberapa investor untuk membangun smelter limonit menjadi produk setengah jadi sebagai bahan baku komponen baterai kendaraan listrik (electric vehicle battery).

Seiring perjalanan, pabrik hasil usaha patungan Hyundai Motor Group dan LG Energy Solution Ltd di Kawarang, Jawa Barat, mulai memproduksi EV Battery high-voltage (HV) mid-nickel. LG Energy Solution menargetkan bisa memproduksi dalam jumlah lebih banyak EV Battery dari nikel tersebut di Indonesia di tahun 2025.

750 x 100 PASANG IKLAN

Sementara itu, Harita Nickel juga telah memproduksi nickel sulfat. Intermediate product Harita Nickel sebagai salah satu bahan baku EV Battery. Harita Nickel menjual nikel sulfat ke pasar luar negeri, lantaran belum ada permintaan pasar di dalam negeri.

“Harita Nickel terbuka untuk menjual ke seluruh pasar, baik lokal maupun global. Harita Nickel juga akan selalu mengikuti trend kebutuhan pasar, dan akan memposisikan diri sebagai pemain kunci dalam industri nikel global di masa akan datang,” kata Head of Investor Relation Harita Nickel, Lukito Gazali kepada corebusiness.co.id.

Lukito Gazali menjabarkan produksi nikel sulfat dan kobalt sulfat dan dukungan Harita Nickel terhadap program hilirisasi industri mineral logam di Indonesia. Berikut petikan wawancaranya:

Harita Nickel telah memproduksi produk antara nikel sulfat sebagai salah satu bahan baku EV Battery oleh PT Halmahera Persada Lygend. Bagaimana Harita Nickel melihat peluang industri EV Battery di Indonesia?

750 x 100 PASANG IKLAN

Harita Nickel, sebagai perusahaan pertambangan dan pemrosesan nikel terintegrasi menyambut baik produksi EV Battery di Indonesia. Kami berharap Indonesia dapat memiliki ekosistem (hulu ke hilir) untuk industri kendaraan listrik ke depannya. Dalam proses penjualan produk yang dihasilkan, perseroan selalu terbuka untuk semua pasar, baik lokal maupun global, terutama kepada mitra strategis yang memiliki visi dan misi yang sejalan dengan Harita Nickel.

Harita Nickel memiliki fasilitas produksi yang dapat mengubah Mixed Hydroxide Precipitate (MHP) menjadi nikel sulfat dan kobalt sulfat. Dua komoditas ini penting sebagai bahan baku pembuatan prekursor yang selanjutnya diolah menjadi katoda. Katoda pun akhirnya akan menjadi bahan baku baterai kendaraan listrik. Karena Indonesia belum memiliki pabrik prekursor, maka nikel sulfat dan kobalt sulfat yang diproduksi Harita Nickel diekspor seluruhnya ke luar negeri (China).

Mixed Hydroxide Precipitate (MHP) yang memproduksi refinery HPAL milik Harita Nickel

Dengan adanya produksi baterai kendaraan listrik di dalam negeri, langkah ini akan menjadi penting demi mengisi kekosongan rantai produksi baterai kendaraan listrik. Secara umum, dukungan pemerintah serta kolaborasi dengan pihak swasta merupakan hal yang krusial untuk menciptakan ekosistem kendaraan listrik yang terintegrasi dari hulu ke hilir.

Berapa rata-rata produksi nikel sulfat dan kobalt sulfat yang dihasilkan PT HPL per tahun?

PT Halmahera Persada Lygend (HPL) memiliki kapasitas konversi MHP sebesar 55.000 ton nikel sulfat dan 6.750 ton kobalt sulfat per tahun. Jumlah konversi MHP yang dilakukan akan bervariasi tergantung dari harga MHP dan nikel sulfat dan kobalt sulfat pada saat itu. Karena hampir seluruh kebutuhan dan pemain prekursor ada di China, seluruh produksi nikel sulfat dan kobalt sulfat Harita Nickel diekspor ke luar negeri.

750 x 100 PASANG IKLAN

Berapa ton rata-rata kebutuhan nikel kadar rendah (limonit) yang disupply ke PT HPL untuk diproduksi menjadi nikel sulfat dan kobalt sulfat?

PT HPL dengan total kapasitas produksi sebesar 55.000 ton kandungan nikel dalam MHP per tahun, memerlukan sekitar 8 juta ton bijih nikel limonit. Jumlah MHP yang dikonversi ke nikel dan kobalt sulfat akan bergantung kepada harga pasar pada saat akan melakukan konversi.

Harita sudah menjalin kerja sama dengan perusahaan atau produsen EV Battery di dalam negeri?

Hingga saat ini kami belum menjalin kerja sama dengan produsen baterai kendaraan listrik dalam negeri. Namun Harita Nickel terbuka untuk menjual ke seluruh pasar, baik lokal maupun global. Harita Nickel juga akan selalu mengikuti trend kebutuhan pasar dan juga akan memposisikan diri sebagai pemain kunci dalam industri nikel global di masa yang akan datang.

Setelah memproduksi nikel dan kobalt sulfat, apakah Harita Nickel akan memproduksi produk olahan lainnya dari nikel kadar rendah?

Sampai saat ini Harita Nickel akan fokus ke produk yang sudah dihasilkan yaitu produk turunan nikel berupa Feronikel untuk industri stainless steel dan produk turunan untuk bahan baku baterai mobil listrik berupa MHP, nikel sulfat dan kobal sulfat.

Nikel sulfat bahan utama penyusun prekursor katoda baterai kendaraan listrik produksi Harita Nickel.

Pandangan Harita Nickel untuk peluang bisnis pembuatan produk antara EV Battery di Indonesia?

Harita Nikel mendukung upaya pemerintah dalam melakukan hilirisasi dan penciptaan ekosistem kendaraan listrik dan baterai kendaraan listrik di Indonesia. Ke depannya, Harita Nickel terbuka untuk dapat melakukan kerjasama dan kolaborasi dengan pihak lokal maupun global dalam upaya mendukung terciptanya ekosistem produk baterai mobil listrik di Indonesia.

Harapan Harita Nickel kepada pemerintah agar industri pengolahan dan pemurnian nikel kadar rendah hingga industri produk antara untuk pemenuhan baterai kendaraan listrik terjalin sinergitas untuk mendukung pencapaian Net Zero Emission tahun 2060 di Indonesia?

Kami yakin pemerintah akan terus mendukung dalam upaya untuk pencapaian Net Zero Emission di tahun 2060 dengan menerapkan hilirisasi yang berkelanjutan. Upaya hilirisasi nikel yang berkelanjutan memerlukan kerjasama yang baik dari pemerintah, swasta, lokal dan international. Harita Nickel meyakini bahwa kerja sama, kolaborasi, serta komunikasi dua arah yang baik dengan pemangku kepentingan, akan mempercepat proses hilirisasi yang berkelanjutan.

Harita Nickel sebagai salah satu pelaku usaha di sektor industri nikel juga akan terus memberikan masukan dan berdiskusi dengan Pemerintah terkait kendala dan tantangan yang dialami oleh pelaku di industri nikel dan pemangku kepentingan terkait. (Syarif)

 

 

750 x 100 PASANG IKLAN

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Terkait
930 x 180 PASANG IKLAN
Core Business

Bincang Kepo

Promo Tutup Yuk, Subscribe !