Perbedaan pokok antara kendaraan diesel dengan bensin adalah dalam penggunaan bahan bakar dan cara pemberian bahan bakar dan pembakarannya. Pada kendaraan bensin, campuran udara dan bensin dimasukkan ke dalam silinder dan dibakar dengan bantuan percikan api dari busi. Sedangkan pada kendaraan diesel, yang diisap hanya udara saja dan dikompresikan sampai tekanan dan temperatur naik. Bahan bakar kemudian diinjeksikan atau dikabutkan ke dalam silinder mendekati akhir langkah kompresi melalui pengabut (nosel) pompa injeksi, sehingga bahan bakar terbakar sendiri. Dengan ketentuan, perbandingan kompresi harus berada antara 15-22, sedangkan tekanan kompresi antara 26-40 Kg/cm2
Namun, untuk menghasilkan proses pengabutan yang sempurna dibutuhkan minyak diesel (solar) yang bagus pula. Karena itulah saringan bahan bakar memegang peranan yang penting, minimal untuk menyaring kotoran-kotoran yang tercampur pada bahan bakar.
Menukil buku Direktori Bengkel Pilihan Sejadebotabek disebutkan, jenis saringan motor diesel ada dua macam. Pertama, saringan untuk menyaring bahan bakar dari tangki yang masuk ke pompa penyalur. Kedua, untuk menyaring bahan bakar dari pompa penyalur yang masuk ke pompa injeksi.
Hanya saja, terkadang kita agak kewalahan juga dengan masalah solar. Terkadang ada solar kekurangan atau terlalu banyak daya bakarnya, yang sudah tentu akan mempengaruhi komponen-komponen yang terdapat pada motor diesel, seperti pengabut (nosel), pompa bahan bakar, governor (regulator) atau bagian pompa injeksi. Hal ini dikarenakan kadar oktan solar oplosan tidak sesuai dengan yang dibutuhkan motor diesel. Mungkin solarnya itu sudah tercampur bahan lain, seperti minyak tanąh.
Efeknya engine menjadi pincang. Di antaranya, kalau di-starter agak sulit dihidupkan, Kalaupun mau, tapi hidupnya lama. Lajunya seperti tak bertenaga, karena tersendat-sendat. Selain itu asap yang keluar dari knalpot menyebarkan bau yang kurang enak, dan bila terkena di mata terasa pedas di mata, karena solarnva tidak terbakar penuh. Artinya masih ada sisa bahan bakar yang tidak terbakar.
Jika kejadian ini terus dibiarkan, maka minyak diesel yang tidak terbakar itu akan mengendap dan menjadi kotoran pada bagian sistem-sistem bahan bakar. Lama-kelamaan akan membuat aus dan berakibat timbulnya kebocoran.
Namun, untuk mengantisipasi merembetnya keausan pada peranti-peranti bergerak pada motor diesel, alangkah baiknya dilakukan pemeriksaan dan pengujian sistem-sistem bahan bakar tersebut. Cara yang dilakukan, antara lain: