Jakarta,corebusiness.co.id-Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulawesi Utara menyampaikan Perkembangan Indeks Harga Konsumen (IHK) Provinsi Sulawesi Utara September 2024, Selasa (1/9/2024) kemarin. Dari inflasi year on year (y-on-y) Sulawesi Utara sebesar 3,66 persen dengan IHK 106,69, inflasi tertinggi terjadi di Kabupaten Minahasa Selatan (Minsel) 6,31 persen dengan IHK 107,44.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulawesi Utara, Aidil Adha menyampaikan, dari inflasi year on year Sulawesi Utara sebesar 3,66 persen dengan IHK 106,69, inflasi terendah terjadi di Kota Manado sebesar 2,61 persen dengan IHK 105,56.
Aidil menguraikan, inflasi y-on-y terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya indeks kelompok pengeluaran, yaitu kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 10,42 persen. Kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga 0,25 persen. Kelompok kesehatan 0,63 persen. Kelompok transportasi 1,28 persen. Kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya 0,55 persen. Kelompok penyediaan makanan dan minuman, dan restoran 3,63 persen.
“Inflasi year to year juga terjadi di kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 3,47 persen,” kata Aidil.
Sementara kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan indeks, disebutkan Aidil, yaitu kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 3,14 persen. Kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga 0,93 persen. Kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan 0,99 persen, dan kelompok pendidikan 1,22 persen.
Kondisi IHK Sulawesi Utara September 2024 berbeda dengan Agustus 2024, yang mengalami deflasi 0,54 persen month to month (mtm).
Menurut Aidil, deflasi ini merupakan ketiga kalinya secara berturut-turut, dan keenam kalinya sepanjang tahun 2024. Inflasi Tahun Kalender Sulut sampai dengan Agustus 2024 hanya -0,11 persen. Sementara inflasi year on year tercatat sebesar 3,66 persen.
Ia mengutarakan, deflasi yang terjadi pada Agustus 2024 terutama disebabkan oleh kelompok pengeluaran makanan, minuman dan tembakau yang mengalami deflasi 1,84 persen. Andil deflasi kelompok ini mencapai 0,60 persen, dari total deflasi Agustus 0,54 persen.
Kelompok lain yang mengalami deflasi tinggi adalah pendidikan sebesar 1,29 persen. Karena bobotnya kecil, dijelaskan Aidil, andil inflasi hanya -0,04 persen. Sementara kelompok yang mengalami inflasi tertinggi adalah rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 1,59 persen, dan memberikan andil inflasi 0,02 persen. Kelompok ini juga memiliki bobot yang rendah, sehingga andil terhadap inflasi juga kecil.
“Komoditas pendorong inflasi terbesar pada Agustus secara month to month adalah angkutan udara 0,13 persen, cabai rawit 0,13 persen, dan ikan malalugis 0,05 persen,” ujarnya.
Sedangkan komoditas penahan inflasi tertinggi, kembali disebutkan Aidil, yakni tomat -0,46 persen, daging ayam ras -0,10 persen, dan daun bawang juga -0,10 persen.
Aidil mengungkap, hampir semua kota dan kabupaten di Sulawesi Utara mengalami deflasi pada Agustus 2024. Deflasi terdalam terjadi di Kabupaten Minahasa Utara -1,67, kemudian Minahasa Selatan -1,08 persen, Kotamobagu -0,35 persen, dan Manado, -0,07 persen.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KKBI), deflasi merupakan penambahan nilai mata uang, antara lain dengan pengurangan jumlah uang kertas yang beredar dengan tujuan mengembalikan daya beli yang yang nilainya turun. Deflasi merupakan fenomena penurunan harga yang ada di dalam suatu wilayah. Deflasi terjadi karena kekurangan jumlah uang beredar yang menyebabkan daya beli masyarakat menjadi turun.
Beberapa penyebab terjadinya deflasi antara lain, penurunan jumlah uang beredar di masyarakat karena cenderung menyimpan uangnya di bank, berkurangnya permintaan barang sementara produksi akan barang terus meningkat atau tidak bisa dikurangi dan masyarakat tidak lagi mengkonsumsi barang tersebut karena bosan atau membatasi pembelian, serta perlambatan kegiatan ekonomi sehingga banyak pekerja yang terdampak karena berkurannya pengahsilan sehingga jumlah uang beredar di masyarakat pun menjadi berkurang.
Bagaimana dengan inflasi? Inflasi merupakan kebalikan dari deflasi. Inflasi terjadi karena beredarnya sejumlah uang yang terjadi dalam suatu masyarakat. Dalam KKBI, pengertian inflasi adalah kemerosotan nilai uang (kertas) karena banyaknya dan cepatnya uang (kertas) beredar sehingga menyebabkan naiknya harga barang-barang. Dengan kata lain inflasi adalah menurunnya nilai mata uang karena beberapa faktor.
Sementara Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan bahwa inflasi adalah keadaan perekonomian negara di mana ada kecenderungan kenaikan harga-harga dan jasa dalam waktu panjang. Penyebabnya karena tidak seimbangnya arus uang dan barang. (Syarif)