160 x 600 PASANG IKLAN
160 x 600 PASANG IKLAN
160 x 600 PASANG IKLAN
160 x 600 PASANG IKLAN

Inovasi PELITA BUWANA Sangatta Field Dongkrak Ekonomi Petani dan Peternak

Proses pengolahan limbah pertanian, peternakan, dan limbah sawit menjadi pupuk organik serta pestisida nabati. Foto: Divisi Communication Relations and CID Pertamina Hulu Energi .
750 x 100 PASANG IKLAN

Kutai Kartanegara,corebusiness.co.id– PT Pertamina EP (PEP) Sangatta Field memperkenalkan inovasi Pengelolaan Limbah Terintegrasi untuk Budidaya Pertanian Regeneratif dan Wujudkan Ketahanan Pangan (PELITA BUAWANA) yang mampu mendongkrak dampak ekonomi petani dan peternak.

Inovasi PELITA BUAWANA merupakan bagian dari program CSR perusahaan, yakni ECO-STEP Semberah, sebagai upaya terintegrasi dalam menjawab tantangan kerusakan lahan pertanian dampak penggunaan pupuk kimia berlebihan, risiko kebakaran hutan dan banjir, serta penguatan ketahanan pangan masyarakat di sekitar wilayah operasi PEP Sangatta Field di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Karena tanah merupakan media tempat tumbuhnya tanaman.

Head of Communication Relations & CID Zona 9 yang menaungi PEP Sangatta Field, Dharma Saputra, mengatakan, program ini hasil kolaborasi dengan seluruh pemangku kepentingan.

“Inovasi PELITA BUWANA dalam ECO-STEP diharapkan mampu menciptakan nilai manfaat yang dapat dinikmati bersama atau creating shared value dalam aspek ekonomi, sosial, lingkungan secara terintegrasi,” kata Dharma.

750 x 100 PASANG IKLAN

Dharma menuturkan, program PELITA BUWANA dikembangkan berbasis sistem sirkular dengan rantai nilai yang saling terhubung antarsubunit program. Implementasinya melibatkan beberapa kelompok masyarakat, yaitu Kelompok Tani Wira Karya yang bergerak di pertanian semiorganik, hidroponik, serta pengelolaan depot energi; Kelompok Ternak Idaman yang mengembangkan peternakan ayam pedaging; serta Kelompok Wanita Tani Berseri yang mengelola budidaya jamur tiram. Ketiga subunit itu terhubung dalam satu skema inovasi terpadu yang memanfaatkan limbah sebagai sumber daya baru.

Dalam skema sirkular tersebut, limbah baglog dari budidaya jamur tiram dimanfaatkan sebagai campuran pakan ternak ayam pedaging. Depot energi berbasis Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) berperan mengolah limbah sawit dan kayu menjadi media tanam jamur dan hidroponik, sekaligus menghidupkan pompa sistem hidroponik. Depot energi ini juga mendukung pertanian semiorganik melalui penyediaan listrik untuk sistem pengairan terpadu dan produksi pestisida nabati berbahan asap cair.

Sebaliknya, sektor pertanian semiorganik memperoleh pupuk kandang dari peternakan ayam pedaging untuk diolah menjadi pupuk organik cair, sehingga seluruh proses membentuk ekosistem pertanian regeneratif yang berkelanjutan.

Program ini secara khusus dirancang inklusif dengan melibatkan kelompok rentan. Sebanyak 12 rumah tangga fakir miskin dilibatkan dalam kegiatan pertanian. Empat lansia berperan dalam pengelolaan sektor hulu hingga hilir pertanian hortikultura dan peternakan ayam pedaging, serta 13 perempuan rawan sosial ekonomi terlibat aktif dalam pertanian hortikultura dan budidaya jamur tiram. Selain itu, sebanyak 160 kepala keluarga di wilayah rawan bencana merasakan manfaat berupa menurunnya potensi kebakaran hutan dan lahan.

750 x 100 PASANG IKLAN

“Secara keseluruhan, program ini menjangkau 30 penerima manfaat langsung dan 620 penerima manfaat tidak langsung,” ungkap Dharma.

Pages: 1 2
750 x 100 PASANG IKLAN

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Terkait
930 x 180 PASANG IKLAN
PASANG IKLAN

Tutup Yuk, Subscribe !