Apa langkah Forkabi selanjutnya selesai perhelatan Pilkada DKI Jakarta pada November 2024?
Forkabi ini lahir dari reformasi. Tentu, kalau sudah selesai Pilkada, siapa pun yang tepilih, silakan pimpin Jakarta. Tapi jangan dilupakan, di Jakarta ini ada masyarakat inti yang dinamakan masyarakat Betawi. Yang sudah banyak memberikan sumbangsih bagi pembangunan DKI Jakarta. Jakarta saat ini masih Ibu Kota Negara Indonesia. Tapi, sebentar lagi statusnya hilang sebagai ibu kota. Sejak saya masih kecil, ini jalanan-jalanan masih kecil, setelah diambil MHT (untuk jalan Muhamad Husni Thamrin), diambil oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta saat itu, sampai saat ini tidak pernah ada ganti rugi. Jadi sekali lagi sudah banyak sekali sumbangsih masyarakat Betawi terhadap pembangunan DKI Jakarta. Orang Betawi bukannya hanya duduk manis saja, tapi mereka juga berkiprah di politik, pemerintahan. Intinya sudah ke mana-mana.
Harapan Anda untuk Jakarta?
Harapan saya, seperti di negara-negara lain, walaupun nanti Jakarta sudah tidak lagi menjadi ibu kota, kita harus bisa mandiri. Selain itu, bagi saya, untuk kepemimpinan Jakarta ke depan, saya tidak mau ada transferan dari luar (orang dari luar Jakarta). Apakah waktu dia memimpin Jawa Barat, kondisi daerah sudah baik. Ada juga meninggalkan hal-hal yang tidak tersampaikan oleh masyarakat. Sehingga lebih baik urusin saja wilayahnya sendiri. Walaupun kita punya Bhineka Tunggal Ika.
Kenapa saya dukung seratus persen Mas Pramono Anung dan Rano Karno, keduanya sudah paham. Karena Mas Pram dari jamannya Ali Sadikin, sudah tinggal di Cipete. Jadi sudah paham betul bagaimana mekanisme kepemerintahan Provinsi DKI Jakarta. Mas Pram sudah paham watak dan tabiat dari masyarakat Jakarta. Kalau ada orang yang tidak paham kan susah. Apalagi orang yang nyalon di Jakarta, saat dia mimpin wilayahnya, meninggalkan legacy yang kurang bagus. Sehingga kenapa harus ditransfer ke Jakarta. Urusin saja wilayahnya sendiri. Walaupun kita punya Bhineka Tunggal Ika. Selain itu, sama juga dengan melecehkan masyarakat Betawi. Memangnya tidak ada orang di Jakarta yang pintar dan bisa memimpin Jakarta.
Jika Pramono Anung-Rano tidak terpilih sebagai gubernur Jakarta, apakah Forkabi masih memberikan pikiran atau masukan-masukan yang konstruktif bagi gubernur terpilih?
Kami akan mengkritisi terus, siapa pun yang memimpin Jakarta nanti. Kalau gubernurnya tidak benar, saya akan demo.
Sebaliknya, apakah Anda sebagai Ketua Umum Forkabi tetap kritis pada pemerintahan Provinsi DKI Jakarta, jikavPramono Anung Rano Karno yang terpilih?
Tetap kami kritisi. Karena itu sebagai jontrol. Supaya dia tidak keluar dari rel. Karena kita juga harus mengawasi jumlah APBD kita yang jumlahnya sekian triliun. Apakah masyarakat kita sudah sejahtera atau belum. Pertama yang harus dibenahi adalah pendidikan. Kedua, kalau pendidikannya bagus, akan berimbas kepada lapangan pekerjaan. Ketiga adalah masalah kesehatan. Ini tiga hal yang sangat penting dan saling terkait. Karena kalau tidak sehat, otomatis tidak bisa bekerja atau tidak bisa sekolah.
Kalau tiga hal menjadi perhatian utama gubernur terpilih ke depannya, saya yakin masyarakat kita pintar, lapangan pekerjaannya tersedia, pendidikan kita baik. Saya yakin kita tidak akan kesulitan untuk mengganti generasi-generasi yang akan datang.
Apa komitmen yang dibangun terkait dukungan Forkabi kepada Pramono Anung-Rano Karno?
Kenapa saya dukung Pramono dan Rano, harus ada kontrak politik. Kontrak politiknya apa? Perbaikan perekonomian, pendidikan, dan kesehatan kita. Terutama masyarakat Betawi. Di kelurahan-kelurahan, kecamatan, kota, dan provinsi harus ada orang Betawi.