
SOUD AMINAH ASSEGAF kerap muncul di media massa berbicara persoalan sektor pertanian di Indonesia, baik dari hulu hingga hilir. Konteks ini selain dirinya ekspert di bidang pertanian juga jabatannya sebagai Ketua Umum Yayasan Kemandirian Pangan Nusantara (YKPN).
Di balik kesibukannya mengurus berbagai hal terkait upaya meningkatkan produktivitas komoditas pertanian dari Sabang sampai Merauke, Soud Aminah menekui aktivitas bisnis jual beli berlian dan batik yang sudah lama digelutinya.
Dilahirkan sebagai anak kelima dari tujuh bersaudara, hanya Soud Aminah Assegaf yang meneruskan jejak Mamahnya di bisnis jual beli berlian. Hingga kini, ibu dari tiga orang putri ini dikenal sebagai pebisnis berlian partai besar.
“Berlian yang saya jual kualitas terbaik, harganya antara 100 miliar hingga 200 miliar rupiah,” kata Soud Aminah ketika dijumpai corebusiness.co.id di rumahnya yang megah di kawasan Pekayon, Bekasi Selatan, Rabu pagi, 16 Juli 2025.
Mendengar harga berlian tersebut, sudah bisa dibayangkan pembelinya pasti kalangan eksekutif kaya raya. Pembeli berlian Soud Aminah dari kalangan borjuis dalam negeri dan luar negeri.
Soud Aminah mengatakan, untuk memastikan keaslian dan kualitas berlian bisa dilihat dari sertifikat yang dikeluarkan oleh Gemological Institute of America (GIA). Sertifikat GIA berisi informasi detail tentang berlian, termasuk penilaian berdasarkan standar 4C: Cut (potongan), Color (warna), Clarity (kejernihan), dan Carat (berat karat).
“Sertifikat GIA digunakan sebagai acuan kualitas berlian di seluruh dunia dan membantu konsumen dalam membuat keputusan pembelian yang tepat,” jelasnya.
Menurutnya, Kalimantan adalah penghasil berlian atau intan kualitas baik, lantaran daerah ini dilalui garis khatulistiwa. Harga berlian bervariasi tergantung pada beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut meliputi jenis permata, kualitas, ukuran, asal, dan permintaan pasar.
Soud Aminah juga menekuni bisnis batik, khususnya produk batik tulis dalam naungan brand Nitiek Batik. Pemilihan nama Nitiek Batik, kata dia, punya makna khusus.
“Proses pembuatan batik tulis diawali dengan penempatan titik titik di helai dasar kain berwarna putih. Setelah dikasih tanda titik-titik kemudian dilukis. Nah, semakin banyak titik-titik di helai kain, maka harga batik tulisnya semakin mahal. Maka, dari situlah makna munculnya brand Nitiek Batik,” tuturnya.
Pangsa pasar batik tulis Nitiek Batik tidak hanya cakupan domestik, tapi sudah menembus pasar Asia.
“Bahan kain batik tulis Nitiek Batik ada sutera, katun, mori kualitas terbaik, dan kain yang dibuat dari ATBM (Alat Tenun Bukan Mesin),” ucap perempuan berhijab tersebut.
Aktivitas Sosial di YKPN
Menjadi entrepreneur, Soud Aminah tak melupakan gerakan sosial bersama rekan-rekannya yang tergabung dalam wadah Yayasan Kemandirian Pangan Nusantara (YKPN). Yayasan ini hadir bersama di tengah masyarakat petani sebagai lembaga intermediary dalam pengembangan program pertanian dan memfasilitasi kemitraan lintas sektoral menuju masyarakat petani yang sejahtera dan mandiri untuk mewujudkan ketahanan pangan di Indonesia.
Sebagai Ketua Umum YKPN, Soud Aminah mendukung cita-cita Presiden Prabowo ingin mewujudkan swasembada pangan, khususnya komoditas pangan strategis seperti padi, jagung, kedelai, dan cabai.
Menurutnya, cita-cita Presiden Prabowo perlu mendapat dukungan dan kerja sama lintas sektoral. Selain itu, dibutuhkan kerja keras untuk mencapai pemenuhan memenuhi kebutuhan konsumsi pangan penduduk Indonesia dari hasil produksi dalam negeri, tanpa tergantung pada pasokan luar negeri.
Ia menyatakan, konsep mewujudkan swasembada pangan tidak sekadar soal ketersediaan, melainkan juga mencakup aspek keterjangkauan, keamanan, dan keberlanjutan.
Dirinya yakin Indonesia bisa mencapai swasembada pangan, bila semua pihak saling bergandengan tangan untuk menyukseskan program tersebut. Linier dengan program pembangunan pertanian pemerintah, YKPN mempunyai visi ingin mewujudkan kemandirian usaha pertanian berbasis pada sumber daya lokal dan berorientasi pada pemberdayaan sosial, kesejahteraan petani, dan ekologi berkelanjutan.
Soud Aminah menyebutkan jagung, salah satu komoditas pangan yang kembali digalakkan pemerintah untuk bisa mencapai swasembada.
“Jagung merupakan komoditas pangan yang mudah ditanam, dijual, dan pangsa pasarnya internasional,” ujarnya.
YKPN, kata dia, sudah membina petani, termasuk petani jagung sejak delapan tahun lalu di berbagai daerah. Ia bersyukur, petani binaan YKPN sekarang sudah menjadi petani mandiri dan sukses. Hasil tani mereka, seperti singkong dan jagung sudah diekspor ke beberapa negara di Asean.
“Sejak tiga tahun lalu YKPN bersama petani di Pelaihari, Kalimantan Selatan, mengembangkan budidaya tanaman jagung. Baru-baru ini petani jagung di Pelaihari mengirim jagung sebanyak 50 kontainer untuk diekspor ke Malaysia dan Singapura, dan negara Asean lainnya,” bilang Soud Aminah.
Selain membuka jalan ekspor hasil tani, YKPN juga mengimplementasikan konsep pertanian modern yang dipadu dengan teknik pertanian ramah terhadap lingkungan. Salah satunya penggunaan pupuk super organik yang bisa menyerap logam berat serta mampu menangkap unsur kimia alami untuk kesuburan tanah seperti N, P, dan K.
Soud Aminah menekankan, pemerintah bisa mempercepat target swasembada jagung dengan menggandeng orang-orang yang ekspert di berbagai bidang pertanian.
“Pemerintah perlu melakukan evaluasi pihak-pihak yang selama ini menjalin kerja sama di sektor pertanian. Evaluasi bisa dilihat dari hasil kinerja dan capaian produksi komoditas pertanian yang ditugaskan kepada pihak tersebut. Jika hasilnya kurang signifikan, maka perlu dilibatkan orang-orang yang memang lebih ekspert,” sarannya.
Pentingnya ketegasan dari pemerintah ini, menurut Soud Aminah, ouput-nya untuk kemajuan sektor pertanian dan meningkatkan taraf hidup petani Indonesia. (Syarif)