Dicontohkan, berbagai instansi pemerintah terkait sektor makanan dan minuman memiliki kebijakan dan Key Performance Indicator (KPI) yang berbeda. Menurutnya, jika Pemerintah Singapura dapat mengintegrasikan semua badan yang berkepentingan di sektor makanan dan minuman, akan lebih mudah bagi operator makanan dan minuman untuk menyelaraskan tujuan mereka dengan satu badan payung yang terpadu.
“Ini bisa menjadi titik fokus bagi semua operator makanan dan minuman daripada harus berurusan dengan masing-masing badan secara terpisah,” imbaunya.
Ditanya ricemedia.co, Singapura bergerak cepat, satu hal yang perlu diperlambat, Cedric menjawab,”Kita perlu memperlambat dan meluangkan waktu untuk menikmati keindahan. Mari kita hargai hidup di masa kini. Di tempat yang bergerak cepat seperti Singapura, seringkali ada tekanan tak terlihat yang menumpuk di bawah permukaan. Kita tidak selalu menyadari dampaknya sampai terlambat”.
Cedric mengutarakan dirinya menghadapi stresor setiap hari, dan kesehatan mental menjadi perhatian yang terus berkembang. Kondisi ini, diduga tidak hanya di industri FnB tetapi juga di seluruh masyarakat.
“Tantangannya adalah titik kritisnya jarang terlihat. Jika kita tidak mengambil langkah lebih awal, kita berisiko melewati batas yang bahkan tidak kita sadari sedang kita dekati. Dan ketika kita tiba-tiba menemukan diri kita di titik kritis, kerusakan yang ditimbulkan mungkin sudah terlambat untuk diperbaiki,” paparnya.
Jelang akhir wawancara, Cedric penuh harap pemerintah bisa melindungi bisnis-bisnis warisan di Singapura. Ia melihat begitu banyak toko kecil menghilang–tergusur oleh teknologi, kenaikan biaya, dan jaringan toko-toko besar. Kini, bahkan toko-toko kecil yang dikelola keluarga dan diam-diam telah melayani komunitas mereka selama beberapa dekade pun tutup satu per satu.
“Bagi saya, saya tumbuh besar dengan tinggal dan bermain di sekitar restoran keluarga saya. Saya merasa berkewajiban untuk melestarikan merek dan nilai sentimentalnya, karena tahu bahwa merek ini sangat berarti bagi banyak orang Singapura,” aku Cedric yang terus berupaya melanjutkan usaha kuliner warisan kakek-neneknya di tengah keterpurukan yang sedang dialami saat ini. (Rif)