160 x 600 PASANG IKLAN
160 x 600 PASANG IKLAN
160 x 600 PASANG IKLAN
160 x 600 PASANG IKLAN

Asa Cedric Tang Jaga Nama Besar Ka Soh dari Badai Krisis Singapura

Cedric Tang, penerus generasi ketiga Ka Soh Restaurant. Foto: straitstimes.com.
750 x 100 PASANG IKLAN

Cedric telah melakukan semua yang ia bisa–mengepel lantai, menyajikan pesanan ke meja pelanggan, dan mengelola media sosial merek tersebut–tetapi, ketika sewa melonjak dari $9.000 menjadi $12.000 dalam tiga tahun, angka-angka tersebut menjadi tidak masuk akal. Kenaikan harga menuai reaksi keras, dan penyalahgunaan pelanggan menjadi hal yang lumrah.

Kini, Cedric sedang mempertimbangkan masa depan yang lebih tenang: menjual sup ikan kesayangan kakek-neneknya dari rumah, dan mungkin, suatu hari nanti kembali berjualan dari warung kaki lima.

Dalam sebuah wawancara dengan ricemedia.co, Cedric menuturkan alasan menutup usaha warisan kakek-neneknya dan harapan kepada Pemerintah Singapura.

Singapura, dirasakan Cedric, sedang berada di tengah perubahan yang pesat, dan lajunya semakin cepat dalam lima tahun terakhir. Disrupsi teknologi, kenaikan biaya, pergeseran nilai, dan perubahan perilaku pelanggan, semua ini menghampiri rakyat dengan cepat. Rakyat Singapura tidak dapat menghentikan perubahan ini, tetapi perlu belajar bagaimana merespons dengan ketahanan dan kreativitas.

750 x 100 PASANG IKLAN

Cedric mengungkapkan tiga tantangan keuangan utama yang dihadapi bisnis FnB adalah biaya barang, biaya tenaga kerja dan kuota wajib, serta biaya sewa. Ketiganya telah dibahas habis-habisan karena semuanya meningkat pesat. Namun, tantangan besar lainnya yang dihadapi kuliner tradisional adalah disparitas persepsi–misalnya, kebanyakan orang berharap membayar lebih murah untuk mi lokal dibandingkan pasta dan ramen.

Saat ini, kata dia, banyak bisnis dan individu merasa mereka hanya berusaha untuk bersaing. Namun, jika ingin Singapura tetap menjadi tempat di mana orang-orang dapat hidup dan berkembang, bukan hanya bertahan hidup, pelaku usaha perlu menciptakan ruang untuk adaptasi, kasih sayang, dan pemikiran jangka panjang.

“Jadi, Anda harus benar-benar gila untuk terjun ke bisnis food and beverage hari ini, dan siap untuk terjun langsung dan saling membantu. Namun demikian, gairah adalah emosi yang kuat–bila Anda terus melakukannya, Anda akan menemukan solusi untuk masalah yang muncul,” ucapnya.

Cedric mengungkap, tren usaha di industri makanan dan minuman sudah keras, bahkan brutal. Namun, media sosial membuatnya semakin sulit, dengan munculnya komentar-komentar yang hanya bisa mengkritik atau melampiaskan rasa frustrasi mereka.

750 x 100 PASANG IKLAN

Ia juga membaca ulasan dan komentar di artikel tentang bisnis kuliner Ka Soh. Yang tidak mereka lihat adalah kerja keras, pengorbanan, dan ketulusan yang tercurah dalam setiap hidangan.

“Beberapa komentator bersembunyi di balik profil palsu dan merasa berhak menjelek-jelekkan orang lain tanpa konteks atau rasa kasihan. Dan mereka akan selalu menemukan hal buruk untuk dikatakan, apa pun yang Anda lakukan,” ungkapnya.

Cedric cerita pernah punya pelanggan yang mengatakan sup ikan yang disajikan amis, dan memarahi dirinya bermenit-menit. Pelanggan itu tidak memberikan umpan balik ketika Cedric ingin diberikan kesempatan untuk memasak semangkuk baru sesuai selera  pelanggan tersebut.

“Dia malah menulis ulasan pedas secara terus-menerus, ini sangat merugikan. Kita membutuhkan budaya yang menghargai umpan balik yang membangun, bukan kekejaman yang disamarkan sebagai kejujuran,” tukasnya.

750 x 100 PASANG IKLAN

Terhadap pemimpin di pemerintahan, berdasarkan pengalamannya selama lima tahun terakhir, ia berharap bisa melihat pergeseran pendekatan pemerintah, dari pendekatan ‘tunggu dan lihat’ atau ‘pantau situasi’ menjadi pendekatan yang lebih proaktif.

“Kita membutuhkan kebijakan dan skema dukungan yang tepat waktu, praktis, dan benar-benar berdampak bagi bisnis di lapangan,” sarannya.

Pages: 1 2 3
750 x 100 PASANG IKLAN

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Terkait
930 x 180 PASANG IKLAN
ANINDYA

Tutup Yuk, Subscribe !