
Jakarta,corebusiness.co.id-Ketua Umum Persatuan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia (Perpadi), Soetarto Alimoeso menyatakan siap menyerap gabah dan beras dari petani.
Ketum Perpadi, Soetarto Alimoeso menyatakan, kesanggupan dalam pengadaan dan penyaluran gabah dan beras dari petani ditandai sudah dilakukannya Memorandum of Understanding (MoU) dengan Bulog beberapa waktu lalu.
“Hari ini, Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman ingin lebih menekankan kerja sama tersebut lebih ditingkatkan untuk pengadaan beras sebesar 3 juta ton,” kata Soetarto kepada corebusiness.co.id di acara Penandatanganan Komitmen Bersama Bulog dan Kementerian Pertanian, di Auditorium Kementerian Pertanian, di Jakarta, Kamis (30/1/2025)
Soetarto menegaskan, Perpadi pada dasarnya siap bekerja sama, karena anggota Perpadi di seluruh daerah selama ini sudah melakukan kerja sama dengan Bulog. Bahkan, kata dia, jika dilihat dari sejarah, Bulog tanpa dukungan Perpadi akan mengalami kendala untuk memenuhi target pengadaan gabah dan beras yang sudah ditentukan pemerintah.
“Jadi, kita saling mengisi dan membantu pemerintah,” ujarnya.
Menurutnya, pengadaan gabah dan beras yang oleh Perpadi bukan terbatas rentang waktu hingga April 2025, persisnya ketika dilaksanakan panen raya. Jika program pemerintah berhasil dalam pengadaan gabah dan beras, bisa saja penyerapan yang dilakukan Perpadi hingga akhir tahun 2025.
Pemerintah sudah menentukan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) gabah sebesar Rp 6.500 per kilogram. Namun, menurut Soetarto, ketentuan HPP gabah tersebut ada syarat-syaratnya.
“Seyogyanya harus ada standardisasi gabah yang akan dijual ke Bulog atau Perpadi. Karena, standardisasi tersebut akan menentukan kualitas yang pada akhirnya berpengaruh terhadap harga gabah,” tukasnya.
Terkait ketentuan HPP gabah, Perpadi akan terus memberikan sosialisasi kepada petani untuk menjaga kualitas gabahnya.
Soetarto juga menyatakan target swasembada pangan yang diharapkan pemerintah tercapai pada akhir 2025 realistis. Karena, Indonesia masih punya peluang untuk meningkatkan produksi gabah dan beras.
“Peningkatan produksi hanya ada dua, yaitu peningkatan luas panen dan peningkatan produktivitas. Luas panen masih bisa ditingkatkan, misalnya dengan melakukan perbaikan irigasi. Peningkatan produktivitas bisa ditingkatkan dengan menggunakan benih unggul, ketersediaan air cukup, dilakukan pengendalian hama, pemberian pupuk, dan lainnya,” terang Soetarto. (Adver)