
Studi Eco Edufarming
Eco Edufarming Bandangdaja berawal dari program Himpunan Penduduk Pemakai Air Minum (HIPPAM) “Sumber Barokah” di mana HIPPAM sejak 2007 yang mengalir ke rumah 400 kepala keluarga (KK). Latar belakang pendirian HIPPAM ini karena masyarakat di tiga desa di kecamatan Tanjung Bumi, yaitu Desa Bandangdaja, Tanjung Bumi, dan Telaga Biru, saat itu kesulitan mendapatkan air bersih. Mereka harus berjalan menempuh jarak 3 kilometer, dan berjalan selama 1 jam untuk mendapatkan air.
Berdasarkan kondisi tersebut, kemudian PHE WMO memberikan bantuan pompa air kepada Kelompok HIPPAM Sumber Barokah, Dusun Dangka Raya, Desa Bandangdaja, Kecamatan Tanjung Bumi. Penguatan kelembagaan kelompok ini juga difasilitasi PHE WMO dengan membentuk HIPPAM Sumber Barokah. Dalam penggunaan air bawah tanah tersebut, PHE WMO memastikan bahwa cadangan air di Bandangdaja masih cukup dengan melakukan studi cadangan air.
Berdasarkan hasil studi, diketahui bahwa cadangan air tanah mencapai 51 juta meter kubik per tahun, dengan potensi penggunaan untuk dapat digunakan dalam kegiatan domestik dan usaha lainnya mencapai 6,6 juta meter kubik per tahun. Sehingga, cadangan air di Desa Bandangdaja masih surplus mencapai 44 juta meter kubik per tahun.
Cadangan air yang besar di Desa Bandangdaja ini dikarenakan Desa Bandangdaja masuk ke dalam aliran Cadangan Air Tanah (CAT) Ketapang-Bangkalan. Pengelolaan HIPPAM Sumber Barokah tidak hanya dikembangkan untuk kegiatan domestik, tetapi juga sudah dikembangkan untuk kegiatan usaha bagi masyarakat setempat, baik itu untuk olahan makanan hingga usaha air galon isi ulang.
PHE WMO mulai melakukan pemetaan potensi maupun tantangannya. Mulai dari pemetaan lahan pertanian, memahami kondisi lahan kering serta tanaman yang bisa tumbuh dipermukaan tanah kering, hingga menentukan 8 titik sumber air yang bisa digunakan. Melalui berbagai macam pemetaan lingkungan dan demografi masyarakat, ditetapkanlah aplikasi model pertanian regeneratif berbasis teknologi tepat guna sebagai upaya rehabilitasi lahan kritis di Bandangdaja.
Pengelolaan program ini dilakukan bersama dengan Kelompok Tani Bumi Sentosa Sejahtera sebanyak 15 orang dengan memanfaatkan 1 ha area demplot pertanian atau kebun percontohan. Sebagai upaya memanfaatkan sumber air untuk pertanian secara bijak dilakukanlah instalasi sistem irigasi tetes dan pengolahan lahan menggunakan serabut kelapa untuk membantu penghematan air. Serabut kelapa ini sebelumnya dibuang dan dibakar, tetapi sekarang menjadi media tanam sehingga air tidak ngerembes dan tidak menguap.