160 x 600 PASANG IKLAN
160 x 600 PASANG IKLAN
160 x 600 PASANG IKLAN
160 x 600 PASANG IKLAN

BPS: Sektor Hortikultura Dominan PMDN, Swasta, Minim Kemitraan

Komoditas Hortikultura. Foto: Dok. Universitas Pertanian Medan Area
750 x 100 PASANG IKLAN

Posisi berikutnya ditempati oleh Pulau Sumatera dengan 36 unit (14,75 persen), dan Pulau Bali–Nusa Tenggara sebanyak 19 unit (7,77 persen). Sementara wilayah Kalimantan, Sulawesi, serta Maluku–Papua, masing-masing hanya berkontribusi kurang dari 3 persen terhadap total nasional.

Perusahaan hortikultura cenderung lebih terkonsentrasi di provinsi tertentu di Pulau Jawa. Tiga wilayah dengan jumlah perusahaan terbesar adalah Jawa Barat (69 perusahaan, 28,28 persen) Jawa Timur (52 perusahaan, 21,31persen), dan Jawa Tengah (37 perusahaan, 15,16 persen). Dominasi Jawa sebagai pusat perusahaan hortikultura menunjukkan adanya konsentrasi investasi dan infrastruktur hortikultura di wilayah tersebut, sementara di luar Jawa jumlah perusahaan relatif jauh lebih kecil.

Dalam hal kelompok tanaman yang diusahakan, tanaman buah-buahan menjadi komoditas utama dengan porsi 29,51persen atau dikelola oleh 72 perusahaan. Diikuti oleh sayuran (66 perusahaan, 27,05 persen), tanaman campuran (60 perusahaan, 24,59 persen), tanaman hias (42 perusahaan, 17,21 persen), dan biofarmaka (4perusahaan, 1,64 persen). Struktur ini menunjukkan bahwa subsektor buah buahan dan sayuran mendominasi hampir 60 persen usaha hortikultura di Indonesia.

Usaha hortikultura di Indonesia tahun 2025 masih sangat didominasi oleh badan usaha swasta berbentuk PT dan CV, yang secara keseluruhan mencapai lebih dari 93 persen dari total nasional. Sementara itu, kontribusi dari bentuk badan usaha lain seperti koperasi, yayasan, maupun BUMN masih sangat terbatas.

750 x 100 PASANG IKLAN

Berdasarkan status perusahaan, sebagian besar berbentuk tunggal yaitu sebanyak 208 unit atau sekitar 85,25 persen, sedangkan yang berstatus cabang berjumlah 36  unit atau 14,75 persen.

Dominan PMDN tanpa Kemitraan

Jika ditinjau dari status permodalan, berdasarkan catatan BPS Indonesia, mayoritas  merupakan Penanaman Modal Dalam  Negeri (PMDN) sebanyak 220 unit  atau 90,16 persen. Sementara perusahaan dengan Penanaman Modal Asing (PMA) hanya tercatat sebanyak  24 unit atau 9,84 persen. Saat ini, permodalan hortikultura nasional masih sangat bergantung pada modal dalam negeri.

Berdasarkan karakteristik kemitraan, sebanyak 174 unit (71,31 persen) tidak melaksanakan kemitraan, dan 70 unit (28,69 persen) merupakan pelaksana kemitraan.

750 x 100 PASANG IKLAN

Dari sisi pengolahan hasil, tercatat mayoritas, yaitu 192 unit (78,69 persen) belum memiliki unit pengolahan, dan 52 unit (21,31 persen) memiliki unit pengolahan. Sementara itu, dilihat dari status registrasi, baru 43 unit (17,62 persen) perusahaan hortikultura yang telah memiliki registrasi, sedangkan 201 unit (82,38 persen) belum terdaftar.

“Jadi, sebagian besar perusahaan hortikultura di Indonesia tahun 2025 masih beroperasi tanpa kemitraan, belum memiliki fasilitas pengolahan, serta belum melakukan registrasi usaha,” tulis BPS.

Tahun 2025, sebanyak 63,11 persen perusahaan bergerak di bidang budidaya, 21,54 persen di bidang perbenihan, serta 15,36 persen merupakan perusahaan yang melakukan kegiatan budidaya sekaligus perbenihan.

Dari sisi tenaga kerja, perusahaan hortikultura menyerap sekitar 29.111 pekerja pada tahun 2025. Tenaga kerja laki-laki mendominasi dengan 19.277 orang atau sekitar 66,22 persen, sedangkan perempuan hanya 9.834 orang atau sekitar 33,78 persen. Dari total tersebut, sebanyak 5.444 orang bekerja sebagai pekerja lapangan tetap dan 20.550 orang lainnya bekerja sebagai pekerja lapangan tidak tetap. Selain itu, terdapat 3.107 orang yang bekerja di bidang administrasi atau kantor. (Rif)

750 x 100 PASANG IKLAN

 

Pages: 1 2Show All
750 x 100 PASANG IKLAN

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Terkait
930 x 180 PASANG IKLAN
ANINDYA

Tutup Yuk, Subscribe !