
Jakarta,corebusiness.co.id-Pagu anggaran Direktorat Jenderal (Ditjen) Hortikultura, Kementerian Pertanian, dipatok Rp 503,43 miliar untuk tahun 2026, tidak mencapai angka triliun seperti diterima Ditjen lainnya. Catatan dari Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia bisa dijadikan gambaran capaian kinerja di sektor hortikultura.
Menteri Pertanian dan Kepala Bapanas, Andi Amran Sulaiman menegaskan arah baru pembangunan pertanian yang kini berfokus pada hilirisasi sektor pertanian guna meningkatkan nilai tambah dan kesejahteraan petani. Langkah ini menjadi tindak lanjut setelah target pangan nasional, khususnya beras, optimis tercapai.
Mentan Amran menyampaikan bahwa setelah pangan dinilai aman, arah pembangunan pertanian ke depan akan difokuskan pada hilirisasi sektor perkebunan, hortikultura, dan peternakan.
Kementerian Pertanian, kata Amran, juga telah menyiapkan rancangan investasi Rp 371 triliun untuk 14 komoditas pertanian. Dari jumlah itu, ia mengklaim sektor pertanian bisa mencetak 8,6 juta lapangan kerja. Hal itu disampaikan Amran saat berpidato dalam acara Himpunan Pengusaha Muda Indonesia-Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara Business Forum 2025 di Jakarta, Senin, 20 Oktober 2025.
Adapun 14 komoditas sasaran investasi dan hilirisasi meliputi kelapa dalam Rp 7,2 triliun, kakao Rp 44,86 triliun, mete Rp 18,40 triliun, kopi Rp 24,71 triliun, tebu Rp 65,77 triliun, kelapa sawit Rp 107,56 triliun, ayam Rp 8,6 triliun.
Kemudian, ada juga komoditas lada dan pala Rp 9,88 triliun, ubi kayu Rp 15,91 triliun, bawang putih Rp 3,48 triliun, cold chain Rp 93 miliar, kapas Rp 46,20 triliun, kacang tanah Rp 12,03 triliun, dan kacang hijau Rp 6,01 triliun.
Pagu anggaran untuk Kementan sendiri telah disetujui oleh Badan Anggaran (Banggar) DPR RI sebesar Rp 40,145 triliun untuk tahun 2026, naik dari pagu awal Rp 40 triliun dengan tambahan Rp 145 miliar. Pagu anggaran itu akan digunakan antara lain untuk Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Rp 2,75 triliun, Dirjen Perkebunan Rp 5,99 triliun, Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Rp 1,16 triliun, Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian Rp 4,42 triliun, dan Dirjen Hortikultura Rp 503,43 miliar.
Dari rincian masing-masing di Direktorat Jenderal Kementan, terlihat pagu anggaran Ditjen Hortikultura lebih kecil, hanya Rp 503,43 miliar. Mengapa lebih kecil? Tentu yang bisa menjelaskan Dirjen Hortikultura itu sendiri.
Tren Perkembangan Hortikultura 2021-2025
Menurut BPS Indonesia, hortikultura adalah kegiatan yang berkaitan dengan proses perencanaan, pengembangan, perlindungan, usaha, pemberdayaan dan pembiayaan yang berhubungan dengan tanaman buah buahan, sayuran, tanaman hias, dan tanaman biofarmaka.
BPS mencatat, selama periode 2021–2025, jumlah perusahaan hortikultura di Indonesia menunjukkan tren peningkatan. Tahun 2021 tercatat sebanyak 221 unit, dan tahun 2025 meningkat menjadi 244 unit atau bertambah sekitar 10,41 persen dalam kurun waktu lima tahun terakhir.
Menurut wilayah, Pulau Jawa tetap menjadi pusat konsentrasi utama dengan jumlah 172 unit perusahaan tahun 2025, atau setara dengan 70,49 persen dari total nasional. Angka tersebut relatif stabil, namun masih menunjukkan tambahan usaha baru dalam lima tahun terakhir.