160 x 600 PASANG IKLAN
160 x 600 PASANG IKLAN
160 x 600 PASANG IKLAN
160 x 600 PASANG IKLAN
750 x 100 PASANG IKLAN

‘Bom Waktu’ Stok Jumbo Beras Bulog

Pengamat Pertanian dari Perhepi, Khudori. Foto: Ist
750 x 100 PASANG IKLAN

Anggota Komite Ketahanan Pangan INKINDO tersebut menguraikan stok 3,9 juta ton beras bisa menjadi ‘bom waktu’. Pertama, beras adalah barang tidak tahan lama. Sebaik apapun perawatan, risiko turun mutu tidak dapat dihilangkan sama sekali karena yang disimpan barang mudah rusak. Idealnya beras hanya disimpan 4 bulan. Lebih dari 4 bulan beras harus dikeluarkan dari gudang atau disalurkan.

Kedua, selama dalam penyimpanan beras akan susut volume, berpotensi turun mutu, bahkan bisa rusak. Kemudian ketiga, semakin lama disimpan biaya pengelolaan semakin besar. Ini membebani Bulog sebagai korporasi.

Ia mengungkapkan, per 10 September 2025, sebanyak 3,134 juta ton dari 3,948 juta ton beras stok Bulog atau 79,39 persen berusia lebih 4 bulan. Seiring berjalannya waktu, usia beras terus bertambah. Ini berarti bertambah pula aneka risiko. Beras dalam jumlah jumbo ini sepertinya akan teronggok lama di gudang. Sementara aliran beras ke pasar melalui operasi pasar masih seret. Bantuan pangan beras pun belum ada tanda-tanda akan ditambah.

Sampai 4 November 2025, lanjutnya, penyaluran beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) baru 577.329 ton atau 38,49 persen dari target 1,5 juta ton. Di pekan terakhir Oktober 2025 rerata penyaluran 4.000-6.000 ton beras per hari. Jumlah ini, kata dia, terbilang kecil.

750 x 100 PASANG IKLAN

Menurutnya, jika volume penyaluran tak berubah, sampai akhir tahun SPHP diperkirakan tersalur 867.329 ton atau hanya 57,82 persen dari target. Ditambah bantuan pangan beras Oktober dan November sebesar 366 ribu ton, stok beras Bulog akhir tahun diperkirakan 3,292 juta ton.

Antisipasi  ‘Bom Waktu’ Stok Beras Jumbo Meledak

Khudori melanjutkan, pada Januari-Februari 2026, berkaca pada pola berpuluh tahun sebelumnya, masih masa paceklik. Produksi beras bulanan tidak mampu memenuhi kebutuhan konsumsi bulanan. Meski demikian, sergah Khudori, karena cuaca sepanjang tahun ini relatif baik, produksi beras pada Januari-Februari 2026 diperkirakan akan baik. Bahkan, berpeluang lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya.

“Jadi, amat mungkin di Februari 2026 sudah panen besar,” ucap Pegiat Komite Pendayagunaan Pertanian dan AEPI tersebut.

750 x 100 PASANG IKLAN

Pages: 1 2 3
750 x 100 PASANG IKLAN

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Terkait
930 x 180 PASANG IKLAN
ANINDYA

Tutup Yuk, Subscribe !