
Ali menyampaikan bahwa sebagai salah satu produsen timah terbesar di dunia, Indonesia memiliki cadangan sumber daya yang sangat melimpah. Tercatat sekitar 800 ribu ton atau 17 persen cadangan timah global berada di Indonesia. Berdasarkan data badan survei geologi Amerika Serikat, Indonesia menghasilkan lebih dari 70 ribu ton timah setiap tahun, di mana 32 persen produksi timah dihasilkan oleh PT Timah Tbk dan 68 persen sisanya diproduksi oleh kurang lebih 35 badan usaha swasta.
Saat ini, hampir 95 persen produksi timah nasional diekspor dan belum dimanfaatkan secara optimal di dalam negeri. Timah dapat meningkatkan posisi tawar Indonesia dalam investasi yang bernilai tinggi, khususnya saat ini untuk semikonduktor, dan pemerintah menjadikan hilirisasi timah ini menjadi modal memperkuat posisi Indonesia dalam ekosistem semikonduktor.
“Hilirisasi timah diharapkan dapat meningkatkan devisa negara. Data menunjukkan bahwa industri hilir memiliki potensi untuk menggandakan nilai ekspor dibandingkan dengan ekspor bahan mentah. Dengan investasi sebesar Rp1,2 triliun dalam pembangunan pabrik hilirisasi tersebut, pemerintah optimis bahwa Indonesia dapat menjadi pusat produksi timah hilir terbesar di dunia,” tegas Ali.
Dari segi investasi, Indonesia merupakan negara dengan predikat layak investasi dengan daya saing yang cukup kuat. Peringkat Indonesia dalam IMD Global Competitiveness Index, meningkat ke peringkat 27 dari sebelumnya di peringkat 34. Berdasarkan penilaian dari lembaga rating, Sovereign Credit Rating (SCR) Indonesia satu tingkat di atas Investment Grade. Hal tersebut menunjukkan kepercayaan investor kondisi ekonomi Indonesia yang solid akan berlanjut. (Rif)