
Namun Trump tidak mengklarifikasi atau menjelaskan lebih lanjut tentang referensi “kebijakan Anti-Amerika” dalam postingannya.
Pemerintahan Trump berusaha menyelesaikan lusinan kesepakatan perdagangan dengan berbagai negara sebelum batas waktu 9 Juli 2025 untuk penerapan “tarif pembalasan” yang signifikan.
Menanti Keputusan 9 Juli 2025
KTT ke-17 BRICS dihadiri oleh para pendiri BRICS, yaitu Presiden Brazil Luiz Inácio Lula da Silva, Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov, Perdana Menteri India Narendra Modi, dan Perdana Menteri China Li, kemudian perwakilan dari anggota penuh lainnya, yaitu Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa, Perdana Menteri Ethiopia Abiy Ahmed, Perdana Menteri Mesir Mustafa Madbouly, Presiden Uni Emirat Arab Khalid bin Mohamed bin Zayed al Nahyan, Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto, dan Menteri Luar Negeri Iran Seyed Abbas Aragchi.
Presiden Prabowo berbicara pada urutan ke-6 setelah PM China saat KTT ke-17 BRICS. Prabowo mengusulkan negara-negara anggota BRICS menjadi penggerak terbentuknya kerja sama ekonomi selatan-selatan (south-south economic compact) untuk memberikan akses lebih luas kepada negara-negara berkembang yang berada di belahan bumi bagian selatan (global south).
“Bapak Presiden sempat mengusulkan adalah South-South Economic Compact, di sini tujuannya adalah agar negara-negara BRICS menjadi motor untuk memberikan akses lebih luas kepada negara-negara global south untuk perdagangan, untuk juga lebih mengintegrasikan perekonomiannya menjadi bagian dari supply chain,” kata Wakil Menteri Luar Negeri, Arrmanatha Christiawan Nasir.
Hasil dari pertemuan itu kemudian terangkum dalam Deklarasi Rio de Janeiro. Dalam deklarasi itu, negara-negara anggota BRICS tidak hanya menyoroti pentingnya mereformasi global governance dan memperkuat multilateralisme, tetapi juga ikut mengecam serangan Israel terhadap Iran, dan mendesak Israel segera menghentikan aksinya menggunakan kelaparan sebagai senjata terhadap warga Palestina di Gaza.
BRICS, yang resmi terbentuk sejak 2009, saat ini mencakup 40 persen dari total populasi dunia, dan sepertiga dari perekonomian dunia. Indonesia resmi bergabung sebagai anggota penuh BRICS pada 6 Januari 2025.
Lantas, bagaimana nasib Indonesia bila dikenakan tarif tambahan resiprokal oleh Trum sebesar 10 persen? Pasalnya, Indonesia merupakan salah satu negara yang dikenakan tarif imbal balik impor oleh Trump sebesar 32 persen. Keputusan tarif direncanakan mulai berlaku pada 9 Juli 2025.