Sementara kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan indeks, disebutkan Aidil, yaitu kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 3,14 persen. Kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga 0,93 persen. Kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan 0,99 persen, dan kelompok pendidikan 1,22 persen.
Kondisi IHK Sulawesi Utara September 2024 berbeda dengan Agustus 2024, yang mengalami deflasi 0,54 persen month to month (mtm).
Menurut Aidil, deflasi ini merupakan ketiga kalinya secara berturut-turut, dan keenam kalinya sepanjang tahun 2024. Inflasi Tahun Kalender Sulut sampai dengan Agustus 2024 hanya -0,11 persen. Sementara inflasi year on year tercatat sebesar 3,66 persen.
Ia mengutarakan, deflasi yang terjadi pada Agustus 2024 terutama disebabkan oleh kelompok pengeluaran makanan, minuman dan tembakau yang mengalami deflasi 1,84 persen. Andil deflasi kelompok ini mencapai 0,60 persen, dari total deflasi Agustus 0,54 persen.
Kelompok lain yang mengalami deflasi tinggi adalah pendidikan sebesar 1,29 persen. Karena bobotnya kecil, dijelaskan Aidil, andil inflasi hanya -0,04 persen. Sementara kelompok yang mengalami inflasi tertinggi adalah rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 1,59 persen, dan memberikan andil inflasi 0,02 persen. Kelompok ini juga memiliki bobot yang rendah, sehingga andil terhadap inflasi juga kecil.
“Komoditas pendorong inflasi terbesar pada Agustus secara month to month adalah angkutan udara 0,13 persen, cabai rawit 0,13 persen, dan ikan malalugis 0,05 persen,” ujarnya.
Sedangkan komoditas penahan inflasi tertinggi, kembali disebutkan Aidil, yakni tomat -0,46 persen, daging ayam ras -0,10 persen, dan daun bawang juga -0,10 persen.