
Dalam menyusun RUPTL, Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia menyampaikan bahwa pemerintah berupaya untuk menemukan titik tengah antara isu penurunan emisi karbon dengan kemampuan Indonesia. Pemerintah berupaya untuk mengoptimalkan potensi-potensi sumber daya alam Indonesia, termasuk di dalamnya adalah energi baru dan energi terbarukan.
Pemerintah menargetkan kapasitas listrik di Indonesia akan meningkat mencapai 71 gigawatt (GW) dalam RUPTL 2025-2035. Mayoritas atau sebanyak 70 persen dari kapasitas listrik tersebut ditargetkan berasal dari energi terbarukan dan 25 persen dari gas.
“Pengadaan listrik dari EBT salah satunya bersumber dari Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN),” imbuh sumber tersebut.
Ia juga mengutarakan bahwa PLN dan Ditjen Ketenagalistrikan, Kementerian ESDM, baru-baru melakukan pertemuan dengan konsultan hukum dari Inggris. Pertemuan tersebut membahas bentuk-bentuk kerja sama pengadaan PLTN di Indonesia.
Untuk diketahui, saat ini sudah ada minat beberapa perusahaan listrik berbasis nuklir yang berminat membangun PLTN di Indonesia. Namun, baru PT Thorcon Power Indonesia yang secara formil sudah mengajukan pengadaan listrik berbasis nuklir. (Rif)