Pundi-Pundi Cuan dari Budidaya Nilam

Jakarta,corebusiness.co.id-Minyak nilam yang dihasilkan dari batang dan daun nilam bisa diolah menjadi ratusan produk turunan dan mempunyai nilai ekonomi tinggi. Peluang mengumpulkan pundi-pundi cuan dari budidaya nilam.

Mengenakan batik lengan panjang motif sentani cokelat tua, Ahmad Muzani memperlihatkan selembar daun nilam saat berada di laboratorium penyulingan nilam di Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) Banda Aceh. Laboratorium ini berada di bawah Atsiri Research Center (ARC), Pusat Unggulan Iptek (PUI) Nilam.

Pusat riset ini melakukan kegiatan penelitian dan pengembangan untuk meningkatkan kualitas serta menciptakan produk turunan minyak nilam berkualitas tinggi melalui penyulingan, sebagaimana yang telah dilakukan oleh mahasiswa dan peneliti di sana.

Also Read:

Paidi: Saya Tetap Optimis, Porang Dibutuhkan Dunia

“Saya sedang berada di Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh. Universitas ini sangat produktif sekali, karena mampu membuat omset fantastis melalui daun nilam,” ucap Ketua MPR RI periode 2024-2029, Ahmad Muzani, sambil tangan kanannya memperlihatkan selembar daun nilam, yang diunggah di video di akun sosial media Facebook pribadinya: Ahmad Muzani.

Dalam video itu, Ahmad Muzani memperkenalkan seorang pakar daun nilam, Saifulah. Berdasarkan informasi dari Saifulah, Ketua Dewan Kehormatan Partai Gerindra bilang bahwa daun nilam mempunyai banyak manfaat dan sangat menguntungkan secara ekonomi.

Also Read:

Pemerintah akan Kurangi Impor Gula Rafinasi 200 Ribu Ton

Muzani menguraikan dari tahapan tanam pohon nilam di lahan seluas 1 hektare (ha), bisa ditanam 15 ribu bibit nilam.

“Nilam adalah tanaman yang diambil daun dan batangnya, setelah itu diproses untuk menjadi minyak nilam,” kata pria kelahiran 15 Juli 1968.

Also Read:

House of Wellness, Komitmen Kemenperin Dukung Hilirisasi Obat Bahan Alam

Ia melanjutkan, pohon nilam yang sudah berusia delapan bulan bisa dipanen dua kali atau setiap empat bulan sekali. Jika proses budidaya nilam dilakukan dengan baik, dalam rentang satu tahun bisa dipanen tiga kali.

Dari 15 ribu pohon nilam, bisa menghasilkan 200 kilogram (kg) minyak nilam, dengan harga jual 1 kg minyak nilam Rp 1 juta-an. Maka, dari 200 kg minyak nilam akan mengantongi cuan Rp 200 juta.

Also Read:

Peluang Bisnis, Mengolah Batang Sawit Tua Hasilkan Nira Gula 

Muzani mengestimasi benefit dari bisnis nilam. “Jika setahun bisa tiga kali panen dikali 200 juta rupiah, akan mendapatkan uang 600 juta rupiah untuk lahan 1 hektare. Ini tentu sebuah bisnis cuan yang menjanjikan,” tutur pria yang mengawali karier sebagai wartawan sebelum akhirnya terjun ke dunia bisnis dan politisi di Partai Gerindra.

Menurutnya, minyak nilam bisa diolah menjadi ratusan produk turunan, di antaranya produk skincare, minyak wangi, bahan baku essential oil, dan body care.

Kualitas Minyak Nilam

Also Read:

Memantau Jejak Keluar Masuk Kelapa Sawit melalui Siprosatu

Disarikan dari berbagai sumber, untuk menghasilkan kualitas minyak nilam yang baik, ada langkah-langkah yang perlu diperhatikan petani, sebagai berikut:

Pertama, hindari panen saat musim hujan. Air hujan dapat menurunkan kualitas pohon nilam dan mengurangi jumlah minyak saat proses penyulingan.

Also Read:

Kemendag Siap Bahas Lartas Impor Singkong di Kemenko Bidang Perekonomian

Panen nilam saat musim hujan berisiko menurunkan rendemen hingga 50 persen, yang biasanya setiap kali sulingan mendapatkan 10 kg minyak, hanya menghasilkan 5 kg minyak.

Kedua, saat panen perhatikan pohon nilam harus terpapar sinar matahari minimal 2 minggu sebelum panen. Karena untuk tanaman nilam, minyak diproses di kelenjar minyak pada daun dan batang melalui proses metabolisme yang melibatkan berbagai senyawa kimia pada tanaman.

Also Read:

RSNI dan Manfaat Beras Fortifikasi

Proses metabolisme ini membutuhkan energi dari proses fotosintesis yang membutuhkan cahaya matahari. Jadi, minyak tidak akan terbentuk tanpa adanya cahaya matahari.

Ketiga, saat memotong tanaman hindari memetik pucuk nilam saat menjelang masa panen tiba untuk dijadikan bibit. Berdasarkan hasil penelitian, kandungan minyak terbanyak ada pada tiga susun daun yang berada di atas atau bagian pucuknya.

Also Read:

HR CPO Mei 2015 Turun 3,86 Persen, HPE Bijih Kakao Naik 0,67 Persen

Pengambilan batang dan daun nilam pada bagian pucuk akan memengaruhi jumlah rendemen minyak yang dihasilkan. Seberapa besar pengaruhnya terhadap hasil rendemen, tergantung seberapa banyak pucuk yang diambil. Semakin banyak pucuk daun yang diambil, akan semakin mengurangi jumlah minyak yang akan dihasilkan.

Jika ingin menghasilkan minyak yang maksimal, hindari mengambil pucuk nilam terlalu banyak. Jika butuh bibit dalam jumlah banyak, disarankan mengambil pohon nilam dalam masa pertumbuhan. Jangan mengambil pada pohon nilam yang siap dipanen.

Also Read:

Menperin Ungkap Penyebab Bahan Baku Kelapa untuk Industri Pengolahan Langka

Keempat, dari cara panen, yaitu sistem cabut dan sistem gunting. Kedua cara panen ini tentu saja menghasilkan rendemen yang berbeda. Cara panen dengan sistem gunting akan menghasilkan rendemen lebih banyak, karena hanya mengambil bagian daun dan batangnya saja.

Kandungan minyak terdapat pada batang, daun, dan akar. Namun, di bagian akar persentase kandungan minyak sangat sedikit dibandingkan di batang dan daun. Jika cara panen dengan sistem dicabut, akan mengurangi rendemen, karena akar nilam banyak mengambil ruang di dalam panci penyulingan. Selain, karena minyak yang dihasilkan di akar sangat sedikit.

Also Read:

Kolaborasi Masyarakat Tanjungpakis dan PHE ONWJ Olah Sampah Jadi Rupiah 

Kalaupun masih ingin melakukan sistem cabut, akar nilam lebih baik dibuang agar lebih efisien. Karena, akar ini akan menambah bahan baku dan membebani biaya sewa penyulingan.

Kelima, waktu panen. Menurut Nuryani dari Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Aromatik, panen dilakukan saat umur tanaman enam bulan, dan sebaiknya dilakukan pada pagi hari atau menjelang malam hari, agar kandungan minyak tetap tinggi.

Bila pemanenan dilakukan siang hari, sel-sel daun sedang berfotosintesis, sehingga daun kurang elastis dan mudah robek.

Keenam, pada saat proses pencincangan lebih baik dilakukan saat nilam agak kering atau sudah layu.

Ketujuh, proses penjemuran. Untuk mendapatkan hasil minyak maksimal, proses penjemuran dilakukan dua tahap. Tahap pertama, proses pelayuan dengan bantuan matahari selama dua hari. Tahap kedua, setelah dikeringkan dilanjutkan dengan diangin-anginkan selama 9 hari atau sampai nilamnya kering. Baru kemudian nilam tersebut dicincang dan disuling. (Rif)