160 x 600 PASANG IKLAN
160 x 600 PASANG IKLAN
160 x 600 PASANG IKLAN
160 x 600 PASANG IKLAN

Menjaga Kebutuhan Ekspor, GAPKI Usul Pemerintah Kembangkan Kebun Energi

750 x 100 PASANG IKLAN

Tangerang Selatan,corebusiness.co.id-Direktur Eksekutif Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), Mukti Sardjono mengusulkan pemerintah mengembangkan kebun energi. Lahan ini didedikasikan untuk pemenuhan kebutuhan bahan baku bio energi.

Menurut Direktur Eksekutif GAPKI, Mukti Sardjono, kebun energi ini salah satunya ditanam kepala sawit sebagai bahan baku energi bio diesel. Penyediaan lahan khusus kebun energi ini agar tidak memengaruhi kebutuhan sawit untuk produk olahan pangan dalam negeri dan ekspor.

Mukti mengungkapkan, sawit merupakan 100 persen produk lokal yang ditanam di bumi Indonesia. Saat ini produksi sawit Indonesia sekitar 50 juta ton, dan sudah ekspor sekitar 30 juta ton.

“Untuk memenuhi kebutuhan di dalam negeri sudah sangat mencukupi. Untuk kebutuhan pangan sekitar 10 juta ton dimanfaatkan sebagai olahan minyak goreng, margarin, selain itu dimanfaatkan untuk bio diesel,” kata Mukti saat menjadi narasumber talkshow sesi pertama bertema: ‘Menuju Indonesia Mandiri Pangan dan Energi melalui Penguatan Produk Dalam Negeri’ di acara Temu Bisnis P3DN VIII di ICE BSD, Serpong, Tangerang Selatan, kemarin.

750 x 100 PASANG IKLAN

Hadir pula narasumber Direktur Jenderal Tanaman Pangan Yudi Sastro, Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan Prayudi Syamsuri, dan Direktur Hubungan Kelembagaan dan Manajemen Risiko PT Sinergi Gula Nusantara (SGN) Aris Toharisman.

Mukti menyebutkan, kebutuhan sawit untuk bahan baku energi bio diesel sekitar 11 juta ton. Kebutuhan kelapa sawit untuk dalam negeri kebutuhan bio diesel sudah melebihi kebutuhan produk olahan pangan, seperti minyak goreng dan margarin.

Direktur Eksekutif Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), Mukti Sardjono.

“Kemudian, ada lagi kebutuhan sawit untuk bahan baku industri kimia sekitar 2,5 sampai 3 juta ton per tahun,” imbuhnya.

Ia mengutarakan, jika bicara sawit untuk kebutuhan pangan, sepertinya sudah tercapai kemandirian pangan. Masalahnya adalah ketersediaan sawit untuk memenuhi kebutuhan bio diesel. Sebelumnya sudah diproduksi B35, dan ke depan akan ditingkatkan menjadi B50.

750 x 100 PASANG IKLAN

Untuk memenuhi kebutuhan produksi Bio Diesel 50 (B50), Mukti memperkirakan butuh tambahan CPO 50 juta ton per tahun.

“Jika ada tambahan CPO  5 juta ton, sementara saat ini produksi sawit relatif stagnan, tentunya akan memengaruhi penyediaan produksi untuk kebutuhan ekspor. Karena, kita harus memprioritaskan kebutuhan dalam negeri,” terangnya.

Mukti menekankan, jika pemerintah ingin ketersediaan pangan dan energi dalam negeri dan kebutuhan ekspor tetap terjamin, mau tidak mau kita harus meningkatkan produktivitas sawit dalam negeri.

“Saya kira penambahan produktivitas sawit di dalam negeri memungkinkan. Misalnya, ada Program Sawit Rakyat (PSR) dari Kementerian Pertanian yang mengembangkan sekitar 180 ribu hektar per tahun. Sebelumnya dari 30 juta ditambahkan 60 juta hektar untuk pembiayaan PSR, sehingga akan mempercepat peningkatkan produktivitas PSR,” tuturnya.

750 x 100 PASANG IKLAN

Sementara dukungan dari pihak swasta, lanjut Mukti, perusahaan terus mendorong  menggunakan klon-klon baru yang unggul untuk meningkatkan produktivitas sawit.

“Karena itu, GAPKI mengusulkan, sudah saatnya Indonesia mengembangkan kebun energi. Lahan ini khusus didedikasikan untuk bio energi. Sehingga tidak akan memengaruhi kebutuhan pangan dalam negeri dan ekspor,” saran Mukti. (Syarif)

750 x 100 PASANG IKLAN

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Terkait
930 x 180 PASANG IKLAN
Core Business

Bincang Kepo

Promo Tutup Yuk, Subscribe !