PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) merupakan perusahaan yang bergerak di bidang jasa kepelabuhan di Indonesia. Pada 1 Oktober 2021, empat perusahaan pelabuhan, PT Pelindo I, PT Pelindo II, PT Pelindo III, dan PT Pelindo IV, resmi bergabung menjadi satu entitas, PT Pelindo. Langkah strategis pemerintah ini memberikan dampak yang cukup besar bagi korporasi. Merger Pelindo tidak hanya meningkatkan kekuatan operasional, finansial dan SDM, tapi juga pada meningkatnya sinergisitas antar pelabuhan.
Penggabungan ini juga memberikan manfaat bagi masyarakat karena meningkatkan produktivitas dan efisiensi layanan pelabuhan. Selain itu meningkatkan jaringan pelayaran terintegrasi dan peningkatan konekivitas yang mendorong efisiensi rantai serta mengurangi biaya logistik.
“Dengan menjadikan Pelindo menjadi satu, maka bisa membuat konektivitas tersambung dari Sabang sampai Merauke,” kata Wakil Direktur Utama PT Pelindo, Hambra Samal.
Menurut sosok yang dikenal ramah dan tidak suka menonjolkan diri ini, tahun 2025 Pelindo sudah masuk pada konektivitas. Karena dermaga-dermaga di seluruh Indonesia sudah terstandardisasi.
Apa saja yang harus dilakukan Pelindo dan bagaimana langkah ke depannya, berikut wawancara Gaus Kaisuku dengan Hambra Samal.
Setelah tiga tahun merger, apa yang sudah dilakukan oleh Pelindo?
Pertama, terkait dengan apa yang sudah dilakukan. Kita tahu bahwa Pelindo itu merger tanggal 1 Oktober 2021. Apa sebenarnya tujuan merger? Kalau dibagi secara garis besar, ada tiga tujuan. Tujuan pertama, untuk bangsa dan negara. Kedua, untuk masyarakat. Dan ketiga, untuk Pelindo itu sendiri. Jadi, bicara merger, tidak hanya untuk Pelindo.
Jadi, kepentingan merger, sekali lagi, untuk kepentingan negara. Di sini ada dua hal pokok terkait dilakukan merger. Pertama, Pelindo kita merger untuk membangun konektivitas dalam satu kontrol. Selama ini Pelindo ada empat perusahaan. Sehingga kita tidak bisa mengatur konektivitas pelabuhan dari Sabang sampai Merauke, dalam satu sistem.