160 x 600 PASANG IKLAN
160 x 600 PASANG IKLAN
160 x 600 PASANG IKLAN
160 x 600 PASANG IKLAN

Penetapan Harga Premium untuk Mengurangi Ketidaksesuaian Pasokan dan Permintaan Laterit

Bijih nikel kadar tinggi atau laterit, kadar 1,5 persen ke atas.
750 x 100 PASANG IKLAN

Jakarta,corebusiness.co.id-Transaksi bijih nikel di Indonesia didasarkan pada Harga Patokan Mineral (HPM) yang ditetapkan pemerintah.

Penentuan HPM berasal dari rata-rata harga spot nikel London Metal Exchage (LME) selama 20 hari perdagangan terakhir dan disesuaikan setiap dua minggu.

Namun, bijih nikel di pasar saat ini, khususnya bijih berkadar tinggi (bijih laterit) kadar nikel 1,5 persen ke atas, umumnya dikenakan biaya tambahan di atas harga patokan, yang disebut “premium”.

Keberadaan premium ini terutama berasal dari kebijakan royalti bijih yang ketat di Indonesia dan kenaikan biaya terkait. Sementara penerapan Sistem Informasi Mineral dan Batubara (Simbara) secara efektif membatasi perdagangan bijih ilegal.

750 x 100 PASANG IKLAN

Secara keseluruhan, faktor-faktor ini mengurangi pasokan bijih yang dapat diperdagangkan di pasar dan membatasi pasokan di tengah peningkatan jumlah smelter yang terus berlanjut. Akibatnya, mekanisme “premium” diperkenalkan untuk mengurangi ketidaksesuaian pasokan dan permintaan serta memastikan bahwa smelter dapat memperoleh pengadaan bijih yang stabil dari perusahaan pertambangan

Menurut data Shanghai Metal Market (SMM), kisaran transaksi premium utama adalah $24–$26 wet metric ton (wm), mencakup sebagian besar transaksi pasar. Pada kuartal sebelumnya, kenaikan premium terutama didorong oleh kenaikan royalti sebesar 14 persen. Namun, memasuki kuartal II, premium turun rata-rata sekitar $2 pada Juli, dan tetap stabil hingga September. Alasan dan analisis di balik ini adalah sebagai berikut:

Kondisi Cuaca

Meskipun musim hujan di Indonesia berlangsung dari awal Januari hingga Juli, kondisi cuaca keseluruhan pada kuartal III membaik dibandingkan kuartal sebelumnya, dengan beberapa area di Sulawesi dan Halmahera mengalami kondisi yang lebih baik, meskipun terdapat curah hujan yang sporadis.

Persetujuan RKAB

750 x 100 PASANG IKLAN

Batas waktu revisi Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAB) Indonesia adalah 31 Juli 2025, dengan beberapa perusahaan pertambangan diperkirakan akan menerima kuota tambahan, sehingga meningkatkan pasokan bijih di pasar.

Kerugian Berkelanjutan di Smelter

Alasan utama penurunan premium pada Juli sangat terkait dengan kemampuan harga smelter. Pada kuartal sebelumnya, dari April hingga Juni, harga NPI terus menurun, sementara premium bijih nikel masih naik, memperburuk kerugian bagi smelter NPI. Beberapa smelter lokal terpaksa mengurangi kapasitas atau bahkan menghentikan produksi.

Dalam persaingan antara pelebur yang berebut bijih dan perusahaan pertambangan yang membatasi pasokan, produsen di ambang batas biaya tidak lagi mampu menyerap biaya bahan baku yang tinggi. Akibatnya, premi bijih nikel menurun kembali ke level yang dapat diterima oleh pelebur.

750 x 100 PASANG IKLAN

Sejak pertengahan Juli, harga NPI memasuki fase kenaikan berkelanjutan, yang berlanjut hingga September. Namun, premi bijih nikel tetap stabil, terkendala oleh faktor-faktor seperti kerugian besar sebelumnya, rilis persetujuan RKAB, dan peningkatan kondisi cuaca secara keseluruhan. Meskipun harga NPI telah rebound signifikan, permintaan pembelian dari pelebur lokal tidak meningkat dengan cepat secara bersamaan. Dalam situasi ini, baik pelebur maupun perusahaan pertambangan telah menunjukkan keinginan untuk mempertahankan lantai harga masing-masing dalam proses tawar-menawar.

Ruang downside untuk premi bijih nikel Indonesia relatif terbatas. Baru-baru ini, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Indonesia dan pemerintah telah menugaskan tim tugas kehutanan untuk memberantas aktivitas pertambangan ilegal. Meskipun dampak aktual pada pasokan secara keseluruhan belum signifikan, langkah ini menandakan harapan pasar baru mengenai potensi kekurangan bijih, terutama untuk siklus persetujuan RKAB berikutnya pada 2026.

Dalam konteks ini, premi bijih nikel Indonesia diperkirakan akan tetap pada level saat ini setelah memasuki kuartal keempat, dengan probabilitas penurunan yang terbatas, sementara kemungkinan kenaikan menjelang akhir tahun tidak dapat diabaikan, karena beberapa pelebur mungkin akan mengunci pembelian bijih lebih awal untuk memastikan pasokan produksi pada awal 2026.

750 x 100 PASANG IKLAN

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Terkait
930 x 180 PASANG IKLAN
Core Business

Tutup Yuk, Subscribe !