Jakarta,corebusiness.co.id– Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Kemenkop dan UKM) gencar mendorong petani untuk berkoperasi. Pasalnya, korporatisasi petani bisa jadi salah satu solusi untuk mengatasi persoalan produktivitas dan kesejahteraan petani.
Kemenkop dan UKM menyampaikan delapan asalan pentingnya petani untuk berkoperasi seperti tertulis di Buku Serial Pengarusutamaan Strategi Pengembangan Koperasi dan UKM yang telah dirilis Kementerian Koperasi dan UKM.
1. Meningkatkan Posisi Tawar
Dengan menjadi anggota koperasi, petani dapat mengonsolidasikan kekuatan sehingga memiliki posisi tawar yang lebih kuat dalam banyak hal, termasuk dalam negosiasi harga dengan penjual, pembelian alat-alat pertanian sebagai modal produksi dan tentunya akses ke pasar menjadi lebih percaya diri. Sebagai sebuah entitas bisnis yang memiliki legalitas hukum, koperasi dapat bertindak sebagai perwakilan kolektif untuk memperjuangkan kepentingan petani.
2. Efisiensi Produksi
Jika petani mengerjakan produksi sendiri, maka butuh biaya dan sumber daya yang lumayan besar. Dengan menjadi anggota koperasi, akan banyak cost yang bisa ditekan. Koperasi dapat menjadi koordinator dalam produksi, sehingga penggunaan sumber daya seperti lahan, tenaga kerja, pupuk dan sebagainya menjadi lebih efisien.
3. Akses Teknologi dan Informasi
Tantangan utama petani kecil adalah rendahnya produktivitas. Bukan karena petani bermalas-malasan berangkat ke sawah, ladang atau kebun, sehingga menghasilkan produksi yang sedikit. Tapi, karena minimnya informasi dan kurangnya penggunaan teknologi inovatif. Banyak petani kecil yang tidak mampu membeli barang dan jasa yang diperlukan untuk meningkatkan efisiensi operasional kegiatan pertanian di lahan kecil mereka. Bagaimana bisa produktif, jika petani hanya mengandalkan metode pertanian lama yang mungkin sudah tidak cocok lagi diterapkan.
Persoalan-persoalan seperti itu bisa diatasi dengan menjadi anggota koperasi. Pasalnya, koperasi bisa menyediakan akses teknologi dan informasi yang dibutuhkan untuk praktik pertanian cerdas. Bisa dalam bentuk penyuluhan, pelatihan hingga pendampingan.Bahkan mungkin menyediakan alat-alat pertanian yang lebih modern.