160 x 600 PASANG IKLAN
160 x 600 PASANG IKLAN
160 x 600 PASANG IKLAN
160 x 600 PASANG IKLAN

Ramai-ramai Produsen EV Global Menggunakan Jasa Teknologi Tiongkok 

Ilustrasi: Seri HEV dari Toyota yang dipamerkan di GIIAS 2025 di ICE BSD City, Tangerang. Foto: corebusiness.co.id/Syarif
750 x 100 PASANG IKLAN

Jakarta,corebusiness.co.id-Beberapa produsen kendaraan listrik (electric vehicle) global menggunakan jasa mitra perusahaan dari Tiongkok untuk teknologi baterai, powertrain listrik, perangkat lunak, dan sistem teknologi canggih lainnya. Biaya lebih hemat, menjadi salah satu pertimbangan. Namun, bagaimana dampak bisnis untuk jangka panjang?

Ketika para eksekutif Audi pertama kali melihat Zeekr 001 pada tahun 2021, sebuah kendaraan listrik (electric vehicle/EV) jarak jauh dengan estetika Eropa, hal itu menjadi peringatan bagi merek otomotif premium Jerman tersebut–jika ingin bersaing dengan Tiongkok. Pasalnya, mereka membutuhkan teknologi  Tiongkok.

“Zeekr 001 saat itu cukup mengejutkan semua orang. Kami perlu melakukan sesuatu untuk mengatasinya,” kata  Presiden SAIC Audi Sales and Marketing, Stefan Poetzl, seperti dikutip Reuters, Kamis (11/9/2025).

Untuk meningkatkan jajaran kendaraan listriknya bagi konsumen Tiongkok, Audi membangun AUDI E5 Sportback hanya dalam waktu 18 bulan menggunakan teknologi yang disediakan oleh mitra Cina SAIC, termasuk baterai, powertrain listrik, perangkat lunak infotainment, dan sistem bantuan pengemudian yang canggih.

750 x 100 PASANG IKLAN

Audi berharap dapat mulai mengirimkan EV seharga $33.000 kepada pelanggan di Tiongkok bulan ini, dan para pesaing globalnya kini juga berupaya memanfaatkan kekayaan intelektual Tiongkok untuk meluncurkan model-model baru dengan cepat.

Toyota dan Volkswagen juga memiliki rencana pengembangan bersama untuk model-model khusus Tiongkok dengan teknologi dari mitra Tiongkok, masing-masing GAC dan Xpeng.

Begitu pula Renault dan Ford ingin melangkah lebih jauh dan mengembangkan model global pada platform EV Tiongkok.

Kesepakatan lisensi semacam itu menghasilkan aliran pendapatan yang relatif kecil, namun terus berkembang bagi produsen kendaraan listrik Tiongkok. Informasi dari Reuters, produsen EV Tiongkok telah menawarkan imbalan baru.

750 x 100 PASANG IKLAN

Produsen mobil global membutuhkan teknologi Tiongkok untuk mengatasi hambatan pengembangan dan meluncurkan kendaraan listrik baru dengan cepat. Sementara itu, perusahaan-perusahaan Tiongkok sangat membutuhkan pendapatan tambahan di tengah perang harga yang sengit di dalam negeri dan perang dagang yang semakin intensif di luar negeri.

“Ini adalah solusi yang sangat cerdas dan saling menguntungkan,” kata Will Wang, Manajer Umum perusahaan konsultan Autodatas yang berbasis di Shanghai, yang menyediakan laporan pembongkaran model-model kendaraan listrik terlaris.

“Tiongkok Inside”

Strategi baru ini mirip dengan kampanye “Intel Inside” di tahun 1990-an, di mana produsen cip AS, Intel, menggunakan komponen canggih untuk mengubah komputer menjadi produk premium.

750 x 100 PASANG IKLAN

Dalam hal ini, produsen mobil Tiongkok menjual teknologi EV dalam kemasan: fondasi untuk mobil bertenaga baterai siap pakai berlabel putih yang cocok bahkan untuk produsen volume rendah dengan anggaran terbatas.

CEO Zhu Jiangming kepada Reuters menyampaikan, Leapmotor (9863.HK) telah bermitra dengan Stellantis (STLAM.MI) untuk menjual EV-nya di luar Tiongkok dan sedang bernegosiasi dengan merek lain untuk melisensikan teknologinya.

Pakar industri otomotif mengatakan penggunaan sasis dan perangkat lunak EV Tiongkok yang siap pakai dapat menghemat miliaran dolar dan waktu pengembangan bertahun-tahun, serta membantu produsen mobil tradisional mengejar ketertinggalan dari para pesaing Tiongkok.

Renault (RENA.PA) adalah salah satu pengadopsi awal, membangun Dacia Spring EV berbiaya rendah di atas platform dari Dongfeng Tiongkok untuk dijual di Eropa mulai tahun 2021.

Renault telah melangkah lebih jauh dengan Twingo listrik baru yang sedang dikembangkan di pusat penelitiannya di Shanghai, dengan perusahaan rekayasa EV Tiongkok, Launch Design, yang menyediakan dukungan teknis dalam mengembangkan platform EV. Hal ini diungkap dua orang yang mengetahui masalah tersebut.

Model “China Inside” lainnya kemungkinan akan segera hadir. Ford sedang mencari mitra Tiongkok untuk menyediakan teknologi platform EV, ungkap dua orang yang mengetahui masalah ini. CEO Jim Farley telah sering menguji EV Tiongkok dan baru-baru ini memuji sedan listrik SU7 dari Xiaomi.

Volkswagen telah memperluas rencana untuk mengembangkan model khusus Tiongkok untuk semua jenis bahan bakar berdasarkan platform yang dikembangkan bersama Xpeng, menggunakan desain tata letak elektronik dan perangkat lunak Xpeng.

Para analis mengatakan, produsen mobil lama biasanya kesulitan mengembangkan sistem EV yang gesit dan dapat diperbarui dengan cepat, karena struktur organisasi yang rumit.

“Itulah sebabnya Volkswagen ingin melihat apakah teknologi EV Xpeng dapat melengkapi atau menggantikan teknologi Volkswagen sendiri,” kata Yale Zhang, Direktur Pelaksana AutoForesight, Yale Zhang–konsultan yang berbasis di Shanghai.

Jika berhasil di Tiongkok, kata Zhang, Volkswagen dapat menerapkan strategi ini secara global.

Seorang juru bicara Volkswagen Tiongkok mengatakan kepada Reuters bahwa kolaborasinya dengan Xpeng difokuskan di Tiongkok untuk saat ini.

He Xiaopeng dari Xpeng mengatakan bahwa kedua produsen mobil ingin memperluas kemitraan mereka ke luar Tiongkok. Hal itu akan meningkatkan pendapatan Xpeng tanpa membangun pabrik di luar negeri. Hal ini disampaikan Wang dari Autodatas.

Analis Oliver Wyman, Marco Santino, mengatakan bahwa produsen mobil tradisional dapat memanfaatkan “daya tembak” persaingan EV Tiongkok yang ketat untuk maju dari kurva pengembangan.

“Anda mendapatkan produk yang jauh lebih berkualitas di pasar dalam jangka waktu yang lebih singkat,” kata Santino.

Banyak Pilihan Alternatif

Terinspirasi oleh Tesla, produsen kendaraan listrik Tiongkok telah mengembangkan platform modular yang memangkas biaya dan mempercepat pengembangan serta menurunkan hambatan masuk.

“Mereka cepat belajar dari Tesla,” kata  mantan eksekutif di perusahaan baterai raksasa Tiongkok CATL (300750.SZ), Forest Tu–yang telah mendirikan perusahaan konsultan Mapleview Technology.

Menurut Tu, keunggulan itu kini cukup besar untuk mempertahankan “layanan lisensi dan royalti” seiring produsen kendaraan listrik Tiongkok berekspansi ke luar negeri.

CATL mengadopsi pendekatan tersebut dengan Ford (F.N), dengan melisensikan teknologinya untuk pabrik baterai.

“Mengekspor teknologi Tiongkok dapat membantu negara-negara yang kurang terindustrialisasi membangun “merek kendaraan listrik nasional” mereka sendiri,” imbuh Tu.

CYVN Holdings yang berbasis di Abu Dhabi, investor strategis di Nio (9866.HK), telah mengembangkan model EV premiumnya sendiri menggunakan sasis dan perangkat lunak dari produsen EV Tiongkok tersebut.

Menurut sumber, CYVN mengakuisisi produsen mobil sport Inggris McLaren pada April dan sekarang berencana untuk menjual EV-nya menggunakan merek McLaren. Namun, model-model mendatang akan menggunakan lebih banyak “DNA” McLaren dan lebih sedikit teknologi Tiongkok.

Sementara itu, sasis EV baru CATL akan memungkinkan konsumen untuk “menentukan seperti apa tampilan EV, alih-alih membiarkan produsen mobil raksasa memutuskan apa yang akan dijual. Hal itu diutarakan Presiden Eksekutif CATL, Hu Guoliang.

CATL, kata Hu, akan meningkatkan produksi sasis dalam tiga tahun ke depan setelah menandatangani kontrak dengan beberapa produsen mobil domestik. Bedrock chassis-nya memulai debutnya di Eropa minggu ini di pameran IAA Mobility di Munich.

Namun, apakah manfaat bersama dari teknologi kendaraan listrik Tiongkok akan bertahan dalam jangka panjang? Masih menjadi pertanyaan kunci.

Mantan CEO Aston Martin, Andy Palmer, mengatakan, meskipun ada penghematan dalam R&D, produsen mobil sebaiknya menghindari ketergantungan yang berlebihan pada teknologi pihak ketiga.

“Dalam jangka panjang, Anda akan rugi karena Anda hanyalah pengecer,” kata Palmer.

Santino dari Oliver Wyman mengungkapkan, risiko besar bagi produsen mobil tradisional adalah bahwa menggunakan teknologi orang lain berarti “kemampuan Anda untuk membedakan merek Anda sangat terbatas.”

“Dengan memadukan teknologi mereka sendiri, produsen mobil dapat membatasi risiko,” kata Santino.

750 x 100 PASANG IKLAN

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Terkait
930 x 180 PASANG IKLAN
Core Business

Tutup Yuk, Subscribe !