
Jakarta,corebusiness.co.id-Penggunaan kompor listrik menjadi alternatif pengganti elpiji 3 kilogram (kg) untuk kebutuhan memasak. Berikut perbedaan kompor listrik dengan kompor induksi, serta kelebihan dan kekuranganya.
Rusmiati (45), salah satu ibu rumah tangga di Kelurahan Kedaung, Kecamatan Pamulang, Kota Tangerang Selatan, mulai resah setelah pemerintah menetapkan liquefied petroleum gas (LPG) atau elpiji subsidi tabung 3 kilogram (kg) tidak lagi dijual di tingkat pengecer. Ketentuan tersebut mulai diberlakukan Sabtu (1/2/2025). Masyarakat hanya bisa membeli elpiji 3 kg melalui pangkalan resmi Pertamina dengan harga eceran tertinggi (HET) yang sudah ditetapkan.
“Saya buru-buru beli di warung dekat rumah yang masih menjual gas 3 kilogram, takut kehabisan buat masak. Karena, agen gas lumayan jauh dari rumah,” kata Rusmiati, Minggu (2/1/2025).
Rusmiati juga mengetahui informasi bahwa pemerintah sudah memberlakukan pembelian elpiji 3 kg menggunakan kartu tanda penduduk (KTP). Jumlah penggunaan elpiji 3 kg pun dibatasi, empat kali dalam sebulan. Mengantisipasi situasi mendadak untuk kebutuhan memasak, dia berencana mencari alternatif menggunakan kompor listrik.
Pemerintah sudah meluncurkan program konversi elpiji ke kompor listrik induksi sejak tahun 2022, namun sempat batal. Pemerintah melalui Dewan Energi Nasional (DEN) memastikan, program yang ditandai dengan pembagian kompor listrik ini akan kembali berjalan pada 2025.
Sekretaris Jenderal DEN Djoko Siswanto mengungkapkan, program ini ditujukan untuk masyarakat mampu, bukan warga miskin. Djoko menilai, program konversi elpiji ke kompor listrik induksi perlu dimulai dari masyarakat dengan tingkat ekonomi menengah ke atas. Salah satu alasannya, kalangan masyarakat tersebut cenderung telah mampu membeli perangkat kompor listrik induksi.
Menurutnya, bagi-bagi kompor listrik induksi membutuhkan biaya cukup mahal, yakni Rp 2 juta per Kartu Keluarga. Biaya tersebut mencakup perangkat kompor listrik, panci, hingga peningkatan daya listrik di rumah.
Djoko mengutarakan, program ini sebenarnya dapat berjalan efektif, tetapi kalah dengan opini masyarakat yang saat itu khawatir akan lonjakan tagihan listrik. Padahal, PT PLN (Persero) memiliki teknologi yang dapat membedakan tarif listrik biasa dengan tarif listrik kompor induksi.
Perbedaan Kompor Induksi dan Kompor Listrik
Kembali ke kegelisahan yang dialami ibu rumah tangga Rusmiati. Setelah mengetahui kebijakan pemerintah terkait ketentuan pembelian elpiji 3 kg, dia mulai mencari tahu jenis-jenis kompor listrik yang difungsikan sebagai energi untuk memasak untuk kebutuhan sehari-sehari keluarganya. Namun, ia mengaku belum memahami kompor listrik induksi yang sedang diwacanakan pemerintah.
Bukan hanya Rusmiati, ketidaktahuan tentang kompor listrik induksi, masih banyak orang yang menganggap bahwa kompor induksi dan listrik adalah jenis kompor yang sama. Meski penampilan dan fitur keduanya terlihat sama, ternyata kedua jenis kompor ini memiliki cara kerja yang berbeda. Selain itu, kompor listrik maupun induksi mempunyai sejumlah kelebihan dan kekurangannya masing-masing.
Disarikan dari berbagai sumber, kompor listrik merupakan kompor tanam yang bekerja dengan cara mengalirkan arus listrik melalui kumparan logam yang ada di bawah permukaan kaca atau keramik. Arus listrik ini nantinya akan mengirimkan panas yang digunakan untuk memasak melalui permukaan kaca dengan menggunakan energi inframerah.
Ketika aliran listrik dimatikan, permukaan kompor listrik masih akan terasa panas. Jadi, pengguna harus menunggu beberapa saat sebelum kompor kembali dingin.
Kelebihan dan Kekurangan Kompor Listrik
Kompor listrik memiliki beberapa kelebihan, pertama, mudah dipasang dan digunakan. Jadi, pengguna tidak perlu repot memanggil tukang, karena bisa langsung memasang kompor listrik sendiri. Penggunaan kompor listrik lebih simpel, dari proses penyalaan hingga pengaturan nyala api.
Kedua, mudah untuk mengontrol suhu saat memasak. Kompor listrik telah memiliki fitur pengaturan suhu yang canggih, sehingga memberikan kontrol penuh kepada pengguna. Jadi, tidak perlu khawatir suhu melebihi atau kurang dari yang dibutuhkan saat memasak.
Ketiga, mampu mencapai suhu masak yang lebih tinggi daripada kompor induksi. Bagi pengguna yang sering menggoreng dan membuat sop, maka kompor listrik dapat menjadi pilihan utama. Soalnya, kompor ini memanfaatkan resistansi listrik pada elemen pemanasnya, sehingga mampu menghasilkan panas yang cukup tinggi. Jadi, proses memasak bisa lebih cepat.
Keempat, harga cukup terjangkau. Umumnya, harga kompor listrik lebih terjangkau dibandingkan dengan kompor induksi. Hal ini karena kompor listrik menggunakan teknologi yang lebih sederhana dan tidak memerlukan elemen pemanas yang mahal seperti pada kompor induksi.
Kelima, tidak mudah tergores. Permukaan kompor listrik terbuat dari bahan tahan terhadap goresan, seperti keramik atau kaca yang lebih gampang dirawat. Jadi pengguna tidak perlu khawatir terjadi kerusakan di kompor akibat gesekan peralatan masak atau benda-benda lainnya.
Sementara kekurangan kompor listrik, pertama, sisa panas pada kompor kurang aman untuk anak-anak. Setelah kompor listrik dimatikan, biasanya permukaan masih terasa panas. Jadi, berbahaya buat pengguna yang memiliki anak kecil, karena bisa melukai tangannya. Karena itu, perlu tetap waspada dan memperhatikan keselamatan anak-anak di sekitar area dapur.
Kedua, membutuhkan waktu lebih lama untuk memasak karena harus menunggu kompor untuk panas. Saat menggunakan kompor listrik, pengguna harus sedikit bersabar menunggu kompor mencapai suhu yang diinginkan, terutama jika sudah terbiasa dengan respons cepat dari kompor gas.
Ketiga, butuh energi listrik yang cukup besar. Dari segi penggunaan energi listrik, kompor listrik cenderung lebih boros dibandingkan dengan kompor induksi. Soalnya, proses transfer panas dari elemen pemanas ke panci atau wajan tidak seefisien kompor induksi yang langsung memanaskan permukaan panci melalui induksi magnetik. Akibatnya, tagihan listrik bulanan lebih cepat membengkak.
Untuk menggunakan kompor listrik, pengguna juga tidak bisa memilih alat masak sembarangan. Alat masak yang digunakan untuk kompor listrik biasanya terbuat dari stainless steel, keramik, besi, dan aluminium.
Kelebihan dan Kekurangan Kompor Induksi
Umumnya, kompor induksi mengggunakan sebanyak 90 persen energi listrik untuk masak. Inilah yang membuat kompor induksi mampu menghasilkan panas lebih cepat tanpa adanya energi yang terbuang.
Tidak seperti kompor listrik yang menggunakan kumparan logam, kompor induksi menggunakan radiasi elektromagnetik untuk memanaskan alat masak secara langsung. Inilah yang membuat kompor induksi dapat kembali dingin secara instan ketika dimatikan
Kelebihan kompor listrik induksi, pertama, waktu masak lebih cepat karena tidak perlu menunggu proses pemanasan. Kompor induksi menggunakan teknologi magnet sehingga begitu panci diletakkan di atas permukaan kompor, maka proses pemanasan akan dimulai secara instan. Hal ini menghemat waktu kamu saat memasak.
Kedua, cepat dingin setelah dimatikan. Kompor induksi mempunyai kemampuan mendinginkan permukaan dengan cepat setelah dimatikan. Jadi, pengguna tidak perlu khawatir akan adanya risiko kecelakaan setelah proses memasak selesai.
Ketiga, mudah dibersihkan. Permukaan kompor induksi terbuat dari material yang tidak menahan panas. Pengguna dapat langsung membersihkannya setelah selesai memasak tanpa perlu khawatir.
Keempat, hemat energi. Jika dibandingkan dengan kompor listrik, kompor induksi lebih efisien dalam penggunaan energi karena hanya memanaskan bagian bawah panci, bukan seluruh permukaan kompor.
Kelima, lebih aman saat digunakan. Dari segi keamanan, kompor induksi dapat menjadi pilihan utama. Soalnya, kompor ini tidak menghasilkan api terbuka yang sering digunakan pada kompor gas. Tidak hanya itu, kompor induksi juga dilengkapi dengan berbagai fitur keamanan canggih, seperti deteksi panci kosong. Jadi, kompor akan langsung mati jika tidak ada peralatan masak yang terdeteksi.
Di balik kelebihan, kompor induksi juga mempunyai kekurangan. Pertama, adanya suara dengungan yang dapat mengganggu ketika proses memasak. Saat kompor induksi beroperasi, akan terdengar suara dengungan karena medan elektromagnetik yang dihasilkan. Meskipun tidak selalu terjadi, tetapi buat beberapa orang, suara tersebut dapat menjadi mengganggu.
Kedua, membutuhkan alat masak khusus. Penggunaan kompor induksi memerlukan alat masak khusus yang berbahan ferromagnetik agar dapat berfungsi dengan baik. Selain itu, pengguna harus memilih alat masak dengan permukaan bawah yang rata, seperti proses instalasi yang rumit.
Kompor induksi memerlukan daya listrik yang cukup tinggi, terutama saat beberapa zona memasak digunakan secara bersamaan. Untuk memastikan pasokan listrik yang memadai, maka perlu dipasang sirkuit listrik khusus. Tentunya, dibutuhkan tenaga ahli untuk proses instalasi dan pembuatan sirkuit listrik. Namun, ada alternatif solusi, tanpa proses instalasi yang rumit dengan menggunakan kompor induksi portable.
Ketiga, rentan terhadap perubahan tegangan. Fluktuasi tegangan listrik dapat menjadi tantangan serius bagi kinerja kompor induksi. Meskipun dilengkapi dengan teknologi canggih, kompor ini rentan terhadap perubahan tegangan yang tidak stabil. Hal ini dapat memengaruhi efisiensi dan kinerja keseluruhan kompor induksi.
Dari kelebihan dan kekurangan, baik kompor listrik maupun kompor induksi, semuanya tergantung situasi dan kebutuhan penggunanya dalam memilih kedua jenis kompor yang sama-sama dari energi listrik tersebut. (Rif)