
Oleh: Dr. Kurtubi
JAUH sebelum pendaki Gunung Rinjani dari Brazil, Juliana terjatuh di kedalaman 600 meter yang terjadi beberapa hari lalu, saya sudah sarankan agar rencana atau ide untuk membangun kereta gantung di kawasan Gunung Rinjani bisa direalisir/ diwujudkan untuk kepentingan Nusa Tenggara Barat (NTB), dan Indonesia jauh ke depan
Dibangunnya kereta gantung di kawasan Gunung Rinjani dimaksudkan agar keindahan alam Gunung Rinjani bisa dilihat dan disaksikan secara langsung dengan mata kepala sendiri. Bukan dilihat dari foto atau dari cerita para pendaki gunung saja. Sebab keindahan alam Gunung Rinjani yang luar biasa dan mendunia berikut Danau Segare Anak dengan fenomena geologisnya yang unik, terkait keberadaan Gunung Baru Jari (yang berarti Gunung Baru Jadi dalam Bahasa Sasak di Lombok) adalah merupakan karunia Ilahi kepada Bangsa Indonesia wabilkhusus kepada masyarakat NTB.
Keindahan alam yang luar biasa dari Gunung Rinjani seyogyanya tidak hanya bisa dinikmati oleh para pendaki gunung saja! Langkah untuk membangun kereta gantung ini akan bisa menjadikan Gunung Rinjani menjadi ikon baru tujuan wisata kelas dunia di Lombok, NTB, untuk melengkapi tujuan wisata yang sudah ada. Seperti tujuan wisata berbasis pantai, ada Pantai Senggigi, Pantai Pink, wisata berbasis keindahan pulau kecil seperti Gili Terawanan, Gili Air, kemudian wisata berbasis air terjun, dan tujuan wisata lainnya di NTB.
Kebijakan ini akan bisa menciptakan ribuan lapangan kerja baru di Lombok, NTB, berupa hotel hotel baru, industri kuliner khas Lombok seperti Ayam Taliwang, Sayur Ares berbahan baku pohon pisang yang kaya serat, Sate Bulayak Narmade, dan Sate Rembige.
Ada pula kuliner berbasis udang lobster yang perlu dikembangkan karena selama ini bibit lobster hasil tangkapan para nelayan NTB hampir semua diekspor secara illegal. Selain itu, ada kuliner Plecing Kangkung khas Lombok yang disukai oleh kalangan ibu rumah tangga, dan kuliner khas Lombok lainnya.
Pembangunan kereta gantung juga akan mendorong kegiatan UMKM, seperti kerajinan tangan, hingga kegiatan kesenian dan kebudayaan akan bisa lebih berkembang.
Alaska di Lombok
Suatu ketika saya beserta keluarga pernah ke Alaska, wilayah Amerika yang terletak di kawasan Kutub Utara. Kebetulan kami pernah naik kereta gantung ke puncak gunung bersama besan yang kebetulan tinggal di Alaska.
Pengalaman kami di Alaska, negara bagian Amerika, ini bisa ditiru oleh Pemerintah Daerah NTB, atau oleh pihak swasta dari kalangan pengusaha yang tertarik dengan bisnis pariwisata. Bisa pula didanai oleh pemerintah pusat, misalnya dengan memanfaatkan dana dari program Danantara.
Tidak hanya untuk kereta gantung di Gunung Rinjani, tetapi juga untuk membangun kereta gantung di pegunungan indah yang selama ini menjadi objek wisata yang sangat penting di berbagai daerah. Sehingga kegiatan usaha membangun kereta gantung tidak hanya di Gunung Rinjani, tetapi juga di berbagai daerah di tanah air.
Untuk mendukung aktivitas sektor wisata di NTB, perlu ketersediaan listrik yang cukup, agar bisa menyala nonstop 24 jam. Pemerintah atau PLN dapat menggunakan Energi Baru Terbarukan (EBT), selain bebas polusi karbon CO2 dan biaya produksi listriknya bisa bersaing dengan listrik berbasis energi fosil. Bahkan generasi terbaru dari Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) biaya produksi listriknya (LCOE) lebih murah dari Listrik PLTU batubara yang padat dengan emisi karbon CO2.
Kereta gantung di Alaska selain di puncak gunungnya dilengkapi dengan ruang informasi tentang sejarah Alaska– yang dibeli oleh Amerika dari Rusia dan dibayar dengan uang cash (US$)–juga dilengkapi dengan informasi tentang pengembangan kereta gantung itu sendiri yang ikut menjaga keindahan alam dan lingkungan hidup kehutanan khas Alaska yang diliputi salju nonstop karena malam harinya lebih panjang dari siang hari.
Lombok yang terkenal sebagai Pulau 1000 Masjid, bisa disimbolkan misalnya dengan membangun mushola di Gunung Rinjani berdampingan dengan bangunan tempat istirahat para pendaki dan nonpendaki untuk menikmati keindahan alam Gunung Rinjani.
Potensi pengembangan ekonomi di Lombok NTB berbasis keindahan alam Gunung Rinjani yang bisa didaki melalui 3 lokasi, yakni Sembalun, Senaru, dan Torean, akan bisa menghidupkan kembali atau peluang untuk melanjutkan rencana Pemda NTB membangun Global Hub Kayangan di Lombok Utara.
Dengan memanfaatkan jalur laut Alki 2 Selat Lombok yang merupakan jalur lalu lintas kapal laut niaga dunia, pulang pergi berlayar dari Australia, Selandia Baru, Afrika Selatan, dan Eropa Barat menuju Philipina, China, Taiwan, Rusia Timur, dan Alaska.
Untuk diketahui, pada tahun 2015 ketika penulis bertugas di Komisi VII DPR RI mewakilI Dapil NTB dari Fraksi NasDem, pemerintah pusat sudah menyetujui Rencana Pembangunan Global Hub Kayangan ini. Karena itu, sebaiknya Gubernur NTB menghidupkan kembali Program Global Hub Kayangan sejalan dengan merebaknya popularitas Gunung Rinjani yang menarik perhatian dunia saat ini.
Selama ini NTB yang terletak di antara Pulau Lombok dan Pulau Bali, tidak menerima satu sen pun dari banyaknya lalu lintas kapal niaga sipil yang setiap hari melalui Selat Lombok yang menghubungkan antara Pulau Lombok dan Pulau Bali.
Global Hub Kayangan merencanakan untuk membangun pelabuhan laut di Pantai Kayangan Lombok Utara, tempat singgahnya kapal-kapal niaga untuk mengisi air dan bahan bakar kapal laut. Termasuk menurunkan muatan bahan baku industri untuk diolah di Kawasan Industri Kayangan, di mana rencana lokasinya juga sudah disiapkan oleh Bupati Lombok Utara. (Dr. Kurtubi– Alumnus SMAN Mataram, FEUI, IFP Perancis, CSM Amerika. Mantan Ketua Kaukus Nuklir Parlemen 2014 — 2019 Dari Fraksi NasDem. Mantan Pengajar Ekonomi Energi Pasca Sarjana FEUI dan Universitas Patamadina)