
Oleh: Dr. Kurtubi
FAKTA empirik yang tidak bisa dibantah adalah Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), telah mengalahkan Bali sebagai tujuan wisata terbaik dunia tahun 2025. Hal ini pertama kali terjadi dalam sejarah sejak Provinsi Bali dan NTB lahir.
Faktor keindahan alam Lombok, NTB, sangat luar biasa. Baik keindahan alam berbasis pantai yang sudah mendunia dengan Pantai Senggigi, Gili Terawangan, Pantai Pink, Pantai Mandalike, serta keindahan alam berbasis pegunungan. Seperti keindahan alam Gunung Rinjani berikut Danau Segare Anak dan fenomena Gunung Baru Jari yang terletak ratusan meter di atas permukaan laut. Hal ini sangat menarik perhatian para geologis dunia.
Namun sayang sekali, keindahan alam Gunung Rinjani dan Danau Segare Anak yang merupakan karunia Ilahi kepada bangsa Indonesia, khususnya masyarakat NTB. Ternyata pihak yang bisa menikmati keindahan alamnya secara langsung, hanya terbatas mereka yang bisa mendaki gunung saja.
Masyarakat Indonesia dan dunia umumnya yang bukan pendaki gunung, tidak pernah bisa menginjakkan kakinya di kawasan Gunung Rinjani.
Saya termasuk yang mendukung rencana untuk membangun kereta gantung ke Gunung Rinjani. Sebab, hal ini akan bisa menjadi ikon baru tujuan wisata kelas dunia di Lombok, NTB.
Kereta gantung ini bisa menjadi magnet wisatawan mancanegara ke Lombok, NTB. Multiplier effect-nya akan menciptakan banyak lapangan pekerjaan di bidang pariwisata, perhotelan, kuliner, restoran, kerajinan tangan, dan seni budaya.
Berdasarkan pengalaman yang saya lihat sendiri di Alaska, kawasan Kutub Utara Amerika Serikat, kehadiran kereta gantung sangat memperhatikan dan concern dengan pepohonan dan hutan, serta lingkungan hidup setempat.
Status Lombok, NTB, sebagai ‘Daerah 1000 Masjid’, bila perlu di Gunung Rinjani bisa dilengkapi fasilitas tempat ibadah, seperti musholla, selain tempat istirahat untuk menikmati pemandangan. Sementara para wisatawan lokal dan mancanegara bisa menikmati keindahan alam dengan aman dan damai dari atas kereta gantung tersebut.
Peningkatan Ekonomi NTB
Untuk meningkatkan ekonomi masyarakat NTB secara keseluruhan, pada kesempatan ini, selain terkait pengembangan wisata Gunung Rinjani, saya menyarankan dua hal. Pertama, Program Global Hub Kayangan di Lombok Utara. Kedua, Program Hilirisasi Tambang di Kabupaten Dompu.
Kiranya perlu dilanjutkan rencana membangun Global Hub Kayangan di Lombok Utara, letaknya tidak jauh dari kawasan Gunung Rinjani. Konsepnya, dengan memanfaatkan posisi Selat Lombok yang sangat strategis sebagai alur lalu lintas kapal niaga dunia yang datang dari Australia, New Zealand, Afrika Selatan, dan Eropa Barat menuju ke Philipina, China, Taiwan, Alaska. Perjalanan tersebut bisa dilakukan pulang pergi.
Pelabuhan laut skala besar juga harus dibangun di Lombok Utara sebagai tempat singgahnya kapal-kapal niaga dunia untuk mengisi air dan bahan bakar, serta menurunkan bahan baku industri yang bisa diolah di kawasan industri Lombok Utara.
Ketika saya menjadi anggota Komisi VII DPR RI periode 2014- 2019, Program Global Hub Kayangan ini sudah memperoleh izin dari pemerintah pusat.
Untuk Program Hilirisasi Tambang, pengelolaan cadangan terbukti yang sangat besar dari sumber daya mineral, yaitu komoditas tembaga dan emas di Dompu, perlu dipastikan untuk harus menerapkan Program Hilirisasi Mineral.
Gubernur dan bupati tidak boleh membiarkan investor hanya sekadar melakukan kegiatan penambangan mineral, lalu dijual/diekspor. Maka, perlu disiapkan agar produk tambang mineral diolah di Dompu. Disiapkan dengan membangun smelter.
Industri hilir yang dibangun terintegrasi dengan industri yang mengolah output smelter menjadi produk final yang siap diekspor atau dijual di dalam negeri.
Sementara listrik untuk menggerakkan roda pariwisata dan industri hilir mineral, akan lebih efisien dan murah dengan menggunakan listrik dari energi nuklir yang bisa menyala nonstop 24 jam.
(Penulis adalah Ketua Kaukus Nuklir Parlemen 2014-2019, alumni SMAN Mataram, FEUI Jakarta, IFP Perancis, CSM Amerika Serikat, dan mantan Pengajar Ekonomi Energi Pasca Sarjana FEUI dan Universitas Paramadina)