160 x 600 PASANG IKLAN
160 x 600 PASANG IKLAN
160 x 600 PASANG IKLAN
160 x 600 PASANG IKLAN

Menggenjot Volume Penyaluran Operasi Pasar Beras SPHP

750 x 100 PASANG IKLAN

Operasi pasar, sesuai namanya, berarti menggunakan pasar sebagai piranti penting penyaluran. Ini didasarkan pada kenyataan bahwa integrasi pasar beras di Indonesia tinggi. Pasar beras di berbagai wilayah saling terkait satu sama lain. Ini terutama tampak dari sisi harga. Integrasi pasar ditandai oleh keterkaitan harga antar pasar beras regional, baik pasar grosir maupun pasar eceran dalam jangka waktu panjang. Pergerakan harga antarwaktu, tempat, dan pasar produsen-konsumen kian kompak.

Keterkaitan harga itulah yang memungkinkan harga di pasar, terutama pasar eceran, lebih cepat turun apabila ketersediaan beras di pasar grosir dipenuhi atau dijenuhi. Terutama di pasar-pasar grosir yang menjadi penentu harga, baik di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) maupun pasar grosir Medan, Surabaya, Makassar, Palembang, dan Banjarmasin. Kalau tidak turun, setidaknya harga bisa ditahan untuk tidak naik.

Meskipun perannya tidak sebesar dulu, PIBC adalah salah satu pasar grosir dengan rerata volume perdagangan yang besar: 2.500-3.500 ton beras per hari. Perdagangan beras antar pulau dalam beberapa tahun terakhir tidak lagi mengandalkan PIBC, tetapi lebih banyak langsung antar pasar grosir. Ini terjadi karena sempitnya akses menuju PIBC dan berkembangnya infrastruktur transportasi dan teknologi komunikasi.

Adalah benar menggandeng penggilingan, pedagang besar, distributor, dan pedagang grosir di pasar induk dalam operasi pasar membuat Bulog dilematis. Sebagai pemain mereka bisa ambil untung besar dan membuat operasi pasar gagal. Celah ambil untung muncul lantaran beras dilepas Bulog di bawah harga pasar. Jika dioplos dengan beras lain atau diganti kemasan, lalu dijual dengan harga pasar untungnya lumayan besar.

750 x 100 PASANG IKLAN

Namun demikian, dengan kemasan SPHP 5 kilogram mengoplos atau ganti kemasan memerlukan upaya yang luar biasa. Hanya mereka yang sejak awal niat dan nekat yang berani melakukan itu. Apalagi, intensitas Satgas Pangan mengawasi pasar seperti saat ini, celah berperilaku culas kian sempit. Intinya, pengawasan ketat harus dilakukan. Siapa pun yang melanggar harus ditindak tegas. Tidak ada toleransi atas hal itu. Yang penting, pelaku operasi pasar harus diberikan margin yang memadai.

Perubahan mekanisme penyaluran ini diperlukan karena dua hal. Pertama, ada keperluan penyaluran CBP dalam jumlah besar. Agar stok beras di gudang Bulog sebesar 3,9 juta ton tidak susut volume, turun mutu, dan membebani biaya pengelolaan/penyimpanan. Kedua, saat ini 73,2 persen beras (baik sisa impor 2024 maupun pengadaan dari dalam negeri) di gudang Bulog berusia lebih 4 bulan. Beras ini tidak bisa disimpan berlama-lama. Kalau stok beras akhir tahun nanti besar, residu risiko juga besar. (Khudori: Pengurus Pusat PERHEPI, Anggota Komite Ketahanan Pangan INKINDO, dan Pegiat AEPI)

 

750 x 100 PASANG IKLAN

Pages: 1 2Show All
750 x 100 PASANG IKLAN

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Terkait
930 x 180 PASANG IKLAN
Core Business

Tutup Yuk, Subscribe !