Oleh: dr. Ngabila Salama, MKM
Human metapneumovirus (HMPV) adalah infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) yang disebabkan oleh virus, karena merupakan virus lama di dunia dan sudah bersirkulasi di Indonesia sejak 2001. HMPV tidak akan menjadi pandemi seperti Covid-19, yang baru pertama kali ditemukan di dunia pada 31 Desember 2019 di Wuhan China
Walau HMPV berbeda family dengan influenzae, tapi gejalanya sama persis. Akan tetapi, pada orang dengan imunitas rendah seperti bayi, balita, anak, ibu hamil, lansia, orang dengan komorbid bisa menyebabkan sesak nafas karena pneumonia/bronkiolitis (anak), dengan tingkat fatalitas kematian yang amat rendah.
Mendiagnosis HMPV perlu dilakukan tes Polymerase Chain Reaction (PCR) /panel virus. Biasanya dilakukan di rumah sakit besar atau swasta untuk pasien umum non-BPJS. Pada surveilans aktif dilakukan dalam surveilans ILI/SARI influenzae like illness/severe acute respiratory infection yang Kemenkes atau Dinas Kesehatan tunjuk fasilitas sentinel yang rutin mengirimkan sampel ke laboratorium pemerintah untuk menentukan jenis-jenis varian virus penyebab ISPA tersebut, termasuk HMPV.
Untuk ILI karena gejala ringan, sampel dikirim oleh puskesmas, sedangkan SARI oleh RS yang ditunjuk pemerintah. Hingga saat ini belum ditemukan adanya kasus baru atau kenaikan kasus HMPV ini dari hasil surveilans ILI/SARI tersebut.
Bagi orang dengan imunitas rendah, riwayat berpergian dari luar negeri utamanya China, dan mengalami gejala ISPA ringan atau berat (sesak nafas), sebaiknya diperiksakan panel virus penyebab ISPA/ PCR HMPV. Untuk menghindari penyebaran virus lebih masif dengan melakukan isolasi. Dan melakukan penyelidikan epidemiologi atau tracing pada kasus positif. Karena virus ini lebih mudah menular dari virus influenzae atau virus lainnya.
Untuk pengobatan, sama saja dengan flu/infeksi virus pada umumnya. Dan belum ada vaksin spesifik untuk HMPV.
Pencegahan Dini HMPV
Cara penularan HMPV sama dengan flu pada umumnya secara airborne, aerosol, dan droplet. Pencegahannya dengan menjaga pola hidup bersih dan sehat setiap hari. Bersih diri dan bersih lingkungan.
Bersih diri rajin 3M, yaitu mencuci tangan dengan 6 langkah menggunakan air mengalir dan sabun selama 20 detik, memakai masker dan menjaga jarak di keramaian.
Bersih lingkungan dengan rajin membersihkan permukaan benda, menjaga ventilasi cahaya dan udara di rumah, sekolah, dan kantor, dan tempat-tempat lainnya.
Pola hidup sehat untuk menjaga imunitas tetap baik agar virus dan kuman lainnya tidak mudah masuk ke dalam tubuh dengan metode CERDIK dan CERIA setiap hari.
Penjabaran CERDIK sebagai berikut:
C: cek kesehatan secara rutin: pemeriksaan tekanan darah, gula darah, lingkar perut, BB, TB, indeks massa tubuh, faktor risiko kanker, dan rokok, dan lain-lain, gratis selama 6 bulan sekali di puskesmas atau posyandu terdekat
E: enyahkan asap rokok (baik perokok aktif dan pasif sama-sama membahayakan kesehatan pertumbuhan termasuk anemia dan stunting, perkembangan, mental emosional, dan kognitif.
R: rajin aktivitas fisik 20-30 menit dalam sehari dan 5 kali dalam seminggu. Aktivitas fisik dapat mengeluarkan hormon endorphine yang memicu rasa senang, bahagia, anti stres, dan lebih bersemangat dalam menjalani aktivitas sehari-hari. Studi menyebutkan, aktivitas fisik rutin minimal 6.000 langkah per hari dapat menghindari risiko terkena penyakit jantung dan serangan jantung di kemudian hari. Bisa diperoleh juga dengan melakukan olahraga murah berjalan kaki, lari, jogging, aktivitas olahraga aerobik lainnya seperti treadmill, sepeda statis, bersepeda, berenang, senam, yoga, menggunakan transportasi publik, dan lain-lain.
D: diet atau makanan seimbang dengan konsumsi sayur dan buah 3-5 porsi sehari dan batasi konsumsi gula, garam, lemak (GGL), karena berbahaya bisa menyebabkan obesitas dan penyakit kronis (silent killer / mother of disease darah tinggi dan kencing manis). Konsumsi gula maksimal 4 SDM, garam 1 SDT, dan lemak 5 SDM dalam sehari sudah termasuk cemilan dan makan wajib. Isi piring setengah piring sayur dan buah, setengah lainnya karbohidrat dan lauk
I: istirahat atau tidur cukup 7-8 jam per hari.
K: kelola stress dengan baik dengan menyalurkan hobi, family time, dan beribadah.
CERIA singkatan dari:
C: cerdas intelektual, emosional, dan spiritual.
E: empati dalam berkomunikasi efektif.
R: rajin beribadah sesuai agama dan keyakinan.
I: interaksi yang bermanfaat bagi kehidupan.
A: asah asih dan asuh dalam keluarga dan masyarakat.
Penting deteksi dini penyakit jika sudah diobati 2-3 hari sendiri di rumah tidak membaik, segera rujuk ke fasilitas kesehatan terdekat atau dokter untuk pengobatan dan diagnosis lebih lanjut. (dr. Ngabila Salama, MKM adalah Praktisi Kesehatan Masyarakat, Kasie Pelayanan Medik & Keperawatan RSUD Tamansari).