160 x 600 PASANG IKLAN
160 x 600 PASANG IKLAN
160 x 600 PASANG IKLAN
160 x 600 PASANG IKLAN
750 x 100 PASANG IKLAN

Energi Nuklir sebagai Kebutuhan Strategis untuk Masa Depan Indonesia

750 x 100 PASANG IKLAN

Oleh: Dr. Kurtubi

KONTEKS masalah Indonesia telah meratifikasi Paris Agreement dan menetapkan target ambisius untuk menurunkan emisi karbon. Namun dalam praktiknya, sistem energi nasional masih sangat bergantung pada batubara dan energi fosil. Di sisi lain, sumber energi terbarukan seperti surya, angin, air, dan biomassa memiliki keterbatasan alamiah dalam menyediakan listrik yang stabil dan kontinu 24 jam sehari, 365 hari setahun.

Semasih menjabat Ketua Kaukus Nuklir Parlemen RI, dalam forum internasional di Wina, Austria, tahun 2019, saya pernah menyampaikan bahwa tanpa pemanfaatan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN), target penurunan emisi CO₂ sangat sulit dicapai—jika tidak ingin disebut mustahil.

Faktanya, pernyataan saya masih relevan hingga hari ini. Teknologi PLTN telah berkembang pesat pascatragedi Chernobyl dan Fukushima. PLTN generasi baru kini lebih aman, bersih, dan ekonomis, serta menjadi tulang punggung transisi energi di banyak negara maju.

750 x 100 PASANG IKLAN

PLTN juga memiliki kelebihan dibandingkan energi berbasis matahari, angin, dan air. Energi bersumber dari matahari, misalnya, tidak bersinar di malam hari dan sinarnya bisa terhalang oleh hujan atau awan.

Sementara energi bersumber dari angin, tidak bertiup sepanjang waktu dan intensitasnya tidak konsisten di hampir seluruh wilayah Indonesia.

Begitu pula dengan energi berbasis air. Debit sungai menurun saat musim kemarau, menyebabkan turunnya produksi listrik Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA).

Di sisi lain, sistem energi nasional belum terintegrasi seperti jaringan listrik di Eropa, yang memungkinkan impor energi lintas negara.

Untuk pengadaan energi listrik berbasis nuklir di Indonesia, pemerintah harus melakukan langkah-langkah sebagai berikut:

750 x 100 PASANG IKLAN

Pertama, menghidupkan kembali roadmap PLTN nasional sebagai bagian dari bauran energi jangka panjang (RUPTL dan RPJMN).

Kedua, membangun konsensus politik lintas kementerian dan lembaga untuk menempatkan PLTN sebagai komponen strategis dalam kebijakan energi nasional.

Ketiga, melibatkan masyarakat dan akademisi untuk membangun kepercayaan publik terhadap keamanan dan manfaat ekonomi energi nuklir.

Keempat, memanfaatkan sumber daya uranium dan thorium nasional secara bertanggung jawab untuk mendukung kemandirian energi.

Manfaat Utama PLTN bagi Indonesia

750 x 100 PASANG IKLAN

Jika Indonesia sudah mempunyai PLTN, akan banyak manfaat yang diperoleh pemerintah dan masyarakat. Dalam hal penyediaan listrik, misalnya, PLTN lebih stabil dan berkelanjutan untuk menopang industrialisasi dan kegiatan hilirisasi tambang yang efisien dapat beroperasi 24 jam nonstop.

Energi listrik berbasis nuklir mampu menurunkan emisi CO₂ secara signifikan dan mendukung komitmen iklim global.

PLTN juga akan menarik investasi berkualitas dalam sektor teknologi tinggi dan energi bersih.

Yang lebih penting adalah Indonesia bisa menumbuhkan kemandirian energi nasional berbasis potensi dalam negeri.

Seperti sudah saya sampaikan dalam forum internasional di Wina tahun 2019, pernyataan saya bukan sekadar wacana masa lalu, tetapi seruan strategis yang perlu dijawab saat ini. Di tengah krisis iklim dan kebutuhan industrialisasi nasional, energi nuklir bukan lagi pilihan, melainkan kebutuhan.

Pemerintah perlu mengambil langkah nyata dan terukur untuk membuka kembali ruang bagi PLTN sebagai bagian dari solusi jangka panjang energi Indonesia. (Dr Kurtubi:  Ketua Kaukus Nuklir Parlemen 2014 — 2019. Alumnus SMAN Mataram, FEUI Jakarta, IFP Perancis, CSM Amerika. Mantan Pengajar Ekonomi Energi Pasca Sarjana FEUI)

750 x 100 PASANG IKLAN

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Terkait
930 x 180 PASANG IKLAN
PASANG IKLAN

Tutup Yuk, Subscribe !