
Jakarta,corebusiness.co.id-Wakil Ketua DPW Partai Amanat Nasional (PAN) DK Jakarta, Ical Syamsudin menyampaikan pandangan strategisnya terhadap masa depan Ibu Kota Jakarta sebagai kota global yang kompetitif, inklusif, dan berbudaya.
Menurut Ical Syamsudin, Jakarta memiliki kapasitas untuk menjadi kota global, dengan daya tarik yang kuat terhadap modal, barang, sumber daya manusia, ide, dan informasi dalam skala internasional.
Namun demikian, sejumlah tantangan sosial-politik masih membayangi perjalanan ke arah sana.
“Hambatan-hambatan sosial politik yang masih dihadapi Jakarta mencakup kesenjangan sosial ekonomi, kualitas hidup yang belum merata, tata kelola pemerintahan yang belum optimal, risiko perubahan iklim dan bencana alam, dinamika sosial budaya, hingga minimnya peran serta masyarakat secara aktif,” tutur Ical Syamsudin melalui keterangan resmi, Senin (23/6/2026).
Ical, begitu dia biasa disapa, juga menyoroti daya beli masyarakat yang saat ini masih tertekan. Menurutnya, diperlukan kebijakan yang komprehensif dan terpadu agar daya beli warga Jakarta dapat meningkat secara signifikan.
“Kebijakan pengendalian harga, peningkatan pendapatan, penciptaan lapangan kerja, serta kebijakan fiskal dan moneter yang mendukung perlu diterapkan secara konsisten,” jelasnya.
Ia juga menekankan pentingnya peran sektor usaha dan masyarakat dalam membangun kemandirian ekonomi warga.
Lebih jauh, Ical menekankan bahwa pemahaman terhadap “berbudaya” dalam dunia politik tidak boleh dibatasi hanya pada ornamen atau kesenian. Baginya, budaya adalah elemen fundamental yang harus diintegrasikan dalam pembangunan kota global.
Menanggapi target Jakarta menjadi kota global setara Tokyo pada 2045, Ical menyatakan optimisme dengan syarat adanya sinergi lintas sektor.
“Jakarta bukan sekadar kota, tetapi simbol kemajuan dan ketangguhan Indonesia. Kami mendukung visi besar yang tertuang dalam Perda Nomor 8 Tahun 2024 tentang RPJPD Jakarta 2025–2045.
Untuk mewujudkan mimpi Jakarta sebagai pusat perekonomian nasional dan kota global, butuh kolaborasi erat antara pemerintah, dunia usaha, komunitas, dan warga,” pungkasnya. (Rif)