
“Kebijakan pengendalian harga, peningkatan pendapatan, penciptaan lapangan kerja, serta kebijakan fiskal dan moneter yang mendukung perlu diterapkan secara konsisten,” jelasnya.
Ia juga menekankan pentingnya peran sektor usaha dan masyarakat dalam membangun kemandirian ekonomi warga.
Lebih jauh, Ical menekankan bahwa pemahaman terhadap “berbudaya” dalam dunia politik tidak boleh dibatasi hanya pada ornamen atau kesenian. Baginya, budaya adalah elemen fundamental yang harus diintegrasikan dalam pembangunan kota global.
Menanggapi target Jakarta menjadi kota global setara Tokyo pada 2045, Ical menyatakan optimisme dengan syarat adanya sinergi lintas sektor.
“Jakarta bukan sekadar kota, tetapi simbol kemajuan dan ketangguhan Indonesia. Kami mendukung visi besar yang tertuang dalam Perda Nomor 8 Tahun 2024 tentang RPJPD Jakarta 2025–2045.
Untuk mewujudkan mimpi Jakarta sebagai pusat perekonomian nasional dan kota global, butuh kolaborasi erat antara pemerintah, dunia usaha, komunitas, dan warga,” pungkasnya. (Rif)