
Jakarta,corebusiness.co.id-Beberapa kebijakan Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman dalam mengendalikan situasi pertanian di Indonesia mendapat sanjungan langsung dari Presiden Prabowo Subianto. Meskipun kebijakannya tak luput menuai kontra.
Sosok Andi Amran Sulaiman sedang hangat dibicarakan, khususnya di kalangan pengamat, praktisi dan pelaku usaha di sektor pertanian, eksekutif, legislatif, yudikatif, serta media massa. Mereka menyoroti kebijakan Amran selaku Menteri Pertanian dalam mengendalikan situasi pertanian di Indonesia.
Salah satu kebijakan Amran yang menjadi perhatian kalangan luas adalah terkait tata niaga perberasan di Indonesia. Dari hasil penerapan kebijakan pembenahan tata niaga perberasan tersebut, Satgas Pangan berhasil mengamankan beberapa produsen dan penggilingan yang diduga mengoplos beras.
Gebrakan Amran menimbulkan kecemasan dari pelaku perberasan di Indonesia. Beberapa produsen, perusahaan penggilingan beras, dan pedagang akhirnya memilih sikap menghentikan untuk sementara waktu aktivitas usahanya. Mereka khawatir ikut “diamankan” Satgas Pangan.
Informasi yang diterima corebusiness.co.id, sejak seminggu belakangan ini terjadi kelangkaan beras di pasar tradisional dan modern, lantaran terhentinya rantai pasok beras. Kondisi seperti ini bisa menyebabkan terjadinya lonjakan harga beras (di atas HET).
Mengetahui harga beras di pasaran masih di atas HET, Amran mengatakan bahwa pemerintah telah menyiapkan langkah-langkah antisipatif. Salah satunya adalah dengan melaksanakan operasi pasar atau penyaluran beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) ke pasar hingga akhir tahun 2025.
Amran menyebut, pemerintah telah menyiapkan total stok sebanyak 1,3 juta ton untuk mendukung operasi pasar. Jumlah ini dinilai jauh lebih besar dibandingkan periode sebelumnya, yang belum pernah mencapai angka tersebut.
“Stok (beras) kita banyak, kita operasi pasar itu sampai Desember kita siapkan. ltu biasanya stok kita tidak kuat, (Tapi sampai Desember) kita siapkan 1,3 juta ton, untuk (bansosnya) 300 ribu (stok),” ucap Amran usai konferensi pers di kantornya, Kamis, 7 Agustus 2025.
Ia menyatakan, selama harga beras masih tinggi, pemerintah akan terus menjalankan operasi pasar.
“Operasi pasar nggak diperpanjang, memang kita rencanakan selama harga naik kita operasi pasar terus. Jadi, dulu mana pernah ada operasi pasar (beras) 1,3 juta ton? Jadi operasi pasar jalan terus,” katanya.
Amran sepertinya sudah “membaca” dampak dari kebijakan yang ditempuhnya akan menuai pro kontra. Satu sisi gebrakannya ini mendapat sanjungan Presiden Prabowo Subianto, di sisi lain mendapat tentangan dari pelaku usaha di industri perberasan di Indonesia. Padahal, selain menjabat menteri di Kabinet Merah Putih, Amran adalah Founder Tiran Group, salah satu pengusaha sukses di tanah air. Bahkan, Amran disebut-sebut salah satu menteri terkaya di Kabinet Merah Putih.
Berawal dari Usaha Racun Tikus
Menukil laman tirangroup.com, diinformasikan bahwa Dr. Ir. H. Andi Amran Sulaiman, M.P., yang akrab disapa AAS, memulai bisnis dari nol melalui inovasi racun tikus yang membawanya menjadi pengusaha sukses.
Setelah 15 tahun berkarir di BUMN, AAS memutuskan hengkang dan berkonsentrasi membesarkan perusahaannya sendiri dengan menciptakan berbagai solusi pertanian, termasuk pestisida dan teknologi pengendalian hama.
Tiran Group, sebagai holding company berkembang ke berbagai sektor seperti perkebunan, pertambangan, dan perdagangan. Tidak mengabaikan kepentingan masyarakat luas, di bawah kepemimpinannya, Tiran Group menjalankan kewajiban sosial melalui AAS Foundation dengan menyelenggarakan pendidikan dan pengembangan sumber daya manusia dalam upaya menciptakan wirausahawan dan tenaga kerja berkualitas di Indonesia.
Keberhasilan mengelola perusahaannya membuat AAS dipercaya sebagai Menteri Pertanian pada Kabinet Kerja (2014-2019) dan Kabinet Indonesia Maju (2023-2024). AAS kemudian dipercayakan menjabat kembali sebagai Menteri Pertanian Kabinet Merah Putih (2024-2029).
Perjalanan Tiran Group (PT Tiran Nusantara Grup) dimulai pada tahun 1996 di Bakunge, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, melalui pendirian perusahaan dengan nama CV Empos Tiran. Nama Tiran sendiri merupakan singkatan dari “Tikus Diracun Amran”, terinspirasi dari inovasi racun tikus buatan AAS yang membantu petani dalam mengendalikan hama.
Berawal dari sektor pertanian dan distribusi pestisida, perusahaan ini berkembang hingga menjadi holding company.
Sejak 2018 sebagai holding company, Tiran Group membawahi beberapa unit usaha, yakni Tiran Mining, Tiran Retail, Tiran Agri, Tiran Trans, dan Tiran Industrial Park.
Tiran Mining
Dalam laman Tiran Group diinformasikan bahwa Ulunit bisnis di sektor pertambangan bernaung dalam bendera Tiran Indonesia, hadir sebagai pionir dalam pengelolaan tambang nikel yang berkelanjutan. Perusahaan menargetkan produksi 1 juta ton nikel per bulan.
Tiran Retail
Tiran Retail saat ini membawahi lima anak perusahaan yang berperan dalam memastikan distribusi berbagai produk secara efektif.
Saat ini, unit retail mendistribusikan ribuan produk Unilever ke 1.245 outlet, serta produk-produk frozen food seperti Bellfood, So Good, dan Indopertama ke 890 outlet yang tersebar di wilayah Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara. Selain itu, Tiran Retail juga menangani distribusi GKP (gula kristal putih) merek GulaTa ke seluruh wilayah Sulawesi.
Tiran merintis sektor retail melalui penyediaan produk-produk pertanian, seperti rodentisida, serta produk industri seperti semen. Selain itu, sektor ini juga mengelola jaringan SPBU percontohan yang beroperasi di berbagai lokasi strategis di Makassar dan sekitarnya.
Tiran Agri
Unit Tiran Agri mengelola sektor agribisnis terintegrasi yang mencakup perkebunan kelapa sawit, tebu, dan mete, serta dilengkapi dengan kegiatan perikanan dan peternakan.
Perkebunan kelapa sawit dan tebu berperan sebagai sumber bahan baku utama untuk produk unggulan GulaTa. Sementara itu, budidaya tanaman mete yang melibatkan partisipasi aktif masyarakat lokal bertujuan untuk mendorong diversifikasi produk pertanian.
Pada subsektor perikanan, Tiran Agri mengembangkan tambak dengan memanfaatkan teknologi tepat guna untuk meningkatkan produktivitas sekaligus menjaga keseimbangan ekosistem.
Sebagai bagian dari dukungan terhadap program Ketahanan Pangan Pemerintah Indonesia, Tiran Agri juga menjalankan usaha peternakan sapi untuk memenuhi kebutuhan susu dan daging.
Tiran Trans
PT AAS Transud Indonesia adalah fasilitas penerbangan strategis yang berperan dalam mendukung akselerasi bisnis dan optimalisasi operasional, sejalan dengan visi dan misi Tiran Group dalam menciptakan pertumbuhan berkelanjutan.
Selain itu, Tiran Group juga beroperasi di sektor pelayaran melalui PT Pelayaran Samudera La Mappepening, anak perusahaan yang didirikan pada tahun 2020. Perusahaan ini menyediakan layanan transportasi maritim yang andal dengan armada terdiri dari 6 kapal tugboat (TB) dan 9 tongkang (BG).
Saat ini, armada yang dimiliki mencapai 27 perjalanan setiap bulan dengan total muatan 202.500 MT, memastikan distribusi logistik yang optimal bagi para mitra dan pelanggan.
Tiran Industrial Park
PT Kawasan Industri Tiran (KITA) hadir sebagai bagian dari upaya Tiran Nusantara Group dalam mendorong pertumbuhan ekonomi di Takalar dengan melibatkan partisipasi aktif masyarakat setempat.
Pengembangan industri berbasis akuabisnis dan agrobisnis, khususnya sektor rumput laut, menjadi prioritas utama dalam pembangunan kawasan ini.
Disebutkan dalam laman Tiran Group, dengan pengalaman lebih dari dua dekade, Tiran Group sekarang ini terus berkembang sebagai perusahaan berorientasi inovasi, keberlanjutan, dan kesejahteraan sosial, serta menjadi pemain utama dalam berbagai sektor industri strategis di Indonesia. (Rif)