
Jamil cerita punya pengalaman menarik ketika menangani proyek SNCC di Yinchuan, Ningxia, China, untuk membangun pabrik gasifikasi metanol menjadi produk plastik (Methanol to Propylene/MTP). Ia menilai proyek ini menjadi tantangan dan ilmu baru baginya. Dengan tekun dia ikuti semua prosedur tahap demi tahap proses pengolahan metanol menjadi produk turunan plastik tersebut.
Setelah itu, di tahun 2016, dia secara full menangani proyek PT Air Liquide Fuzhou untuk gasifikasi batubara menjadi amonia (Coal to Ammonia/CTA).
“Jadi, debut saya mempelajari gasifikasi dan semua unit-unit pendukungnya ketika menangani sebuah proyek di perusahaan China,” imbuhnya.
Mendirikan PT ABG
Wacana proyek gasifikasi di Indonesia mulai terekspos ke publik seiring pemerintah menggaungkan program energi terbarukan, kisaran tahun 2020-an. Jamil sempat mendengar kabar tersebut tatkala ia sedang mengerjakan sebuah proyek di Rusia.
Suatu ketika rekan kerjanya di China direkrut oleh perusahaan Air Product & Chemical Inc (APCI) untuk pengerjaan sebuah proyek gasifikasi di Indonesia. Ternyata, rekannya itu, juga mereferensi Jamil, yang notabene WNI, untuk bergabung dalam tiim proyek tersebut.
Kebetulan proyek gasifikasi itu akan dibangun di Bengalon, jaraknya sekitar 60 kilometer dari Bontang, Kalimantan Timur. Jamil menerima tawaran itu. Juli 2020 ia bergabung di proyek selama empat tahun.
Ketika akhirnya Jamil bersama rekan -rekannya mendirikan PT Amir Brother Gasification (ABG) tahun 2024, perusahaan ini menjadi konsultan dalam proyek-proyek gasifikasi menjadi berbagai produk turunannya.