160 x 600 PASANG IKLAN
160 x 600 PASANG IKLAN
160 x 600 PASANG IKLAN
160 x 600 PASANG IKLAN
750 x 100 PASANG IKLAN

Chairil Gibran Ramadhan Dianugerahi Uhamka Award 2025 atas Dedikasi Melestarikan Budaya Betawi

Sastrawan dan Budayawan Betawi, Chairil Gibran Ramadhan (kelima dari kiri) saat menerima Uhamka Award 2025.
750 x 100 PASANG IKLAN

Sebagai sastrawan yang menguasai semua ragam ejaan yang pernah ada di Indonesia dan ragam bahasa Melayu Rendah dan Melayu Tinggi yang diwujudkan dalam karya-karya cerpen dan puisinya, CGR menyayangkan panitia yang tidak memahami kedua ragam bahasa ini dan memberitahu para pembicara dalam membuat makalah.

“Saya pikir, acara ini akan membicarakan tentang seluk-beluk ragam bahasa Melayu Rendah, para sastrawan-wartawan “Tionghoa Peranakan” yang menghasilkan karya berbahasa Melayu Rendah, dan pengaruh keberadaan karya mereka. Sambil kemudian dibandingkan dengan keberadaan bahasa Melayu Tinggi. Kebetulan sejak 2011 saya memang concern pada segala yang menyangkut ragam bahasa Melayu Rendah ini,” tuturnya.

CGR mengaku, ia banyak belajar dunia ragam bahasa Melayu Rendah dari David Kwa (1956-2020), guru dan sahabatnya, yang merupakan pemerhati budaya Tionghoa-Peranakan dan pakar bahasa Melayu Rendah. Sang guru bahkan pernah berkata kepadanya, “Kamu kalau bikin cerpen pakai bahasa Melayu Rendah, sudah kaya’ orang dulu beneran, Ril.”

Konsep penyuguhan para pembicara dan durasi seminar pun tak luput dari perhatian CGR. Menurutnya, hadirnya delapan pembicara pada satu meja untuk durasi selama tiga jam, terkesan dipaksakan.

750 x 100 PASANG IKLAN

Ia berpandangan, acara seminar ini sebaiknya dipecah menjadi dua sesi, pagi dan siang. Pasalnya, acara yang menarik ini, menjadi anti klimak karena sesi tanya-jawab, hanya sebatas, “tanya”, karena “jawab” sudah tidak kebagian waktu.

Sebelumnya, ungkap CGR, kedelapan pembicara juga menjadi terburu-buru dalam memaparkan pemikirannya. Dirinya berharap, tahun depan, acara yang digelar PSB UHAMKA ini digarap lebih profesional, ada komunikasi antara panitia dengan narasumber, dan mengatur posisi duduk yang nyaman bagi para peserta.

Sekilas CGR

Chairil Gibran Ramadhan dikenal luas melalui karya-karyanya yang konsisten mengangkat tema Betawi, Batavia, dan Jakarta. Sejak tahun 1997, tulisannya tampil di berbagai media nasional. Ia dikenal lewat buku Sebelas Colen di Malam Lebaran: Setangkle Cerita Betawi (2008), Kembang Kelapa: Setangkle Catatan Budaya Betawi, serta lima buku puisi sejarah-budaya bertema Betawi dan Jakarta.

750 x 100 PASANG IKLAN

Selain itu, CGR menggagas penerbitan Kembang Goyang: Orang Betawi Menulis Kampungnya (1900–2000) yang menghimpun karya para sastrawan Betawi, termasuk M. Balfas. Ia juga menulis skenario film biopik “Ismail Marzuki” yang akan difilmkan oleh PPFN dan Padasan Pictures.

CGR pernah menjadi Redaktur Majalah Sastra Horison berkat rekomendasi Taufiq Ismail dan menggagas berbagai inisiatif kebudayaan, seperti Museum Etnografi Orang Betawi, Betawi Institute, Penerbit Padasan, dan jurnal Stamboel: Journal of Betawi Socio-Cultural Studies.

Melalui perjalanan panjangnya di dunia sastra dan kebudayaan, CGR diakui sebagai sosok yang konsisten menjaga identitas Betawi dalam karya, penelitian, dan gerakan kebudayaan. (Rif)

 

750 x 100 PASANG IKLAN

Pages: 1 2Show All
750 x 100 PASANG IKLAN

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Terkait
930 x 180 PASANG IKLAN
ANINDYA

Tutup Yuk, Subscribe !