
Ara mengutarakan, skema ini merupakan bagian dari rencana efisiensi dalam mewujudkan program tersebut. Pasalnya, rencana anggaran untuk membangun hunian pada tahun 2025 hanya sebesar Rp5,07 triliun. Angka itu dinilai terlalu kecil untuk mencapai target 3 juta rumah. Sebagai perbandingan, pada tahun 2024, anggaran perumahan sebesar Rp14,681 triliun hanya mampu merealisasikan pembangunan sekitar 200 ribu unit rumah.
“Buat IKN 2025 total sekitar Rp1,2 triliun, berarti paling sekitar Rp3,5 triliun untuk rumah. Saya mau menyampaikan data-data itu, tapi apakah saya menyerah?” ujarnya.
Selain menyumbangkan tanahnya, suami Shinta Triastuti tersebut juga ingin memanfaatkan tanah-tanah sitaan dari koruptor yang saat ini dipegang oleh Kejaksaan Agung maupun KPK. Dia mengatakan sudah mengantongi sekitar 1.000 hektare tanah sitaan di Banten dari Kejaksaan Agung.
Harta Kekayaan Ara
Berdasarkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN), pada 29 April 2020, Ara melaporkan data total harta kekayaannya sebesar Rp85.803.512.722. Angka ini masih jauh dari harta kekayaan rata-rata konglomerat Indonesia. Aset terbesar yang dimiliki Ara terdiri dari 31 tanah dan bangunan yang mencapai Rp74 miliar.
Ara yang kini sudah bernaung di perahu Partai Gerindra memiliki perjalanan karir politik yang cukup panjang. Selama empat periode, dia aktif dalam parlemen pemerintahan, yakni menduduki bangku anggota DPR RI di Komisi XI yang bertanggungjawab dalam bidang keuangan, perencanaan pembangunan nasional, moneter, dan sektor jasa keuangan.
Di luar ranah politik, pria kelahiran 23 Desember 1969 tersebut, menjadi Manager Koperasi Keluarga Besar Mahasiswa (KKBM) Unpar Bandung dan Komisaris Utama PT Potenza Sinergi.