160 x 600 PASANG IKLAN
160 x 600 PASANG IKLAN
160 x 600 PASANG IKLAN
160 x 600 PASANG IKLAN

Penerapan Pengelolaan Hama Terpadu di Kulon Progo Berhasil Atasi Masalah Hama dan Tingkatkan Hasil Panen

Direktur Perlindungan Tanaman Pangan, Rachmat dalam program PPHT 2024 di Kabupaten Kulon Progo dilaksanakan untuk membantu petani dalam mengendalikan hama sekaligus meningkatkan hasil panen.
750 x 100 PASANG IKLAN

Kulon Progo,corebusiness.co.id-Padi merupakan komoditas pertanian utama di Kabupaten Kulon Progo, yang memainkan peran penting dalam perekonomian daerah. Setiap gangguan dalam sektor pertanian, terutama terkait hama, dapat berdampak signifikan terhadap kesejahteraan petani setempat. Salah satu tantangan besar yang dihadapi oleh petani di Kulon Progo adalah serangan hama wereng batang coklat yang sempat menurunkan produktivitas tanaman padi. Untuk mencegah terulangnya kejadian ini, upaya pencegahan melalui Pengelolaan Hama Terpadu (PPHT) sangat diperlukan.

Sebagai bagian dari program Kementerian Pertanian, melalui Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan, PPHT 2024 di Kabupaten Kulon Progo dilaksanakan untuk membantu petani dalam mengendalikan hama sekaligus meningkatkan hasil panen. Kelompok Tani Silayur di Desa Kaligintung, Kecamatan Temon, terpilih sebagai pelaksana kegiatan ini. Sebelumnya, kelompok tani ini mengalami serangan hama wereng batang coklat yang merusak tanaman mereka, ditambah dengan kondisi lahan cekung yang rawan diserang keong mas.

Kegiatan PPHT ini berlangsung selama satu musim tanam penuh, dari Mei hingga September, dengan serangkaian kegiatan mulai dari sosialisasi, koordinasi, hingga pelatihan mingguan selama 12 kali. Pelatihan ini mencakup berbagai topik penting seperti pengamatan hama dan penyakit, metode pengendalian hama, serta pendekatan pengelolaan yang ramah lingkungan. Kegiatan PPHT ditutup dengan temu lapang pada 23 September yang dihadiri oleh berbagai pihak, termasuk UPTD Balai Proteksi Tanaman Pertanian DIY, Dinas Pertanian Kulon Progo, serta petani dan penyuluh setempat.

Ketua Kelompok Tani Silayur, Sapta Dalyana, mengungkapkan kebahagiaannya atas hasil ubinan yang lebih tinggi dibandingkan musim tanam sebelumnya. “Hasil ubinan pada temu lapang petani ini mencapai 6,12 kg per sampel atau sekitar 8,8 ton per hektare, meningkat sekitar 1,3 ton dibandingkan dengan musim tanam yang sama tahun lalu,” ujar Sapta.

Kepala UPTD Proteksi Tanaman Pangan Hortikultura DIY, Suharto Budiyono, menambahkan bahwa salah satu fokus utama dalam PPHT ini adalah mengatasi hama keong mas yang endemis di wilayah tersebut. Petani diajarkan untuk rutin memungut telur keong mas dan mengolahnya menjadi asam amino serta pestisida hayati, yang dapat mengurangi populasi hama tersebut dan bahkan menguntungkan petani.

750 x 100 PASANG IKLAN

Dengan penerapan PPHT, permasalahan hama wereng batang coklat dan keong mas yang selama ini mengancam hasil panen di Poktan Silayur berhasil teratasi. Pendekatan spesifik lokasi ini tidak hanya mengendalikan hama tetapi juga berhasil meningkatkan hasil panen padi.

Direktur Perlindungan Tanaman Pangan, Rachmat menjelaskan bahwa PPHT merupakan strategi yang efektif untuk mengatasi masalah hama dan penyakit di tingkat lapangan. “Melalui PPHT, petani dilibatkan dalam menganalisis masalah hama yang dihadapi dan mencari solusi secara bersama-sama sesuai dengan kondisi setempat, sehingga kendala tersebut bisa diatasi dan hasil panen menjadi optimal,” jelas Rachmat.

Sementara itu, Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Yudi Sastro menyampaikan, pemerintah terus berupaya meningkatkan produksi pangan nasional. “Dengan adanya PPHT, diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata dalam pencapaian swasembada pangan yang dicanangkan oleh Presiden Prabowo Subianto,” tuturnya.

750 x 100 PASANG IKLAN

Yudi Sastro menyampaikan, sesuai arahan dan kebijakan Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman agar semua daerah melakukan percepatan tanam dengan meningkatkan indeks pertanaman (IP) untuk mencapai swasembada pangan.

Menurutnya, kunci sukses usaha tani dimulai dari persemaian, olah lahan. Ketika di persemaian benih padi harus benar-benar sehat dan bebas dari hama. Kemudian, tahap olah lahan dilakukan penutupan lubang-lubang tikus dan keong. Pengendalian OPT terus dilakukan hingga tanam dan pagi memasuki panen.

Untuk program pengendalian OPT, selain mendapatkan bantuan pemerintah, petani yang terlibat dalam kegiatan PPHT ini juga memperoleh pengetahuan mendalam tentang ekosistem pertanian, pengelolaan tanaman, hama, penyakit, serta musuh alami. Tidak hanya teori, petani juga dilatih untuk mempraktikkan pembuatan pupuk kompos, agens hayati, PGPR, dan sarana produksi ramah lingkungan lainnya. Dengan demikian, harapannya para petani akan menjadi ahli dalam pengelolaan hama dan penyakit secara mandiri, sehingga produktivitas pertanian meningkat dan kesejahteraan petani pun terjamin. (ADV)

750 x 100 PASANG IKLAN

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Terkait
930 x 180 PASANG IKLAN
Core Business

Bincang Kepo

Promo Tutup Yuk, Subscribe !