
“Pemerintah akan selalu berada di belakang petani untuk memastikan mereka memiliki akses ke teknologi dan pelatihan yang diperlukan guna meningkatkan produktivitas dan keberlanjutan pertanian,” kata Mentan Amran.
Direktur Perlindungan Tanaman Pangan, Rachmat, juga menyoroti potensi besar dari jaringan PPAH ini.
“Partisipasi aktif petani dan masyarakat dalam kelompok ini sangat melegakan. Artinya, petani tidak hanya semangat untuk mandiri, tetapi juga untuk mengajak kelompok tani lainnya di sekitarnya untuk belajar dan tumbuh bersama. Namun, saya ingin mengingatkan, meskipun agens pengendali hayati ini dibuat oleh petani, kualitasnya harus tetap terjaga. Uji produk ini di Laboratorium Pengamat Hama dan Penyakit (LPHP) setempat untuk memastikan keandalannya,” pesan Rachmat.
Sementara Ketua Jaringan PPAH Tapal Kuda, Tri Anantoro, mengungkapkan bahwa kunci keberhasilan jaringan ini adalah semangat kemandirian petani.
“Awalnya, jaringan PPAH hanya beranggotakan 30 orang, namun kini jumlah anggota resmi telah mencapai 465 orang. Kami sangat bersyukur atas perkembangan ini. Hal ini menunjukkan bahwa semakin banyak petani yang sadar akan pentingnya mandiri dalam mengelola pertanian dan memanfaatkan sarana produksi yang ramah lingkungan,” ungkap Tri.