Cilacap,corebusiness.co.id–Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan sukses melaksanakan kegiatan Penerapan Pengelolaan Hama Terpadu (PHT) di Desa Mernek, Kecamatan Maos, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah. Kegiatan ini merupakan bagian dari kolaborasi antara Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan, Dinas Pertanian Provinsi Jawa Tengah, dan Dinas Pertanian Kabupaten Cilacap.
Direktur Perlindungan Tanaman Pangan, Rachmat, yang hadir dalam acara Temu Lapang Petani atau Farmer Field Day PHT pada 23 November 2024, menyampaikan bahwa Penerapan PHT bertujuan untuk mendukung peningkatan produksi dan produktivitas padi dengan mengedepankan prinsip-prinsip pengelolaan hama yang terintegrasi.
“Selama satu musim tanam, petani dibimbing oleh petugas POPT untuk menerapkan pola budidaya tanaman sehat, melestarikan musuh alami, serta melakukan pengamatan mingguan untuk mencegah serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT), seperti hama dan penyakit. Jika OPT dapat dikendalikan, maka produktivitas terjaga dan hasilnya pun optimal,” jelas Rachmat.
Rachmat menekankan bahwa kegiatan Penerapan PHT ini merupakan tindak lanjut dari amanat Undang-Undang No. 22 Tahun 2019 tentang Sistem Budidaya Pertanian Berkelanjutan, yang menekankan perlindungan pertanian dengan sistem pengelolaan hama terpadu serta penanganan dampak perubahan iklim.
Ketua Kelompok Tani Margo Mulyo 2, Waluyo, menyampaikan rasa terima kasih kepada Kementerian Pertanian yang telah memberikan kesempatan kepada kelompoknya untuk mempelajari pengelolaan hama terpadu.
“Dengan menerapkan PHT, hasil panen padi kami meningkat menjadi 8,5 hingga 10,4 ton per hektar, jauh lebih tinggi dibandingkan petani yang masih menggunakan metode konvensional yang hanya menghasilkan sekitar 6,6 ton per hektar. Kami juga dapat mengurangi biaya produksi karena memanfaatkan bahan-bahan yang kami buat sendiri,” ungkap Waluyo.
Sebagai bentuk rasa syukur atas keberhasilan tersebut, Waluyo mengundang semua pihak untuk hadir dalam acara temu lapang petani sekaligus panen bersama.
Acara Temu Lapang Petani ini dihadiri oleh berbagai pihak, termasuk Pj. Bupati Cilacap, Kepala Dinas Pertanian Provinsi Jawa Tengah, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Cilacap, Direktur Perlindungan Tanaman Pangan, Kepala Balai Perlindungan Tanaman Pangan Hortikultura Perkebunan Jawa Tengah, Camat Maos, petugas POPT, penyuluh setempat, serta para petani pelaksana kegiatan dan masyarakat sekitar.
Dalam sambutannya, Kepala Dinas Pertanian Provinsi Jawa Tengah, Supriyanto, memberikan apresiasi kepada Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan yang telah mengalokasikan bantuan kepada petani untuk mengamankan produksi padi di wilayah Jawa Tengah. Supriyanto berharap agar konsep PHT dapat diperluas dan diterapkan di lebih banyak area untuk memberikan manfaat yang lebih besar bagi petani.
“Kami mengharapkan kegiatan PHT ini dapat diduplikasi di areal lainnya, sehingga kebermanfaatannya dapat dirasakan lebih luas,” tutur Supriyanto.
Sementara Pj. Bupati Cilacap, M. Arif Irwanto, menekankan pentingnya memaksimalkan pemanfaatan pupuk organik dan pupuk kandang untuk mendukung pertanian berkelanjutan.
“Peningkatan produksi pangan tidak bisa dilakukan oleh satu pihak saja, melainkan memerlukan kolaborasi dengan berbagai pihak terkait,” ujar Arif.
Ditemui terpisah, Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Yudi Sastro, menyatakan bahwa upaya pengamanan produksi pangan harus didukung oleh perlindungan tanaman yang intensif untuk meningkatkan produktivitas pertanian.
“Sesuai dengan arahan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, untuk mencapai swasembada pangan, salah satu caranya adalah dengan meningkatkan produksi padi dan jagung,” kata Yudi. (ADV)