Jakarta,corebusiness.co.id– Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) menegaskan komitmennya untuk mendukung program swasembada pangan yang telah dicanangkan Presiden Prabowo Subianto. Dalam pertemuan dengan Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, Ketua ICMI, Marwah Daud Ibrahim, menyampaikan inisiatif Brigade Pangan Cendekia sebagai pengaplikasian langsung dari program Brigade Pangan Kementerian Pertanian (Kementan).
Program Brigade Pangan Cendekia dirancang untuk mendorong pemberdayaan petani milenial, meningkatkan produktivitas pertanian, serta menciptakan sinergi lintas sektor melalui pembentukan koperasi multi-pihak.
“Para cendekiawan tidak lagi hanya menjadi pengamat, melainkan turut terjun langsung membantu petani, khususnya generasi muda, untuk mengoptimalkan lahan intensifikasi maupun ekstensifikasi,” ujar Marwah Daud di Kantor Pusat Kementan, Jakarta, Jumat (29/11/2024)
Salah satu lokasi awal implementasi program ini adalah Indramayu, yang dikenal sebagai salah satu sentra produksi padi terbesar di Indonesia. Wilayah ini dipilih bukan hanya karena potensi pertaniannya, tetapi juga karena tingginya jumlah pekerja migran dari daerah tersebut.
“Kami ingin meningkatkan kesejahteraan petani di Indramayu agar mereka tidak perlu meninggalkan kampung halaman untuk bekerja di luar negeri. Dengan teknologi modern, bibit unggul, dan pupuk berkualitas, hasil pertanian dapat meningkat signifikan,” kata Marwah.
Sebagai langkah inovatif, ICMI memperkenalkan konsep koperasi multi-pihak yang melibatkan produsen, konsumen, ahli, dan investor. Koperasi ini diharapkan menjadi solusi pembiayaan pertanian yang lebih inklusif.
“Banyak petani saat ini terpaksa bergantung pada pinjaman dari rentenir atau dana pekerja luar negeri (TKI/TKW). Dengan koperasi ini, konsumen bisa ikut berkontribusi dalam pembiayaan, sehingga petani memiliki akses modal yang lebih mudah dan adil,” jelasnya.
ICMI juga mengadopsi pendekatan berbasis klaster dalam pengelolaan lahan. Setiap klaster mencakup 5.000 hektar lahan yang dibagi menjadi unit-unit lebih kecil hingga 40 hektar per kelompok. Pendekatan ini tidak hanya meningkatkan efisiensi tetapi juga memberdayakan komunitas petani di berbagai daerah.