Sidoarjo,corebusiness.co.id-Merespon terjadinya kerusakan tanaman jagung yang dilaporkan karena serangan tikus di Desa Bakung Temenggungan Kec. Balongbendo Kab.Sidoarjo, Kementerian Pertanian (Kementan) bergerak cepat menurunkan tim ke lapangan. Melalui Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, tepatnya Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan, Kementan, melakukan bimbingan teknis (Bimtek) pengendalian tikus pada tanaman jagung bagi petani setempat (24/12).
Turut hadir bersama Kementan kali ini, tim dari UPT Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Timur, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Sidoarjo, Kepala Kepolisian Sektor Kec. Balongbendo dan Komandan Rayon Militer Kec. Balongbendo. Bimtek ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan pemahaman bagi petani tentang pengendalian hama tikus pada pertanaman jagung sekaligus mengamankan pertanaman jagung pada musim tanam berikutnya. Selain petani jagung, bergabung pula pada Bimtek yang bertempat di Balai Desa Bakung Temenggungan Kec. Balongbendo Kab.Sidoarjo ini, petugas Babinsa, POPT, dan penyuluh pertanian setempat.
Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Yudi Sastro menyampaikan bahwa pemerintah pusat selalu berkomitmen untuk hadir mendampingi petani saat ada kendala seperti ini.
“Tentunya untuk ini (pengamanan produksi-red) juga tidak terlepas dari peran pemerintah pusat dan daerah, petani, petugas, serta para pelaku usaha untuk bersama-sama bergotong royong secara aktif mengamankan produksi jagung. Kami terus bergerak berkoordinasi, bahkan dengan kepolisian dan TNI untuk bersinergi mengamankan tanam hingga produksi,” terang Yudi.
Yudi Sastro menyampaikan, upaya ini sejalan dengan arahan Presiden Prabowo Subianto dan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaman, yang bertekad untuk mencapai swasembada pangan dalam waktu sesingkat-singkatnya, termasuk swasembada jagung sehingga tidak perlu impor lagi.
Sementara itu, Direktur Perlindungan Tanaman Pangan, Rachmat, menekankan pentingnya kolaborasi dari semua pihak.
”Tim kami bersama tim Balai Perlindungan Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPTPH), serta petugas POPT turun langsung ke lapangan untuk melakukan langkah-langkah pengendalian yang diperlukan agar serangan tikus dapat segera dikendalikan,” ungkap Rachmat.
Ia menambahkan, “Pengenalan dan pemahaman tentang hama tikus beserta cara pengendalian yang benar terus kita sosialisasikan kepada para petani. Kalaupun kemudian terjadi serangan tikus, petani dapat mengendalikannya sejak awal sehingga meminimalkan kerugian ekonomi dan masih memungkinkan dengan cara-cara yang ramah lingkungan.”