Kepala Dinas Pangan dan Pertanian Kabupaten Sidoarjo, Eni Rustianingsih menyatakan bahwa pihaknya sangat mengapresiasi langkah-langkah pengamanan produksi jagung dari serangan tikus yang telah dilakukan oleh Kementerian Pertanian.
“Untuk menguatkan pengendalian tikus ini, perlu dibangun sinergi antara petugas lapangan dengan petani dan aparat desa setempat,” tutur Eni.
Kepala Pelayanan Teknis, UPT Proteksi Provinsi Jawa Timur, Saiful Rahman, mengatakan bahwa pihaknya terus mengarahkan para petugas POPT di wilayah kerjanya untuk melakukan pengamatan dengan intensif dan mengawal petani untuk melakukan upaya pengendaliannya saat diperlukan.
“Sebagai langkah penagwalan, kami juga memberikan bimbingan teknis pengamatan, peramalan, dan pengendalian hama penyakit bagi petugas POPT yang baru untuk meningkatkan kualitas serta perannya sebagai petugas pendamping petani di lapangan,” ujar Saiful.
Lebih lanjut disampaikan oleh Koordinator Wilayah Mojokerto, Sukandar Wibowo, wilayah Kecamatan Balongbendo merupakan endemis beberapa hama-penyakit, termasuk tikus.
“Karena terbatasnya petugas POPT kami, yang mana seorang petugas POPT mengamati dua hingga empat kecamatan, maka kami sangat berharap partisipasi aktif para petani untuk memberikan informasi adanya serangan hama-penyakit di lahan pertaniannya kepada para petugas, baik POPT maupun penyuluh Pertanian, agar dapat segera dilakukan langkah-langkah pengendaliannya secara cepat dan tepat,” papar Bowo.
Senada dengan pernyataan Koordinator Wilayah Mojokerto, Wito SP, POPT yang telah purna tugas dan pada kesempatan ini berperan sebagai narasumber menerangkan bahwa pengendalian tikus akan efektif apabila dilakukan secara bersama-sama di lahan yang luas, konsisten dan berkelanjutan,” pungkas Wito. (FA)