Jakarta,corebusiness.co.id-Jajaran eksekutif perusahaan tambang terkemuka asal Brasil, Vale S.A, akan menyampaikan strategi jangka panjang di acara tahunan dengan investor di New York, pada 2 Desember 2025. Kegiatan ini dalam rangkaian Vale Day 2025.
Hal itu disampaikan CEO Vale S.A, Gustavo Pimenta kepada Reuters, seperti dikutip Rabu (12/11/2025).
Pimenta enggan berkomentar mengenai target produksi baru, dia hanya memberi bocoran bahwa Vale akan menguraikan proyek-proyek untuk meningkatkan kapasitas bijih besi dan tembaga dalam operasi-operasi utama perusahaan.
Vale dikenal sebagai produsen bijih besi, pelet, nikel, dan mengoperasikan proyek-proyek yang mengekstraksi mangan, kobalt, tembaga, emas, dan perak. Kinerja kuartal ketiga tercatat mengalami peningkatan signifikan, termasuk pertumbuhan penjualan sebesar 5 persen dan produksi bijih besi tertinggi sejak 2018. Torehan ini menempatkan Vale jauh di depan pembaruan strategi jangka panjang yang akan dirinci pada acara investor tahunan Vale Day 2025.
Vale berencana menginvestasikan 70 miliar real ($12,95 miliar) pada tahun 2030 dalam program “Novo Carajas” di Brasil, termasuk proyek untuk meningkatkan kapasitas bijih besi tahunan sebesar 20 juta ton. Proyek yang telah rampung 80 persen ini dijadwalkan mulai beroperasi pada akhir 2026.
“Seiring kami mengeksplorasi Carajas lebih jauh, kami semakin optimistis tentang potensinya. Di Vale Day, kami akan memberikan investor visibilitas dan kepercayaan yang lebih besar,” ujar Pimenta.
Vale, kata Pimenta, juga menargetkan untuk menggandakan produksi tembaganya pada tahun 2035.
Di tengah rencana ekspansi, Vale berharap dapat kembali mempertahankan predikat sebagai produsen bijih besi terbesar di dunia tahun ini, melampaui Rio Tinto, sebuah group perusahaan multinasional logam dan pertambangan terbesar kedua di dunia asal Inggris-Australia.
Di luar Brasil, Vale sedang mempertimbangkan untuk menjual tambang nikel Thompson di Kanada di tengah minat pasar dan harga yang lemah akibat lonjakan produksi Indonesia.
“Ini adalah aset yang sulit kami capai dengan biaya yang kami inginkan. Kami sedang mempertimbangkan apakah ada investor yang lebih baik,” ungkapnya.
Tambang nikel Thompson memproduksi sekitar 10.000 ton pada tahun 2024, atau 6 persen dari total produksi Vale. (Rif)