160 x 600 PASANG IKLAN
160 x 600 PASANG IKLAN
160 x 600 PASANG IKLAN
160 x 600 PASANG IKLAN
750 x 100 PASANG IKLAN

Wakil Ketua Periklindo Prediksi Dampak Penghentian Skema Insentif dan Tren EV 2026

Wakil Ketua Bidang Pengembangan dan Penelitian Periklindo, Prabowo Kartoleksono.
750 x 100 PASANG IKLAN

Berikutnya, meningkatnya kesadaran publik. EV makin diterima di kalangan milenial dan masyarakat perkotaan. Banyak perusahaan logistik, ride-hailing (Grab, Gojek), dan e-commerce (Shopee, Lazada) mulai pakai EV. Komunitas EV juga berkembang aktif, dan pameran EV, seperti PEVS dan IIMS EV, makin ramai.

Tantangan yang masih dihadapi?

Harga EV  masih relatif tinggi bagi masyarakat umum. Infrastruktur charging masih belum merata di luar kota besar, dan edukasi publik masih perlu ditingkatkan. Selain itu, konversi kendaraan lama ke listrik masih lambat.

Pabrikan EV dari negara mana saja yang membanjiri pasar otomotif di Indonesia?

750 x 100 PASANG IKLAN

Ada beberapa asal negara, dominan pabrikan dari China, kemudian Korea Selatan, Vietnam, Jepang, dan Indonesia sendiri.

Berbagai tipe EV sudah tersedia di pasaran, mulai dari kendaraan perkotaan (Citi Car), SUV, MPV, hingga bus dan truk komersial. Yang paling diminati, seperti di kendaraan konvensional, adalah kendaraan MPV dengan enam  atau tujuh penumpang.

Pemerintah Indonesia akan mengakhiri skema insentif untuk impor mobil listrik CBU pada akhir 2025. Dampaknya terhadap perusahaan asing dalam pemasaran EV di Indonesia?

Pengakhiran skema insentif impor CBU (Completely Built-Up) mobil listrik oleh Pemerintah Indonesia pada akhir tahun 2025 akan membawa sejumlah dampak signifikan bagi perusahaan kendaraan listrik asing yang saat ini memasarkan EV mereka di Indonesia.

750 x 100 PASANG IKLAN

Dampak utamanya, pertama, bea masuk dan harga jual akan meningkat. Tanpa insentif, kendaraan listrik CBU akan dikenakan bea masuk, Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM), dan pajak impor lainnya.

Ketika ada pembebanan tersebut, dampaknya harga jual EV CBU bisa naik antara 20 hingga 40 persen, membuatnya kurang kompetitif dibanding produk yang dirakit lokal (CKD/IKD).

Kedua, terjadi penurunan daya saing produk impor. Produk dari merek asing yang belum berinvestasi lokal, misalnya VinFast dan BYD jika belum produksi lokal, akan kehilangan daya saing harga. Sementara merek seperti Wuling, Hyundai, dan DFSK– yang sudah punya pabrik di Indonesia–akan lebih diuntungkan dibanding pesaing CBU murni.

Ketiga, tekanan untuk realisasi investasi lokal. Pemerintah hanya akan melanjutkan dukungan fiskal jika perusahaan menunjukkan komitmen lokalisasi untuk pembangunan pabrik, perakitan, ekosistem baterai, dan SDM. Dengan demikian, perusahaan EV asing dipaksa mempercepat pembangunan fasilitas perakitan (CKD/IKD), menjalin kemitraan lokal, transfer teknologi. Sebagai contoh, BYD dan VinFast sudah menyatakan niat membangun pabrik di Indonesia.

750 x 100 PASANG IKLAN

Keempat, akan ada perubahan strategi pemasaran dan model produk. Pabrikan asing perlu memilih model EV yang layak untuk produksi lokal agar efisien secara biaya. Mereka akan fokus pada model yang populer dan massal seperti City car (BYD Dolphin, Wuling Air EV), MPV medium, dan SUV kecil. Kemungkinan juga produsen asing akan menunda masuknya model flagship high-end, karena dinilai tak efisien diproduksi lokal.

Kelima, terjadi peningkatan investasi industri pendukung. Dorongan lokal produksi juga mempercepat pembangunan industri baterai, ekosistem komponen lokal, lapangan kerja baru, dan kolaborasi lokal, misalnya dengan BUMN atau swasta lokal, menjadi strategi utama.

Prediksi penjualan kendaraan listrik di Indonesia tahun 2026?

Sebagai gambaran umum, melihat tren pertumbuhan dalam 2 tahun terakhir, dukungan kebijakan pemerintah, investasi besar dari pemain asing, serta meningkatnya kesadaran publik terhadap kendaraan ramah lingkungan, menutut kami penjualan kendaraan listrik di Indonesia diprediksi akan melonjak signifikan pada 2026. Terutama untuk Battery Electric Vehicle (BEV) roda empat dan roda dua.

Periklindo mengestimasi penjualan EV tahun 2026 untuk jenis BEV antara 100 ribu hingga 120 ribu unit, atau meningkat tiga kali lipat dibanding tahun 2024. Jenis motor listrik, estimasi penjualannya antara 600 ribu hingga 800.00 unit, atau meningkat empat hingga lima kali lipat dibanding tahun 2024. Kemudian penjualan kendaraan komersial antara 10.000 hingga 20.000 unit, atau naik pesat, karena segmen baru. (Syarif)

 

 

Pages: 1 2 3 4Show All
750 x 100 PASANG IKLAN

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Terkait
930 x 180 PASANG IKLAN
EXPERT SYNERGY

Tutup Yuk, Subscribe !