
Jakarta,corebusiness.co.id– Volvo Cars (VOLCARb.ST) telah mengumumkan akan mulai memproduksi model hibrida baru di Amerika Serikat (AS) pada akhir dekade ini seiring produsen mobil Swedia tersebut terus menyesuaikan diri dengan kebijakan tarif Presiden Donald Trump.
Model baru ini, yang detailnya belum dirilis, akan dirancang untuk pasar AS dan membantu Volvo meningkatkan utilisasi kapasitas pabriknya di Carolina Selatan. Hal ini diungkapkan perusahaan dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip Reuters, Rabu (24/9/2025).
“Akan butuh waktu sampai Amerika sepenuhnya menggunakan listrik di mana-mana,” ujar CEO Volvo Cars, Hakan Samuelsson, dalam sebuah wawancara.
Ia menggambarkan model hibrida yang lebih besar sebagai lebih seperti mobil listrik, tetapi dengan rencana B. Ketika baterai habis, mesin pembakaran akan menyala, tetapi biasanya pengguna akan mengendarainya dengan listrik.
Para produsen mobil di seluruh dunia sedang berjuang untuk memikirkan kembali strategi produksi mereka guna menghadapi bea masuk Presiden Trump terhadap mobil asing, bagian dari kebijakannya yang lebih luas untuk meningkatkan manufaktur AS.
CEO Volvo Cars mengatakan pada April bahwa perusahaan akan memproduksi lebih banyak kendaraan di AS, dan grup tersebut mengumumkan pada Juli bahwa mereka berencana untuk mulai memproduksi SUV ukuran menengah XC60 yang populer di pabrik Carolina Selatan mulai akhir tahun 2026.
Pabrik tersebut saat ini hanya memproduksi SUV EX90 bertenaga listrik Volvo dan Polestar 3, tetapi data produksi menunjukkan bahwa model-model ini hanya menempati sebagian kecil dari kapasitas tahunan pabrik yang mencapai 150.000 kendaraan. Kabar mengenai model hibrida baru ini bertepatan dengan peringatan 70 tahun Volvo di Amerika Serikat.
Volvo, yang telah lama diposisikan sebagai pelopor kendaraan listrik dengan tujuan menghapus semua model nonlistrik pada tahun 2030, tahun lalu mengubah arah dan menyatakan bahwa hibrida akan tetap menjadi bagian dari jajaran produknya.
“Dengan menambahkan model lain ke dalam produksi di sini, kami akan mengambil langkah besar untuk mewujudkan potensi penuh investasi manufaktur dan tenaga kerja lokal kami,” kata Presiden Operasi Volvo Cars Amerika, Luis Rezende.
Kesepakatan dagang yang dicapai pada Juli dengan Uni Eropa memangkas tarif AS untuk mobil Eropa menjadi 15 persen, tetapi kesepakatan tersebut belum berlaku, dengan kendaraan yang masih dikenakan tarif sebesar 27,5 persen.
Samuelsson mengatakan penghapusan bea masuk sebesar 10 persen untuk impor mobil dari AS ke Eropa juga akan membuat penjualan kendaraan EX90 produksi AS ke luar negeri menjadi lebih menarik.
“Dengan pengurangan 10 persen ini, kami memiliki peluang untuk berkembang,” ujarnya mengenai operasi Volvo di Eropa. (Rif).