Pusat Onderdil dan Aksesoris Mobil Kemayoran
Pusat Onderdil dan Aksesoris Kemayoran atau lebih dikenal Pasar Mobil Kemayoran di Jakarta Pusat, pertama kali diresmikan bangunannya tahun 1995. Pada Pembangunan tahap I—karena ada tahap II dan tahap III—di atas tanah seluas 3 hektar tersedia 100 unit kios onderdil dan aksesoris mobil, masing-masing berukuran 2,5 m x 2,7 m. Serta 50 unit showroom mobil masing-masing berukuran 8 m x 10 m.
Ketika itu Marketing Director Pasar Mobil Kemayoran, Johnnie Sjam menyampaikan, karena banyak permintaan dari penjual onderdil dan showroom ingin berjualan, maka tahun 1999 dibangun lagi kios onderdil dan showroom di atas tanah seluas 2 hektare.
Baru setahun bangunan tahap II selesai dikerjakan, ada permintaan lagi dari penjual onderdil dan aksesoris motor supaya mereka diberikan tempat untuk berjualan. Maka, tahun 2000 dibangun lagi pembangunan tahap III di atas tanah seluas 2 hektare.
Perkembangannya ketika itu, Pasar Mobil Kemayoran sudah memiliki 600 kios onderdil dan variasi mobil, 150 showroom mobil, serta 50 unit kios onderdil dan variasi motor.
Selain dijadikan tempat penjualan dan servis mobil, Pasar Mobil Kemayoran juga menyediakan sarana pendukung lainnya. Di antaranya tempat pijat refleksi, tiga unit bank swasta, serta asuransi mobil.
Menurut Johnnie, penyediaan fasilitas selain untuk memberi pelayanan tambahan kepada para konsumen yang sedang berbelanja atau menservis kendaraan di Pasar Mobil Kemayoran.
Proyek seluas tujuh hektar itu semuanya dikerjakan PT Sasamu Artagraha sebagai developer sekaligus pengelola Pasar Mobil Kemayoran. Pihak pengelola juga memiliki wewenang maintenance segala hal yang ada kaitannya dengan Pasar Mobil Kemayoran kepada pihak-pihak yang terlibat di dalamnya. Misalnya, urusan keamanan, kebersihan, pelayanan konsumen, hingga urusan lainnya.
Mengenai harga, Johnnie menjamin, harga onderdil dan aksesoris mobil sangat kompetitif. Apalagi, mengingat jumlah pedagang onderdil di Pasar Mobil Kemayoran cukup banyak. Masing-masing penjual tentu melakukan persaingan harga. Jika satu pedagang memasang tarif tinggi, biasanya konsumen mencari harga lebih murah di kios lainnya.
Pengelola juga menyarankan kepada para penjual onderdil untuk melakukan persaingan bisnis yang sehat. Tak kalah penting, pengelola tidak memperkenankan keberadaan calo. Karena, akan memberikan rasa tidak nyaman bagi konsumen.
Untuk mengantisipasi munculnya calo, pihak pengelola mewajibkan kepada penjual onderdil mendaftar nama-nama karyawan dan juru montirnya. Untuk mengenali, apakah mereka juru montir dari kios-kios onderdil atau bukan, konsumen dapat mengenali dari seragam yang dikenakan.
“Jika mereka mengenakan seragam bertuliskan PMK, berarti mereka adalah juru montir resmi. Sebaliknya, jika mereka tidak mengenakan seragam tersebut, bisa diindikasi montir liar,” kata Johnnie memberikan tips mengenali keberadaan juru montir di Pasar Mobil Kemayoran.