
Jakarta,corebusiness.co.id-Volvo Carsmengatakan bahwa mereka akan mulai memproduksi Sport Utility Vehicle (SUV) ukuran menengah XC60 di pabriknya di Carolina Selatan, Amerika Serikat, mulai akhir tahun 2026. Sementara tarif resiprokal Presiden AS Donald Trump masih mengganjal lajunya penjualan otomotif di pasar AS.
Perusahaan otomotif asal Swedia ini menginformasikan, penjualan XC60 di AS naik hampir 23 persen dalam enam bulan pertama tahun 2025. “Model XC60 paling populer di kalangan pelanggan AS,” kata pihak perusahaan seperti dikutip Reuters, Kamis (17/7/2025).
Nasib berbeda dialami model sedan listrik ES90 dan SUV EX90, perusahaan menyatakan bahwa mereka mencatat biaya penurunan senilai 11,4 miliar crown ($1,17 miliar) pada kuarta kedua akibat tarif dan penundaan peluncuran.
Sebelumnya, medio April 2025, CEO Hakan Samuelsson mengatakan kepada surat kabar Swedia Dagens Nyheter (DN) bahwa model hibrida yang populer perlu ditambahkan ke pabrik Charleston. Samuelsson menyatakan keinginannya memproduksi lebih banyak mobil di AS, sekaligus meningkatkan upaya regionalisasinya.
Samuelsson mengutarakan bahwa Volvo Cars membutuhkan waktu hingga dua tahun untuk memperluas produksi mobilnya di AS. “Dalam jangka pendek, dalam satu hingga dua tahun, fokusnya adalah menjual mobil yang kami miliki,” ujarnya kepada DN, seraya menambahkan bahwa situasi ini akan menekan margin keuntungan, tetapi pelanggan juga harus membayar lebih.
Terbaru, pada Rabu kemarin, Volvo Cars menginformasikan akan mengurangi jajaran modelnya di AS tahun ini. Hal ini menjadi salah satu contoh pertama produsen mobil besar yang menghentikan pengiriman ke AS, karena tarif Trump mempersulit penjualan berbagai jenis kendaraan secara menguntungkan.
Sementara itu, produsen mobil Swedia yang dimiliki oleh Geely Holding asal Tiongkok, mengatakan kepada Reuters minggu ini bahwa mereka telah menarik sedan dan station wagon dari portofolionya di AS karena minat pelanggan mengalami penurunan.
Geely Holding Group, atau Zhejiang Geely Holding Group, adalah sebuah perusahaan otomotif global asal Tiongkok yang memiliki dan mengelola berbagai merek otomotif ternama. Perusahaan ini berkantor pusat di Hangzhou, dan merupakan perusahaan swasta terbesar di Tiongkok. Geely Holding juga dikenal karena kepemilikannya atas Volvo Cars dan sejumlah merek otomotif lainnya
Volvo Car merupakan salah satu produsen mobil yang paling rentan terhadap kenaikan tarif Trump, karena mayoritas kendaraannya diproduksi di Eropa atau Tiongkok. Bea masuk untuk kendaraan yang dibuat di luar AS yang diberlakukan pada 1 April telah membuat kondisi pasar menjadi lebih menantang bagi penjual asing di pasar AS.
Tarif AS sebesar 27,5 persen untuk mobil buatan Eropa dan lebih dari 100 persen untuk impor Tiongkok telah memaksa produsen mobil untuk memikirkan kembali strategi produk mereka.
Para pakar industri telah memperingatkan bahwa produsen mobil yang tidak mampu menanggung sendiri biaya pajak perbatasan atau membebankannya kepada konsumen akan berhenti menjual model-model tersebut di pasar AS. Industri lain, seperti pakaian dan mainan, mengalami dampak serupa.
“Jika Anda akan mengurangi penjualan ke AS, Anda tentu ingin mendapatkan nilai lebih dari penjualan yang Anda lakukan,” kata Andy Leyland, salah satu pendiri spesialis rantai pasokan SC Insight.
Volvo Cars kini hanya akan menjual sekitar setengah dari 13 model globalnya di pasar AS. Selain station wagon V60, mereka hanya akan menjual SUV di negara tersebut. Artinya, sedan tidak akan lagi dijual di AS. Produksi S60 di pabrik Volvo di Carolina Selatan dihentikan tahun lalu, penjualan S90 buatan Tiongkok juga telah dihentikan. Volvo juga mengatakan pada Senin kemarin bahwa sedan ES90 baru tidak dapat dijual secara menguntungkan di negara tersebut.
Secara global, Volvo juga akan melepas salah satu station wagon terakhirnya, V90, karena permintaan menurun.
Volvo Cars mengatakan kepada Reuters bahwa EX40 listrik buatan Eropa juga telah dihentikan sementara, tetapi akan segera melanjutkan penjualan. Perusahaan tidak memberikan alasan. Bahkan ambisi Volvo untuk SUV murah andalannya, EX30—yang seharusnya laris di AS—telah dikurangi. (Rif).