
Jakarta,corebusiness.co.id-Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) mengikuti program pelatihan Food Safety Crisis Preparedness yang diselenggarakan oleh Better Training for Safer Food (BTSF) Uni Eropa. Salah satu tujuan pelatihan untuk memperkuat sistem manajemen pengawasan keamanan pangan nasional menghadapi risiko foodborne illness akibat globalisasi produksi dan perdagangan pangan lintas negara.
“Pelatihan ini juga bertujuan memperkuat jejaring antar pengelola krisis keamanan pangan lintas negara dan memberikan penguatan teknis dalam kerangka International Food Safety Authorities Network (INFOSAN)—platform kerja sama global bentukan FAO dan WHO yang menghimpun otoritas keamanan pangan dari lebih dari 190 negara, termasuk Indonesia,” kata Direktur Perumusan Standar Keamanan dan Mutu Pangan, Yusra Egayanti, pada kegiatan yang berlangsung pada 12-16 Mei 2025 di Seoul tersebut.
Pelatihan yang diikuti NFA bersama Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan berbagai perwakilan negara anggota Uni Eropa maupun non-Uni Eropa ini, Yusra juga menekankan akan pentingnya kolaborasi dan pertukaran praktik terbaik antarnegara dalam sistem peringatan dini (early warning system) serta manajemen krisis keamanan pangan.
Disarikan dari berbagai sumber, foodborne illness atau lebih dikenal keracunan makanan aadalah penyakit yang terjadi akibat mengonsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi.
Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan terjadinya foodborne illness:
1. Kontaminasi Bahan Makanan
Foodborne illness seringkali disebabkan oleh kontaminasi pada bahan makanan. Kontaminasi ini bisa berasal dari berbagai sumber, seperti bakteri, virus, parasit, dan bahan kimia.
Misalnya, bakteri Salmonella dapat ditemukan pada telur mentah, daging ayam mentah, dan produk susu yang tidak dipasteurisasi. Virus seperti norovirus bisa mengkontaminasi kerang yang dipanen dari perairan yang tercemar. Parasit seperti cacing pita dapat ditemukan pada daging yang tidak dimasak dengan matang. Bahan kimia seperti pestisida juga bisa mencemari buah dan sayuran jika tidak dicuci dengan bersih. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk selalu memilih bahan makanan yang segar, berkualitas, dan berasal dari sumber yang terpercaya.
2. Pengolahan Makanan yang Tidak Tepat.
Selain kontaminasi pada bahan makanan, pengolahan makanan yang tidak tepat juga menjadi penyebab utama foodborne illness. Kebersihan dalam setiap tahap pengolahan makanan, mulai dari menyimpan, memasak, hingga menyajikan, sangatlah penting.
3. Penyimpanan Makanan Tidak Benar
Penyimpanan makanan yang tidak benar juga dapat memicu pertumbuhan bakteri dan meningkatkan risiko foodborne illness. Suhu dan cara penyimpanan yang tepat sangatlah penting untuk menjaga keamanan makanan. Menyimpan makanan matang berdekatan dengan makanan mentah di dalam kulkas adalah salah satu contoh kesalahan yang sering terjadi.
Bakteri dari makanan mentah dapat dengan mudah mengkontaminasi makanan matang yang sudah siap santap. Selain itu, memasukkan makanan panas ke dalam kulkas sebelum didinginkan juga dapat meningkatkan suhu di dalam kulkas dan memicu pertumbuhan bakteri pada makanan lainnya.
Gejala
Jika kita mengonsumsi makanan yang terkontaminasi, tubuh bisa memberikan berbagai sinyal melalui gejala-gejala tertentu. Gejala-gejala ini bisa berbeda-beda pada setiap orang, mulai dari yang ringan hingga berat.
Beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat keparahan gejala antara lain jenis kuman penyebabnya, jumlah kuman yang tertelan, dan kondisi kesehatan orang yang mengalaminya. Gejala yang umum terjadi akibat foodborne illness antara lain:
1. Gangguan Pencernaan.
Gejala gangguan pencernaan adalah yang paling sering muncul akibat mengonsumsi makanan terkontaminasi. Gejalanya merasakan mual, bahkan muntah, perut terasa sakit dan melilit, disertai dengan diare. Kondisi ini terjadi karena kuman penyebab foodborne illness menyerang sistem pencernaan.
Gejala-gejala ini biasanya muncul beberapa jam hingga beberapa hari setelah mengonsumsi makanan yang terkontaminasi, tergantung jenis kuman dan jumlahnya. Misalnya, jika foodborne illness disebabkan oleh bakteri Salmonella, gejala biasanya muncul 12-72 jam setelah terpapar.
2. Demam.
Suhu tubuh yang meningkat bisa menjadi tanda bahwa tubuh sedang melawan infeksi. Demam akibat foodborne illness bisa bervariasi, mulai dari demam ringan hingga demam tinggi. Hal ini terjadi karena sistem kekebalan tubuh sedang bekerja keras untuk melawan kuman penyebab infeksi.
3. Nyeri Otot dan Sendi.
Beberapa jenis foodborne illness dapat menyebabkan nyeri otot dan sendi. Rasa nyeri ini bisa terasa di seluruh tubuh atau hanya di bagian-bagian tertentu saja. Nyeri otot dan sendi ini bisa terjadi karena peradangan yang dipicu oleh infeksi.
4. Sakit Kepala
Sakit kepala juga bisa menjadi salah satu gejala foodborne illness. Rasa sakitnya bisa bervariasi, mulai dari yang ringan hingga yang cukup mengganggu aktivitas. Sakit kepala ini bisa disebabkan oleh dehidrasi akibat diare dan muntah, atau bisa juga karena efek langsung dari racun yang dihasilkan oleh kuman penyebab foodborne illness.
5. Kelelahan.
Merasa lemas dan tidak bertenaga bisa menjadi tanda bahwa tubuh sedang berusaha melawan infeksi. Kelelahan ini bisa berlangsung selama beberapa hari, tergantung pada tingkat keparahan foodborne illness yang Anda alami.
Pada kasus yang lebih parah, foodborne illness dapat menyebabkan komplikasi serius seperti dehidrasi, gangguan sistem saraf, bahkan gagal ginjal.
Pencegahan
Anda bisa Foodborne Illness sedari dini dengan menerapkan beberapa kebiasaan baik di rumah, seperti:
1. Memilih Bahan Makanan Berkualitas.
Langkah pertama dalam mencegah foodborne illness adalah memilih bahan makanan yang berkualitas. Pastikan Anda memilih bahan makanan yang segar, bersih, dan berasal dari sumber yang terpercaya. Perhatikan tanggal kadaluarsa dan kondisi kemasan sebelum membeli. Pilihlah produk yang dikemas dengan baik dan disimpan dengan benar.
2. Menyimpan Makanan dengan Benar.
Setelah memilih bahan makanan yang berkualitas, langkah selanjutnya adalah menyimpan makanan dengan benar. Suhu dan cara penyimpanan yang tepat sangat penting untuk mencegah pertumbuhan bakteri. Berikut beberapa tips mudah menyimpan makanan di rumah:
3. Memasak Makanan dengan Benar
Memasak makanan dengan tepat juga sangat penting untuk mencegah foodborne illness. Pastikan Anda memasak makanan hingga matang sempurna untuk membunuh bakteri berbahaya. Berikut beberapa tips memasak makanan hingga matang sempurna:
4. Menjaga Kebersihan
Kebersihan adalah kunci utama dalam mencegah foodborne illness. Pastikan Anda selalu menjaga kebersihan diri, peralatan masak, dan area dapur. Berikut beberapa tips menjaga kebersihan:
Semoga kita terhindar dari foodborne illness. (CB)